Bharatakhanda

India Kuno menurut susastra Hindu

Bharatakhanda (Dewanagari: भरतखंद; ,IASTBharatakhaṅda, भरतखंद) atau Bharataksetra[1] (Dewanagari: भरतक्षेत्र; ,IASTBharatakṣetra, भरतक्षेत्र) adalah istilah yang digunakan dalam susastra Hindu, meliputi Weda, Mahabharata, Ramayana, dan Purana, untuk merujuk kepada area geografis yang pada masa kini merupakan bagian dari negara Afghanistan, Bangladesh, India, Pakistan, Nepal, Bhutan, Sri Lanka, dan Myanmar; secara singkat, sebagian besar daerah yang kini termasuk Asia Selatan. Konteks sejarah dalam penggunaan istilah tersebut adalah periode Weda (1700–600 SM), Mahajanapada (600 SM) dan daerah-daerah pasca Kemaharajaan Maurya (322 SM), sebagai permulaan bagi zaman keemasan sastra Sanskerta klasik. Banyak hal mengenai situasi politik dan keadaan geografi Bharatakhanda yang dapat disimak dalam kitab Mahabharata. Kitab Ramayana juga dapat memberikan sedikit informasi. Sebelum adanya kitab Mahabharata, Regweda menguraikan situasi politik dan keadaan alam pada masa India kuno. Setelah zaman Mahabharata berakhir, menyusul munculnya zaman Purana, yaitu masa pemulisan kitab-kitab mitologi, yang juga memaparkan situasi politik dan geografi di sekitar India pada masa itu.

Peta persebaran kerajaan-kerajaan kuno di area geografis yang disebut Bharatakhanda.
Sejarah Asia Selatan

Sejarah India
Zaman Batu 70.000–3300 SM
· Kebudayaan Mehrgarh 7000–3300 SM
Peradaban lembah sungai Indus 3300–1700 SM
Kebudayaan Mohenjo-daro 2600 SM
Kebudayaan Harappa 1700–1300 SM
Zaman Weda 1500–500 SM
· Zaman besi 1200–500 SM
· Kerajaan dalam Weda 1200–700 SM
Maha Janapadas 700–300 SM
Kerajaan Magadha 1700 SM–550 M
· Dinasti Nanda 400–323 SM
· Dinasti Maurya 321–184 SM
Kerajaan tengah 230 SM–1279 M
· Kerajaan Satawahana 230 SM–199 M
· Kekaisaran Kushan 30–375
· Kemaharajaan Gupta 240–550
· Dinasti Pala 750–1174
. Kekaisaran Pratihara 750an–1036
· Kerajaan Chola 848–1279
Kesultanan Islam 1206–1596
· Kesultanan Delhi 1206–1526
· Dekhan 1490–1596
Kerajaan Hoysala 1040–1346
Kerajaan Kakatiya 1083–1323
Kemaharajaan Wijayanagara 1336–1646
Kesultanan Mughal 1526–1857
Kekaisaran Maratha 1674–1818
Masa kolonial 1757–1947
Zaman modern tahun 1947 ke atas
Sejarah India Selatan
Afganistan · Bangladesh · Bhutan · India
Maladewa · Nepal · Pakistan · Sri Lanka
Sejarah daerah
Assam · Bengal · Wilayah Pakistan
Punjab · Sindh · India Selatan · Tibet
Sejarah istimewa
Dinasti di India · Ekonomi · Indologi · Bahasa · Sastra
Maritim · Militer · Iptek

Definisi sunting

Dalam susastra Hindu, Bharatakhanda atau Bharataksetra adalah sebutan untuk dunia berpenghuni; benua dan daratan sejauh yang diketahui oleh para pujangga Sanskerta.[2][3][4][5] Istilah yang mirip dengan pengertian tersebut adalah Bharatawarsha. Biasanya, Bharatakhanda dipakai untuk menyebut daratan India (Asia Selatan, terutama pusat kebudayaan berbasis Weda) pada zaman dahulu, sementara Bharatawarsha adalah istilah dengan jangkauan yang lebih luas, yang digunakan untuk menyebut India Raya (termasuk kawasan yang mendapat pengaruh Asia Selatan, yaitu sebagian Asia Barat dan Asia Tenggara).[6]

Menurut Mahabharata, Bharatawarsha dikelilingi oleh tujuh gunung yang terkenal, yaitu: Mahendra, Malaya, Sahya, Suktimat, Windhya, Rikshawat, dan Paripatra. Selain daripada itu terdapat ribuan gunung yang belum teridentifikasi. Di Bharatawarsha terdapat berbagai macam ras dan tempat-tempat yang eksotik. Meskipun ras yang tinggal di Bharatawarsha sebagian besar merupakan manusia, beberapa di antaranya memiliki kemampuan luar biasa seperti makhluk supernatural, dan memang tergolong makhluk non-manusia. Makhluk tersebut di antaranya: asura (meliputi klan Detya, Danawa, dan Kalakeya), pisaca, gandarwa, kimpurusa, kinara, wanara, raksasa, buta dan yaksa. Sebagian besar tinggal di wilayah Himalaya dan mendirikan kerajaan di sana. Sungai-sungai besar mengalir di Bharatawarsha, seperti: Gangga, Sindhu, Saraswati, Yamuna, Godawari, dan Narmada.

Kerajaan di Bharatakhanda sunting

Susastra Hindu seperti Purana dan Itihasa (Ramayana dan Mahabharata) menyebutkan berbagai nama kerajaan beserta ciri-ciri geografisnya, dengan ruang lingkupnya adalah Bharatakhanda atau Bharatawarsha. Kapan berdirinya kerajaan-kerajaan tersebut tidak diketahui dengan jelas dan tepat, kadang kala disebut “era mitologi”. Zaman keemasan India kuno menurut data klasik terentang selama millenium pertama. Pada zaman prasejarah India, ilmu politik dipercaya muncul bersamaan dengan ditulisnya Weda yang pertama, yaitu Regweda (sekitar tahun 1500 SM). Kerajaan dalam Ramayana muncul sekitar tahun 500 SM dan dalam Mahabharata sekitar tahun 400 SM. Keberadaan kerajaan-kerajaan tersebut berakhir ketika munculnya Kerajaan Maurya tahun 321 SM.

Perbatasan kerajaan sunting

Perbatasan antar kerajaan jarang berupa pagar atau tembok dengan pos penjagaan. Yang sering dipakai perbatasan adalah wilayah alami seperti: sungai, hutan, gunung, dan lembah. Sungai sering dijadikan perbatasan bagi dua kerajaan yang berdekatan. Kadang-kadang, terdapat hutan belantara yang labih luas daripada kerajaan itu sendiri dan dijadikan suatu daerah perbatasan. Pegunungan seperti Himalaya, Windhya dan Sahya juga dijadikan perbatasan alami.

Kota dan desa sunting

Beberapa kerajaan mendirikan pusat pemerintahan di suatu kota tertentu yang pada akhirnya menjadi suatu ibu kota atau sebagai kerajaan kecilnya. Sebagai contoh, kerajaan para Pandawa adalah Indraprastha dan kerajaan para Korawa adalah Hastinapura. Ahichatra adalah ibu kota Panchala Utara sementara Kampilya adalah ibu kota Panchala Selatan. Kerajaan Kosala memiliki ibu kota Ayodhya.

Pada suatu wilayah di kota utama atau ibu kota didirikanlah suatu istana sebagai pusat pemerintahan, sementara desa-desa terhampar di sekelilingnya. Pajak dikumpulkan oleh pemungut pajak yang merupakan orang tepercaya untuk mengatur administrasi keuangan di desa tertentu. Kontribusi Raja kepada rakyatnya yang sudah membayar pajak adalah melindungi mereka dari ancaman serbuan kerajaan lain atau serangan bangsa perampok. Raja pula yang memberi keadilan dan hukuman bagi orang yang melanggar aturan.

Hubungan antar-kerajaan sunting

Tidak ada pos perbatasan antar kerajaan dan perdebatan mengenai batas wilayah jarang terjadi. Seorang Raja biasanya membuat angkatan perang (biasanya disebut Digvijaya yang berarti pemenang dari segala pemimpin) dan menaklukkan kerajaan lain dalam suatu pertempuran, berlangsung dengan cepat atau bisa juga selama berhari-hari. Raja yang kalah harus mengakui keunggulan dari Raja yang menang. Raja yang kalah kadang-kadang menyerahkan upeti kepada Raja yang menang. Upeti dikumpulkan hanya sekali, tidak secara berkala. Biasanya, Raja yang kalah bebas mengatur kerajaannya sendiri, tanpa mengadakan hubungan pemerintahan dengan Raja yang menang. Tidak ada kerajaan yang bergabung dengan kerajaan lain untuk lebur menjadi satu. Beberapa Raja biasanya membuat suatu upacara kenegaraan (contohnya Rajasuya atau Aswamedha). Raja yang kalah diundang oleh Raja yang menang dan harus mau datang sebagai teman atau sekutu.

Kerajaan baru sunting

Kerajaan baru terbentuk apabila ada Maharaja dari suatu Wangsa atau Dinasti memiliki keturunan yang banyak. Keturunan Wangsa Kuru dan Ikshwaku telah berhasil mendirikan berbagai kerajaan di wilayah India utara. Sementara itu, keturunan Wangsa Yadawa mendirikan banyak kerajaan di wilayah India tengah.

Perbedaan kebudayaan sunting

Kerajaan di India bagian barat didominasi oleh suku bangsa yang kebudayaannya berbeda dengan kebudayaan Weda, tidak seperti kerajaan India lainnya. Kerajaan tersebut mendapat pengaruh kebudayaan timur tangah. Begitu pula kerajaan di bagian Selatan, kebudyaan berbeda dengan kerajaan para Kuru dan Panchala, namun perbedaannya tidak terlalu mencolok. Kemungkinan perbedaan tersebut terjadi karena pengaruh budaya Dravida. Suku bangsa yang berbeda-beda diklasifikasi oleh Weda dengan istilah Mlechha. Kerajaan di India Utara, di bawah pegunungan Himalaya, jarang muncul dalam sastra India kuno. China muncul sebagai kerajaan dan dikenal dengan nama “Chin”, dikelompokkan sebagai kerajaan “Mlechcha” (suku bangsa yang budayanya lain dengan budaya India pada masa itu). Dalam sastra India kuno, disebutkan bahwa kerajaan di India Utara dipenuhi oleh berbagai kerajaan dengan suku bangsa yang penuh misteri. Kerajaan yang terkemuka di antara mereka adalah Kuru Utara atau Uttara Kuru. Beberapa sastra menyebutkan bahwa wilayah tersebut merupakan daerah para Dewa. Kadang-kadang kerajaan tersebut muncul selayaknya seperti kerajaan lain, kadang-kadang disebut negeri tanpa Raja, kadang-kadang sebagai Republik. Kata “Kuru” yang sama, membuatnya dihubungkan dengan “Dinasti Kuru” di India (Korawa dan Pandawa). Beberapa sejarawan menganggap mereka merupakan leluhur bangsa Kuru di seluruh India, dan pada mulanya berada di India Utara (diidentifikasikan sebagai Kirgistan dan Tajikistan) kemudian menyebar di daratan India, mendirikan kerajaannya di wilayah negara bagian Haryana dan Uttar Pradesh di India.

Klasifikasi kerajaan sunting

Kerajaan utama Wangsa Paurawa sunting

Wangsa Paurawa merupakan keturunan para Raja yang tergabung dalam Dinasti Bulan atau Wangsa Chandra. Leluhur dinasti ini adalah Puru, putra Yayati, buyut dari Pururawa Aila, raja pertama Dinasti Bulan/Dinasti Chandra.

Kerajaan Kuru Kerajaan Indraprastha Kerajaan Panchala Kerajaan Watsa

Kerajaan utama Wangsa Ikswaku sunting

Wangsa Ikshwaku atau Wangsa Surya (Dinasti Surya) merupakan keturunan Raja Ikswaku, putra Manu.

Kerajaan Kosala Kerajaan Kasi Kerajaan Wideha Kerajaan Dakshina Kosala Kerajaan Malla

Kerajaan Wangsa Yadawa sunting

Kerajaan Wangsa Yadawa atau Dinasti Yadu diperintah oleh keturunan Yadu, kakak dari Puru.

Kerajaan Surasena Kerajaan Dwaraka Kerajaan Anarta Kerajaan Saurashtra Kerajaan Heheya
Kerajaan Nishadha Kerajaan Gurjara Kerajaan Karusha Kerajaan Chedi Kerajaan Dasarna
Kerajaan Kunti Kerajaan Awanti Kerajaan Malawa

Kerajaan Matsya sunting

Kerajaan Matsya

Kerajaan di wilayah barat sunting

Kerajaan Trigarta Kerajaan Salwa Kerajaan Madra Kerajaan Sindhu Kerajaan Sauwira
Kerajaan Siwi Kerajaan Kekeya Kerajaan Gandhara Kerajaan Youdheya Kerajaan Pahlawa

Kerajaan di wilayah barat laut sunting

Kerajaan Bahlika Kerajaan Parama Kamboja Kerajaan Uttara Madra Kerajaan Uttara Kuru
Kerajaan Yawana Kerajaan Khasa Kerajaan Saka

Kerajaan di wilayah utara sunting

Kerajaan Kasmira Kerajaan Kamboja Kerajaan Darada Kerajaan Parada Kerajaan Parasika
Kerajaan Tushara Kerajaan Huna Kerajaan Hara Huna Kerajaan Rishika Kerajaan China
Kerajaan Parama China

Kerajaan di wilayah timur sunting

Kerajaan Magadha Kerajaan Kikata Kerajaan Anga Kerajaan Pragjyotisha Kerajaan Sonita
Kerajaan Lauhitya Kerajaan Pundra Kerajaan Suhma Kerajaan Wanga Kerajaan Odra
Kerajaan Utkala

Kerajaan di jajaran Windhya Selatan sunting

Kerajaan Widarbha Kerajaan Anupa Kerajaan Surparaka Kerajaan Nasikya
Kerajaan Konkana Kerajaan Asmaka Kerajaan Danda Kerajaan Kalinga

Kerajaan di ujung selatan sunting

Kerajaan Telinga Kerajaan Andhra Kerajaan Kiskindha Kerajaan Gomanta Kerajaan Karnata
Kerajaan Dravida Kerajaan Kanchi Kerajaan Chola Kerajaan Pandya Kerajaan Mahisha
Kerajaan Tulu Kerajaan Mushika Kerajaan Satyaputra Kerajaan Kerala Kerajaan Sinhala
Kerajaan Alengka

Kerajaan di lembah Sungai Saraswati sunting

Kerajaan Saraswata Kerajaan Abhira Kerajaan Sudra Kerajaan Nishada

Kerajaan di wilayah Himalaya sunting

Kerajaan di wilayah pegunungan Himalaya dalam daftar di bawah ini merupakan kerajaan yang terpencil dan sulit dijangkau oleh orang yang tinggal di kerajaan lembah sungai-sungai suci. Menurut sastra Hindu, penghuni di sana jarang berinteraksi dengan dunia luar. Berbagai suku bangsa yang eksotis dan makhluk legendaris tinggal di sana.

Kerajaan Kimpurusha Kerajaan Pisacha Kerajaan Naga Kerajaan Kinnara Kerajaan Yaksha
Kerajaan Gandharwa Kerajaan Kirata Kerajaan Himalaya Kerajaan Parwata Kerajaan Nepa

Kerajaan lain sunting

Kerajaan Jaffna

Lihat pula sunting

Referensi sunting

Pranala luar sunting