Cekakak belukar

spesies burung
Cekakak Belukar
Cekakak belukar (Halcyon smyrnensis)
di Muara Rupit, Musi Rawas Utara
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
H. smyrnensis
Nama binomial
Halcyon smyrnensis
Linnaeus, 1758
Sinonim
  • Alcedo smyrnensis L., 1758[2] (basionym)

Cekakak belukar[3]:226 atau cekakak dada-putih[4]:225 (Halcyon smyrnensis) adalah sejenis burung raja-udang dari suku Halcyonidae (dahulu, Alcedinidae). Burung yang menyebar luas di Asia ini dikenal dengan banyak nama dalam bahasa Inggris, di antaranya White-throated Kingfisher, White-breasted Kingfisher atau Smyrna Kingfisher.

Etimologi sunting

Nama penunjuk jenisnya, smyrnensis, berarti 'berasal dari Smyrna', merujuk pada sebuah kota kuno di Turki yang kini dikenal sebagai İzmir.[5]

Pemerian sunting

Burung cekakak yang berukuran agak besar, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 27 cm. Dominan berwarna cokelat dan biru, dengan dagu, tenggorokan dan dada berwarna putih. Kepala, leher dan perut hingga pantat cokelat merah. Sayap, mantel dan ekor biru terang berkilau. Penutup sayap bagian atas dan ujung sayap cokelat tua.[3]:226,[4]:225 Ketika terbang, sisi bawah sayap tampak biru dengan bulatan putih besar di tengahnya.[6]:197,[7]:143

Iris mata cokelat tua, paruh dan kaki merah.[3]:226,[4]:225 Dari segi penampilan dan perilaku, sepintas burung ini mirip kerabatnya, cekakak jawa (Halcyon cyanoventris) yang menyebar terbatas di Jawa dan Bali.[4]:225

Agihan dan kebiasaan sunting

 
Bertengger bersama perling kumbang, Aplonis panayensis

Cekakak belukar menyebar luas mulai dari Timur Tengah, India, Tiongkok, Asia Tenggara, Semenanjung Malaya, Filipina, Kep. Andaman, dan Sumatra. Burung migran kadang-kadang sampai ke Jawa Barat.[3]:226,[4]:225

Sering terlihat sendirian, cekakak belukar terutama menghuni lahan-lahan pertanian dan yang berpohon-pohon, baik dekat maupun jauh dari badan air.[6]:197 Kisaran habitat yang digunakan burung ini termasuk luas: lingkungan perkebunan kelapa sawit, pohon-pohon tepi jalan, persawahan, kebun, kolam dan bendungan, kanal air, sungai kecil, rawa nipah, tepi hutan mangrove, paparan lumpur, pantai berpohon-pohon atau dengan kebun kelapa, hutan bambu, hutan gugur daun, dan lain-lain.[7]:144 Di Sumatra terutama menghuni lahan-lahan terbuka, wilayah pertanian dekat sungai atau badan air lainnya, hingga ketinggian 900 m dpl.[3]:226 Di India, burung ini merupakan jenis cekakak yang paling dikenal umum, dan paling tidak tergantung dengan kehadiran air.[6]:197

Burung ini kerap terlihat bertengger di dahan kering, tonggak, kawat listrik dan lain-lain tenggeran terbuka.[6]:197 Bersuara ribut sambil terbang, cikikikikikikikikiii..., atau memanggil sedih dari tenggerannya: ciririririririiii..ew berulang-ulang, nada di ujung menurun.[6]:197,[7]:144

Mangsa sunting

 
Bercak putih di sayap tampak ketika terbang

Cekakak belukar dengan lincah memburu aneka mangsanya:[3]:226 pelbagai jenis serangga, yuyu, ikan, kodok, kadal, ular, anak burung, dan juga mencit.[6]:197,[7]:144 Komposisi mangsa burung ini bervariasi dari tempat ke tempat. Suatu penelitian yang dibuat di Tamil Nadu, India, mendapatkan bahwa artropoda menyusun porsi utama (83,40%) mangsa, dengan serangga-serangga dari bangsa Coleoptera (kumbang), Hymenoptera (kerabat lebah), dan Hemiptera (walangsangit) berturut-turut menyusun 22,3%, 20,8% dan 14,1% dari komposisi mangsa. Sementara vertebrata secara keseluruhan hanya menempati sekitar 10% mangsa.[8] Akan tetapi penelitian yang lain dengan topik serupa di Bangladesh mendapatkan hasil yang hampir berkebalikan, dengan artropoda menyusun 36,2% dan vertebrata menempati 63,8% komposisi mangsa; terutama ikan menyusun 61,1% porsi mangsa cekakak belukar.[9]

Beberapa jenis reptil yang tercatat sebagai mangsa cekakak belukar, di antaranya, sejenis cecak, Hemidactylus aquilonius;[10] ular rumah (Lycodon aulicus);[11] dan ular kisik Xenochrophis vittatus.[12]

Di Gujarat, burung ini pernah teramati menangkap dan memangsa burung cipoh kacat (Aegithina tiphia). Selain itu dilaporkan pula bahwa cekakak belukar pernah memangsa burung-burung lain, di antaranya sejenis bondol, Lonchura malabarica; burung kacamata biasa Zosterops palpebrosus; dan sejenis kipasan, Rhipidura aureola.[13]

Perkembang biakan sunting

Sarang cekakak belukar berupa liang atau terowongan dalam tanah yang dibuat pada tebing sungai yang hampir vertikal. Catatan dari Bangladesh menyebutkan bahwa panjang terowongan sarang ini berkisar antara 44 hingga 86 cm (median 59,25 cm, n = 10); sementara lebar melintang mulut terowongan bervariasi antara 6,5 hingga 14 cm (median 9.5 cm, n = 10). Di ujungnya, terdapat sebuah rongga yang berfungsi sebagai kamar telur, dengan rata-rata diameter horizontal dan vertikal, berturut-turut, 11–21 cm (median 17 cm, n = 10) dan 10–16 cm (median 12 cm, n = 10).[14] Liang sarang adakalanya juga dibuat di tebing-tebing tepi jalan, tepi kolam, tepi selokan, dan juga batang pohon.[7]:144

Cekakak belukar bertelur sejumlah 4-7 butir;[7]:144 telur berbentuk hampir bulat dan berwarna putih.[6]:197 Telur tercatat diletakkan pada bulan April (di Sumatra dan Thailand), Maret-April (Filipina), Maret-April dan Juli (Pakistan), Desember-April (Srilanka), April-Mei (Israel dan Irak, Desember-Mei (Malaysia), dan Juni di Mesir.[5][7]:144,

Ras dan agihan sunting

Ada 5 anak jenis (subspesies) yang diakui:[5]

Keluarga sunting

Cekakak belukar termasuk dalam keluarga Cekakak (Latin: Alcedinidae). Berikut adalah beberapa anggota keluarga lainnya:

Daftar ini dibuat secara otomatis dari data Wikidata dan diperbarui secara berkala oleh Listeriabot.

Spesies nama takson Gambar
cekakak-hutan tunggir-hijau Actenoides monachus
 
Cekakak-hutan dada-sisik Actenoides princeps
 
Raja-udang erasia Alcedo atthis
 
Raja-udang biru Alcedo coerulescens
 
Raja-udang meninting Alcedo meninting
 
Udang biru-langit Ceyx azureus
 
Udang-merah sulawesi Ceyx fallax
 
Raja-udang kecil Ceyx pusillus
 
Udang punggung-merah Ceyx rufidorsa
 
raja-udang pipi-ungu Cittura cyanotis
 
Cekakak pigmi madagaskar Corythornis madagascariensis
 
Cekakak madagaskar Corythornis vintsioides
 
kukabura perut-merah Dacelo gaudichaud
 
raja-udang paruh-sekop Dacelo rex
 
Cekakak merah Halcyon coromanda
 
Cekakak jawa Halcyon cyanoventris
 
Cekakak cina Halcyon pileata
 
Cekakak belukar Halcyon smyrnensis
 
Cekakak batu Lacedo pulchella
 
raja-udang paruh-kait Melidora macrorrhina
 
Pekaka emas Pelargopsis capensis
 
Pekaka bua-bua Pelargopsis melanorhyncha
 
Cekakak torotoro Syma torotoro
 
cekakak-pita biasa Tanysiptera galatea
 
cekakak-pita biak Tanysiptera riedelii
 
cekakak-pita dada-jingga Tanysiptera sylvia
 
Cekakak sungai Todiramphus chloris
 
cekakak talaud Todiramphus enigma
 
cekakak rimba Todiramphus macleayii
 
cekakak suci Todiramphus sanctus
 
cekakak pantai Todiramphus saurophagus
 
Akhir dari daftar yang dibuat secara otomatis.

Sumber bacaan sunting

  1. ^ BirdLife International (2017). Halcyon smyrnensis (amended version of 2016 assessment). The IUCN Red List of Threatened Species 2017: e.T22725846A119289544. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2017-3.RLTS.T22725846A119289544.en. Diakses pada 05 Maret 2019.
  2. ^ Linnaeus, C. & Lars Salvius (1758). Systema Naturae per regna tria naturae, secundum classes, ordines, genera, species, cum characteribus, differentiis, synonymis, locis. Editio decima, reformata. v. 1: 106. Holmiae : Impensis Direct. Laurentii Salvii, 1758-1759.
  3. ^ a b c d e f MacKinnon, J., K. Phillipps, dan B. van Balen. (2000). Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bogor:Puslitbang Biologi LIPI dan BirdLife IP. ISBN 979-579-013-7
  4. ^ a b c d e MacKinnon, J. (1993). Panduan lapangan pengenalan burung-burung di Jawa dan Bali. Jogyakarta:Gadjah Mada University Press. ISBN 979-420-150-2
  5. ^ a b c Woodall, P.F. & G.M. Kirwan (2019). White-breasted Kingfisher (Halcyon smyrnensis). In: del Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J., Christie, D.A. & de Juana, E. (eds.). Handbook of the Birds of the World Alive. Lynx Edicions, Barcelona. (dari laman https://www.hbw.com/node/55748 diakses pada 4 Maret 2019).
  6. ^ a b c d e f g Ali, S.. (1996). The Book of Indian Birds. Mumbai:Bombay Nat. Hist. Soc.
  7. ^ a b c d e f g Fry, C.H., K. Fry & A. Harris (1992). Helm identification guides: Kingfishers, Bee-eaters and Rollers, p.143. London:A & C Black. ISBN 978-1-4081-3525-9
  8. ^ Asokan, S., A.M.S. Ali & R. Manikannan (2009). "Diet of three insectivorous birds in Nagapattinam District, Tamil Nadu, India – a preliminary study". Journal of Threatened Taxa 1(6): 327-30.
  9. ^ Naher, H., & N.J. Sarker (2014). "Food and feeding habits of white-throated kingfisher (Halcyon smyrnensis) in Bangladesh". Bangladesh J. Zool. 42(2): 237-49, 2014
  10. ^ Purkayastha, J., & A. Purkayastha (2012). "A case of White-breasted kingfisher (Halcyon smyrnensis) preying on a gecko (Hemidactylus aquilonius)". Asian Journal of Conservation Biology, July 2012. Vol. 1(1): 45-6.
  11. ^ Soud, R., K. Mazumdar, & A. Gupta (2010). "Predation by White-throated Kingfisher Halcyon smyrnensis on Common wolf snake Lycodon aulicus (Linnaeus)". NeBIO Vol. 1(1): 53-4.
  12. ^ Parasharya, D., J. Teli & B.M. Parasharya (2016). "Striped Keelback in the diet of White-throated kingfisher". Zoos' Print 31(5): 19-20, May 2016.
  13. ^ Theba, I.N. (2010). "On the diet of the White-throated Kingfisher Halcyon smyrnensis". Indian Birds 5(6): 181.
  14. ^ Naher, H. & N.J. Sarker (2016). "Nest and nest characteristics of common kingfisher (Alcedo atthis) and white-throated kingfisher (Halcyon smyrnensis) in Bangladesh". Bangladesh J. Zool. 44(1): 99-109.

Bacaan lanjut sunting

Pranala luar sunting