Banda, The Dark Forgotten Trail

film dokumenter Indonesia

Banda The Dark Forgotten Trail adalah sebuah film panjang dokumenter 2017 yang diproduksi oleh Lifelike Pictures, yang diproduseri oleh Sheila Timothy dan Abduh Aziz, naskah ditulis oleh Irfan Ramli (penulis Cahaya Dari Timur, Surat Dari Praha dan Filosofi Kopi 2), dan disutradarai oleh Jay Subyakto. Departemen kamera dipimpin oleh sinematografer Ipung Rachmat Syaiful dengan didukung oleh Davy Linggar dan Oscar Motuloh. Banda The Dark Forgotten Trail menjadi film panjang pertama Jay Subyakto.

Banda The Dark Forgotten Trail
SutradaraJay Subyakto
ProduserSheila Timothy
Abduh Aziz
Ditulis olehM. Irfan Ramli
NaratorReza Rahadian (Bahasa Indonesia)
Ario Bayu (Bahasa Inggris)
Penata musikLie Indra Perkasa
SinematograferIpung Rachmat Syaiful
Davy Linggar
Oscar Motuloh
PenyuntingAline Jusria
Perusahaan
produksi
Tanggal rilis
Durasi94 menit
NegaraIndonesia
BahasaIndonesia

Aktor suara untuk film Banda The Dark Forgotten Trail adalah Reza Rahadian (bahasa Indonesia) dan Ario Bayu (bahasa Inggris).

Sinopsis sunting

Di abad pertengahan, segenggam pala di Pasar Eropa dianggap lebih berharga dari sepeti emas. Monopoli bangsa arab dan perseteruan dalam perang salib membawa Eropa ke dalam perburuan menemukan pulau-pulau penghasil rempah. Perseteruan bangsa-bangsa terjadi akibat rempah-rempah. Kepulauan Banda yang saat itu menjadi satu-satunya tempat pohon-pohon pala tumbuh menjadi kawasan yang paling diperebutkan. Belanda bahkan rela melepas Nieuw Amsterdam (Manhattan, New York) agar bisa mengusir Inggris dari kepulauan tersebut. Pembantaian massal dan perbudakan pertama di Nusantara terjadi di Kepulauan Banda. Di sana pula, sebuah semangat kebangsaan dan identitas multikultural lahir menjadi warisan sejarah dunia.

Referensi sunting

  1. Jay Subyakto Garap Film Dokumenter Sejarah Rempah-rempah Indonesia.
  2. Reza Rahadian Jadi Narator untuk Film Banda The Dark Forgotten Trail.
  3. 'Banda, The Dark Forgotten Trail', mengulik sejarah perdagangan rempah Indonesia.

Pranala luar sunting