Batalyon Artileri Pertahanan Udara 10

Batalyon Artileri Pertahanan Udara 10/Agni Buana Cakti (Yon Arhanud 10/Gagak Hitam) merupakan Satuan Bantuan Tempur di bawah komando Resimen Arhanud-1/Falatehan, Kodam Jaya. Batalyon ini juga lebih dikenal dengan Yon Arhanud 10/Gagak Hitam karena lambang satuannya adalah burung Gagak. Yon Arhanud 10 berkedudukan di Bintaro, Jakarta Selatan yang terdiri dari Markas Batalyon, Baterai Markas, Baterai A, B, C, D dan Tim Pemeliharaan .

Batalyon Artileri Pertahanan Udara 10/
Agni Bhuana Cakti
Lambang Yon Arhanud 10
Dibentuk4 Desember 1962
NegaraIndonesia
CabangArhanud
Tipe unitSedang
Bagian dariResimen Arhanud-1/Falatehan
MarkasBintaro, Jakarta Selatan
JulukanYonarhanud 10/ABC
MotoAgni Bhuana Cakti
BaretCoklat
MaskotGagak Hitam
Ulang tahun4 Desember

Batalyon ini berdasarkan Skep Menpangad No: Kep / 1145 / 12 / 1978, mendapatkan nama kesatuan Agni Buana Cakti di mana Agni berarti Api, Bhuana berarti Jagat dan Angkasa, sedangkan Cakti berarti Ampuh. Jadi nama tersebut mengartikan bahwa Yonarhanud 10 adalah suatu kekuatan yang abadi bagaikan api ampuh yang sanggup menghancurkan/membinasakan musuh terutama yang datang dari Udara.

Batalyon ini berdiri pada tahun 4 Desember 1962, yang dilambangkan dengan surya sengkala Asta Rinengga Kusuma Yudha, yang dalam ilmu Surya sengkala Jawa bermakna bilangan 1962, dan memiliki arti "Suatu kekuatan yang dapat menjadi keharusan di dalam perang”. Surya sangkala tersebut dituliskan melingkar pada leher dari kepala tiang tunggul/bendera ini.

Sejarah sunting

Kesatuan ini merupakan salah satu Batalyon yang dibentuk dalam rangka Proyek Pertahanan Udara Angkatan Darat (HANUDAD) berdiri pada pereode yang bersamaan dengan 4 Batalyon lainnya yaitu Arhanudse 6,7,8 dan 9. Anggota awal Ybanyak yang bersumber dari personel yang dididik dari Dodik Kalimantan, Malino/Ujung Pandang, Pandegelang dan sebagainya.

Sebelum Batalyon ini dibentuk secara resmi personelnya sebagian besar berasal dari CADUAD (Cadangan Umum Angkatan Darat) yang ditampung dan dididik PUSLATSAT Yosowilangun /Lumajang.Batalyon ini terkenal dengan sebutan Yon Biru serta sebagai pejabat waktu itu adalah Kapten Art Yulius kemudian diganti oleh Kapten Art Basyarudin yang selanjutnya dikenal sebagai Dayonarsuse 10 yang pertama. Latihan tersebut ditutup dengan Upacara Militer pada tanggal 4 Desember 1962 dan seba¬gai Irup Letjen A. Yani. serta untuk selanjutnya tanggal 4 Desember ditetapkan sebagai hari jadi Yonarhanudse 10 dan sebagai Hari Artileri.

Pada tanggal 14 Februari 1963 Yonarhanudse 10 dipindahkan kedudukannya dari Puslatsat Yosowilangun/Lumajang ke Tanjung Priok Jakarta Utara, hingga akhirnya pada 1980 Yonarhanudse 10 dipindahkan dari Lagoa Kanal Tanjung Priok ke Bintaro.

Perubahan Nama Batalyon sunting

Pada tahun 2018 Semua nama Batalyon Arhanudri (Artileri Pertahanan Udara Ringan), Arhanudse (Artileri Pertahanan Udara Sedang) dan Arhanudbe (Artileri Pertahanan Udara Berat) semua berubah nama menjadi Arhanud (Artileri Pertahanan Udara), perubahan nama tersebut tidak lepas dari penataan organisasi TNI AD guna menjawab tuntutan dan kebutuhan organisasi, agar lebih efektif dan efisien.

Arti Lambang sunting

  • Dasar dari beludru berwarna hijau menunjukkan medan di mana Angkatan Darat melaksanakan pengabdiannya kepada negara.
  • Jumbai ditepi Tunggul berwarna kuning emas, melambangkan keluhuran budi dan cita-cita.
  • Lilitan tali melingkar berwarna kuning emas berjumlah 62 berarti Pertahanan melingkar dari kesatuan Pertahanan Udara yang sangat kuat, 62 diartikan kelahiran Yonarhanudse 10 pada tahun 1962.
  • Bintang bersudut lima Kuning Emas diartikan setiap prajurit yang bernaung di bawah Tunggul “AGNI BHUANA CAKTI” adalah Pancasilais sejati.
  • Warna dasar dalam lingkaran Biru langit. Menggambarkan warna alam di mana Kesatuan Pertahanan Udara melaksanakan tugas pokoknya yaitu pengawal Angkasa, sedangkan Biru diartikan Taat dan setia.
  • Gelombang air berwarna Hitam dan terdiri dan Tiga baris diartikan kecuali tugas pokok Yonarhanudse 10 mengenal juga tugas tambahan didarat dan di Laut. Disini juga diartikan bahwa setiap Prajurit Yonarhanude 10 adalah pengawal Doktrin “TRI UBAYA CAKTI” hlitam diartikan Tahan Uji dan Abadi.
  • Busur dan Anak Panah melambangkan kesenjataart Pertahanan Udara, suatu alat yang digunakan untuk menghancurkan lawan terutama yang datang dari udara. Busur terdiri dari ruas bulu anak panah 7 helai, dinamakan setiap Prajurit Yonarhanudse 10 memegang teguh Sumpah Prajurit din berpedoman kepada Sapta Marga dalam melaksanakan tugasnya. Merah diartikan Tanggung jawab dan membela kebenaran.
  • Burung Gagak berwarna Hitam dengan posisi: Kepala mengarah keatas: diartikan Yanarhanudse 10 setiap saat menjaga udara dengan waspada. Menyengkram Busur dan anak Panah: diartikan setiap saat bila timbul, terutama lawan dari udara akan segera cepat disapu habis. Gambar nyala api didadanya melambangkan semangat yang menyala-nyala di dalam melaksanakan tugasnya dan bersifat dinamis, 4 lidah api besar dan 12 lidah api kecil diartikan tanggal dan bulan kelahiran Yonarhanudse 10 yaitu 4 Desember. Bulu sayap dan ekor berjumlah 10 lembar: menunjukkan Kesatuan Yonarhanudse 10.
  • Burung Gagak mempunyai sifat yang menonjol Yaitu: Cerdik, Girang dan waspada dimaksud. Prajurit Yonarhanudse 10 memiliki sifat-sifat: Tegas waspada dan bijaksana, tidak mengenal kompromi di dalam penumpasan musuh Revolusi.
  • Pita kuning bertuliskan Motto (berwarna hitam) Agni Bhuana Cakti

Tugas & Operasi sunting

  • Operasi Lintas bebas didaerah Kodam IX dan XII.
  • Tugas Pengamanan Ganefo I.
  • Operasi Penumpasan G 30 S/PKI.
  • Operasi Jaya Wibawa II.
  • Kontingen Garuda V, VII, VIII.
  • Operasi Timor Timur.
  • Operasi Pam Pemilu.
  • Batalyon Dinas Garnisun.
  • Tugas Den PHH.
  • Tugas Patmor.
  • Pengamanan KTT
  • Operasi di Aceh dalam satuan tugas Intelijen.

Komandan Yang Pernah Menjabat sunting

  1. Kapten Art Basyarudin (1962 - 1965)
  2. Mayor Art R. Budiman(1965 -1968)
  3. Mayor Art Soebakdo (1968 - 1970)
  4. Letkol Art Fakroes (1970 -1974)
  5. Kapten Art Harsono (1974 -1 976)
  6. Letkol Art Soebandi (1976 - 1980)
  7. Letkol Art Suko Martono ( 1976 - 1982)
  8. Letkol Art Suryanto ( 1982 - 1984)
  9. Letkol Art Indro Iswoto ( 1982 - 1986)
  10. Letkol Art Sudarsono ( 1986 - 1968)
  11. Letkol Art Marsono Jatim ( 1988 - 1991)
  12. Letkol Art Mustafa, SA ( 1991 - 1992)
  13. Letkol Art Haris Patriosa ( 1992 - 1994)
  14. Letkol Art Leonardus JP Siegers, S.Ip. (1994 - 1995)⭐⭐
  15. Letkol Art Hery Suryanto ( 1995 - 1997)
  16. Letkol Art Hadi Prasojo ( 1997 - 1999)⭐⭐
  17. Letkol Art Efendi Sihole, S.Ip., M.Si (Han). ( 1999 - 2000)⭐⭐⭐
  18. Letkol Art Winarta ( 2000 - 2002)
  19. Letkol Art Karev Marpaung, S.Sos., M.M. ( 2002 - 2003)⭐⭐
  20. Letkol Art Kuat Budiman, S.Ip. ( 2003 - 2005)⭐
  21. Letkol Arh Suroso, S.E., M.M. ( 2005 - 2007)
  22. Letkol Arh Heri P. ( 2007 - 2009)
  23. Letkol Arh Candra Wijaya, M.A. ( 2009 - 2010)⭐⭐
  24. Letkol Arh Sonny Septiono ( 2010 - 2011)
  25. Letkol Arh I Made Kusuma D.G ( 2011 - 2012)
  26. Letkol Arh Riksawan Ardhianto ( 2012 - 2014)
  27. Letkol Arh Endro Nurbantoro ( 2014 - 2015)
  28. Letkol Arh Hendry Yudi Setiawan ( 2015 - 2016)
  29. Letkol Arh Pri Isdiyanto, S.E. ( 2016 - 2017 )
  30. Letkol Arh R. Jatmikoadhi P.C., S.E., M.I.Pol. ( 2017 - 2019)
  31. Mayor Arh Syarief Syah Banjar, S.H., M.I.P. (2019 - 2022)[1]
  32. Letkol Arh Joko Sukoyo, S.Sos., M.Han. (2022 - Sekarang)

Referensi sunting

Pranala luar sunting