Srengseng

sejenis pandan hutan berukuran kecil
(Dialihkan dari Benstonea kurzii)
Srengseng
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
B. kurzii
Nama binomial
Benstonea kurzii
Sinonim
  • Pandanus caricosus Kurz[2] (nom. illeg.)
  • Pandanus kurzii Merr.[3] (basionym)

Sumber: Callmander & Buerki, 2012.

Srengseng, sĕrèngsèng, atau seringsing (Benstonea kurzii) adalah tumbuhan sejenis pandan yang menyebar terbatas di Jawa. Kebanyakan tumbuh di wilayah pegunungan, ia juga dikenal dalam nama-nama lokal seperti harashas, h. lembut, h. leutik, pandan pari, p. sarèngsèng, solènat (Sd.), dan pandan sili (Jw).[4]

Pengenalan sunting

Srengseng merupakan tumbuhan semak setinggi 0,7-1,2 m, tidak berbatang atau dengan batang pendek, yang sebagian besar atau seluruhnya rebah di tanah atau pada batang tumbuhan lain; garis tengah batang lk. 1,7-1,9 cm di ujungnya; batang berwarna kecokelatan, tanpa duri dan tanpa akar tunjang.[4][5]

Daun-daun memanjang sempit, (48-)92—154,5(-360,5) cm × (1,8-)2,5—4,0(-5,5) cm, seperti kertas (chartaceous), dengan dua tekukan atau lipatan sepanjang helaiannya (penampang melintang bentuk huruf M), dan ibu tulang daun yang menonjol di sisi bawah; duri-duri di tepi daun dan di sisi bawah sepanjang ibu tulang daun berukuran 0,5-3 mm dan berjarak 2–5 mm satu dengan lainnya. Buah majemuk (syncarp) hampir bulat hingga bulat telur melebar, (4-)5,5—8(-9,3) cm × (2,8-)3,5—4,3(-5,5) cm, tersusun dari (106-)168—308(-544) keping drupa (buah batu); buah majemuk kecokelatan, tunggal, tegak di ujung batang.[5]

Ekologi dan agihan sunting

Habitat srengseng terbentang luas pada ketinggian antara 20 hingga 1.100 m dpl. Tumbuhan ini ditemukan hidup liar di hutan hujan tropika, mulai dari hutan dataran rendah hingga hutan pegunungan bawah; akan tetapi koleksi terbanyak diperoleh dari hutan wilayah perbukitan.[5]

Srengseng menyebar terbatas (endemik) di Pulau Jawa,[1]:335 dan didapati mulai dari Jawa Barat hingga ke Jawa Timur.[5] Berbunga dan berbuah antara bulan Januari hingga Desember.[5]

Manfaat sunting

Daun-daun srengseng secara tradisional dianyam untuk membuat semacam tikar (kajang), tudung penutup kepala, atau pembungkus gula merah.[4][6]

Referensi sunting

  1. ^ a b Callmander, M.W., P.P. Lowry II, F. Forest, D.S. Devey, H. Beentje & S. Buerki. 2012. "Benstonea Callm. & Buerki (Pandanaceae): characterization, circumscription, and distribution of a new genus of screw-pines, with a synopsis of accepted species". Candollea 67(2): 323-345.
  2. ^ Kurz, S. 1867. "Revision of Indian screwpines and their allies". Journal of botany, British and foreign. vol. V: 100. London :Robert Hardwicke [1863-1942]
  3. ^ Merr. 1917. "An interpretation of Rumphius's Herbarium amboinense". Philippines Bureau of Science Publication Series. no. 9: 107. Manila :Bureau of printing (1917).
  4. ^ a b c Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I: 119. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta. (sebagai Pandanus caricosus Kurz. Versi berbahasa Belanda -1922- I: 63)
  5. ^ a b c d e Rahayu, S.E. 2011. Biosystematics of Pandanaceae in Java. Unpublished dissertation. Bogor: The Graduate School of Bogor Agric. University.
  6. ^ Hasskarl, J.K. 1845. Aanteekeningen over het nut, door de bewoners van Java aan eenige planten van dat eiland toegeschreven. p. 49 (no. 351) Amsterdam:J. Müller, 1845.

Pranala luar sunting