Bukan Pasar Malam

Novel karya Pramoedya Ananta Toer

Bukan Pasar Malam merupakan sebuah novel karangan Pramoedya Ananta Toer yang diterbitkan pada tahun 1951 oleh Balai Pustaka, kemudian dinyatakan terlarang pada tahun 1965.[1] Pada tahun 1999, novel ini diterbitkan kembali oleh Bara Budaya.[1] Oleh sebagian pembaca, Bukan Pasar Malam, sering disimpulkan sebagai novel yang bernuansa religius, beraura mistik, dan mengandung pergulatan eksistensial diri manusia ketika berhadapan dengan maut di samping ironi seorang pejuang kemerdekaan yang kecewa dan tak mendapatkan tempat yang layak justru ketika kemerdekaan yang diperjuangkan dengan penuh pengorbanan itu sudah terwujud.[2]

Sampul Bukan Pasar Malam terbitan Lentera Dipantara

Sinopsis sunting

Perjalanan seorang anak revolusi yang pulang kampung karena ayahandanya jatuh sakit.[3] Dari seputaran perjalanan itu, terungkap beberapa potong puing gejolak hati yang tak pernah teranggap dalam gebyar-gebyar revolusi.[3]

Dikisahkan bagaimana keperwiraan seseorang dalam revolusi pada akhirnya melunak ketika dihadapkan pada kenyataan sehari-hari: ia menemukan ayahnya yang seorang guru yang penuh bakti tergolek sakit karena TBC, anggota keluarganya yang miskin, rumah tuanya yang sudah tidak kuat lagi menahan arus waktu, dan menghadapi istri yang cerewet.[3]

Berpotong-potong kisah itu diungkapkan dengan sisa-sisa kekuatan jiwa yang berenangan dalam jiwa seorang mantan tentara muda revolusi yang idealis.[3] Lewat tuturan yang sederhana dan fokus, tokoh "aku" dalam novel ini tidak hanya mengritik kekerdilan diri sendiri, tetapi juga menunjuk muka para jendral atau pembesar negeri pascakemerdekaan yang hanya asyik mengurus dan memperkaya diri sendiri.[3]

Pengaruh dalam sastra Indonesia sunting

Bukan Pasar Malam merupakan sebuah novel yang mampu memberikan pengaruh dalam Orde Baru sehingga dibredel pada tahun 1965.[4] Novel ini dianggap memberikan pengaruh yang signifikan terhadap dunia perpolitikan Indonesia karena Pramoedya menumpahkan protesnya secara tidak langsung kepada pemerintah melalui tulisan dalam novel ini.[5] H. B. Jassin, seorang sastrawan Indonesia mengungkapkan bahwa novel ini telah menampakkan gugatan sosial di zamannya.[1] Bukan Pasar Malam merupakan salah satu novel Pramoedya yang diterbitkan ke dalam banyak bahasa, antara lain Inggris, Belanda, Jerman, dan Prancis.[3]

Sejarah pencetakan sunting

Daftar Cetakan sunting

  • Cetakan Pertama: Desember 1999
  • Cetakan Kedua: Juni 2000
  • Cetakan Ketiga: Juli 2000
  • Cetakan Keempat: Agustus 2001
  • Cetakan Kelima: Juni 2002

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g h i j k S., Yudiono (2007). Pengantar Sejarah Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo. 
  2. ^ Susmanta, A. J. (2007). Bukan Hanya Dokter. Batam: Batam Pos. 
  3. ^ a b c d e f g Toer, Pramoedya Ananta (2004). Bukan Pasar Malam. Jakarta: Lentera Dipantara. 
  4. ^ John MacDougall. "MIM-Pro-kontra Magsaysay". Diakses tanggal 3 Mei 2014. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ Yulianti, Anna (26 Mei 2013). "Kegelisahan Manusia Revolusi". Berdikari. Diakses tanggal 6 July 2005. [pranala nonaktif permanen]