Ion bromida adalah bentuk muatan negatif (Br) dari unsur bromin, anggota golongan halogen pada tabel periodik. Kebanyakan bromida tidak berwarna. Bromida memiliki banyak peran praktis - antikonvulsan, etsa plasma, pelarut pereaksi Grignard, pembentukan kristal, dan sebagainya.[3] Meskipun jarang, toksisitas kronis dari bromida dapat menyebabkan bromisme, sebuah sindrom dengan beberapa gejala neurologis. Toksisitas bromida juga dapat menyebabkan jenis erupsi kulit. Lihat kalium bromida. Ion bromida memiliki jari-jari ion sebesar 196 pm.[4]

Bromida
Nama
Nama IUPAC (sistematis)
Bromida[1]
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
Referensi Beilstein 3587179
ChEBI
ChEMBL
ChemSpider
Nomor EC
Referensi Gmelin 14908
KEGG
Nomor RTECS {{{value}}}
UNII
  • InChI=1S/BrH/h1H/p-1 YaY
    Key: CPELXLSAUQHCOX-UHFFFAOYSA-M YaY
  • [Br-]
Sifat
Br
Massa molar 79.904 g·mol−1
Asam konjugat Hidrogen bromida
Termokimia
Entropi molar standar (So) 82 J·mol−1·K−1[2]
Entalpi pembentukan standarfHo) −121 kJ·mol−1[2]
Farmakologi
Kode ATC N05CM11
Pharmacokinetics:
12 hari
Senyawa terkait
Anion lain
Fluorida

Klorida
Iodida

Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
N verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Keberadaan di alam sunting

Bromida hadir dalam tipikal air laut (35 PSU) dengan konsentrasi sekitar 65 mg/L, yaitu sekitar 0,2% dari semua garam yang terlarut. Makanan laut dan tumbuhan laut dalam umumnya memiliki kadar yang lebih tinggi daripada makanan yang berasal dari darat. Bromargirit—kristal perak bromida alami—adalah mineral bromida yang paling umum diketahui tetapi masih sangat jarang. Selain perak, bromin juga dalam mineral yang dikombinasikan dengan merkuri dan tembaga.[5]

Aplikasi sunting

Nilai komersial utama bromida berdasarkan nilai dan kuantitasnya adalah penggunaannya dalam memproduksi senyawa organobromin, yang dengan sendirinya agak terspesialisasi. Senyawa organobromin terutama digunakan sebagai penghambat api, dan bahkan aplikasi ini kontroversial. Banyak logam bromida diproduksi secara komersial, termasuk: LiBr, NaBr, NH4Br, CuBr, ZnBr2 dan AlBr3. Beberapa aplikasi bromida adalah untuk fotografi berbasis perak, yang nilainya memudar, dan cairan pengeboran, yang membutuhkan senyawa generik dan padat sehingga nilainya kecil.[6]

Biokimia sunting

Bromida jarang disebutkan dalam konteks biokimia. Beberapa enzim menggunakan bromida sebagai substrat atau sebagai kofaktor.

Substrat sunting

Enzim bromoperoksidase menggunakan bromida (biasanya dalam air laut) untuk menghasilkan agen brominasi elektrofilik. Ratusan senyawa organobromin dihasilkan oleh proses ini. Contoh penting adalah bromoform, ribuan ton di antaranya diproduksi setiap tahun dengan cara ini. Pewarna historis ungu Tirus diproduksi oleh reaksi enzimatik yang serupa.[7]

Kofaktor sunting

Dalam satu laporan khusus, bromide merupakan kofaktor penting dalam katalisis peroksidasi ikatan silang sulfonimin dalam kolagen IV. modifikasi pasca-translasi ini terjadi pada semua hewan dan bromin merupakan elemen jejak penting bagi manusia.[8]

Eosinofil membutuhkan bromida untuk melawan parasit multiseluler. Hipobromit diproduksi melalui eosinofil peroksidase, enzim yang dapat menggunakan klorida tetapi lebih disukai menggunakan bromida.[9]

Konsentrasi rata-rata bromida dalam darah manusia di Queensland, Australia, adalah 5,3±1,4 mg/dL dan bervariasi menurut usia dan jenis kelamin.[10] Tingkat yang jauh lebih tinggi dapat menunjukkan paparan bahan kimia terbrominasi. Ion ini juga ditemukan dalam makanan laut.

Referensi sunting

  1. ^ "Bromide – PubChem Public Chemical Database". The PubChem Project. USA: National Center for Biotechnology Information. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 November 2012. 
  2. ^ a b Zumdahl, Steven S. (2009). Chemical Principles (edisi ke-6). Houghton Mifflin. ISBN 978-0-618-94690-7. 
  3. ^ Rattley, Matt (2012). "Ambiguous bromine". Nature Chemistry. 4 (6): 512. Bibcode:2012NatCh...4..512R. doi:10.1038/nchem.1361. PMID 22614389. 
  4. ^ "Revised effective ionic radii and systematic studies of interatomic distances in halides and chalcogenides". Acta Crystallographica A. 32: 751–767. 1976. doi:10.1107/s0567739476001551. 
  5. ^ "Mindat.org - Mines, Minerals and More". www.mindat.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Maret 2001. Diakses tanggal 29 April 2018. 
  6. ^ Dagani, Michael J.; Barda, Henry J.; Benya, Theodore J.; Sanders, David C. (2005), "Bromine Compounds", Ullmann's Encyclopedia of Industrial Chemistry, Weinheim: Wiley-VCH, doi:10.1002/14356007.a04_405 
  7. ^ Gribble, Gordon W. (1999). "The diversity of naturally occurring organobromine compounds". Chemical Society Reviews. 28: 335–346. doi:10.1039/a900201d. 
  8. ^ McCall, A. Scott; Cummings, Christopher F.; Bhave, Gautam; Vanacore, Roberto; Page-McCaw, Andrea; Hudson, Billy G. (2014). "Bromine Is an Essential Trace Element for Assembly of Collagen IV Scaffolds in Tissue Development and Architecture". Cell (dalam bahasa Inggris). 157 (6): 1380–1392. doi:10.1016/j.cell.2014.05.009. PMC 4144415 . PMID 24906154. 
  9. ^ Mayeno, Arthur N.; Curran, A. Jane; Roberts, Robert L.; Foote, Christopher S. (1989-04-05). "Eosinophils Preferentially Use Bromide to Generate Halogenating Agents". Journal of Biological Chemistry. 264 (10): 5660–5668. doi:10.1016/s0021-9258(18)83599-2 . ISSN 0021-9258. PMID 2538427. 
  10. ^ Olszowy, HA; Rossiter, J; Hegarty, J; Geoghegan, P (1998). "Background levels of bromide in human blood". Journal of Analytical Toxicology. 22 (3): 225–30. doi:10.1093/jat/22.3.225 . PMID 9602940.