Bahasa Kashmir

dialek bahasa Persia
(Dialihkan dari Bahasa Kashmiri)

Bahasa Kashmir adalah sebuah dialek bahasa Persia yang dituturkan di negara bagian Jammu dan Kashmir, India dan Azad Kashmir, Pakistan. Tergolong anak cabang Dardik dari bahasa Indo-Arya. Karena factor sejarah, bahasa Kashmiri banyak dipengaruhi bahasa Sanskerta dan bahasa Persia.

Pengalihan nama bahasa.svg
Persia Kashmir
كٲشُر,कॉशुर
Kashmiri language.png
Kata "Koshur" (nama asli bahasa Kashmir) dalam Abjad Persia, Aksara Sarada dan Aksara Dewanagari
Pengucapan[kəːʃur]
Dituturkan di
WilayahLembah Kashmir
Penutur bahasa
[1]
Dialek
Kashtawari (standar)
Poguli
Rambani
Abjad Persia (modern),[2]
Aksara Dewanagari (modern),[2]
Aksara Sarada (kuno/liturgis)[2]
Status resmi
Bahasa resmi di
 India[3]
Kode bahasa
ISO 639-1ks
ISO 639-2kas
ISO 639-3kas
Glottologkash1277[4]
Globe of letters.svg Portal Bahasa

Jumlah penutur bahasa ini diperkirakan mencapai 6.797.587 orang di India dan 350.000 orang di Pakistan.

Mulanya huruf Kashmir menggunakan huruf Sharda, tetapi sekarang hanya terbatas pada kegiatan-kegiatan keagamaan. Kalangan Muslim yang mayoritas menggunakan huruf Arab-Persia dengan sistem Nashtaliq seperti halnya Urdu, sedangkan kalangan Hindu di Jammu menggunakan huruf Devanagari sebagai sarana menulisnya.

Dalam huruf Arab Kashmir, terdapat 34 huruf yang merupakan gabungan antara Arab dan Urdu. Bahasa ini juga merupakan salah satu dari 18 bahasa resmi di India.

Contoh:

  • Salaam!/ Aadaab = Halo!
  • Vaare’ chhiva? = Apa kabar?
  • Ba chhus thek = Baik-baik
  • Shukria = Terima kasih
  • To’h kyaa chhu naav?= Siapa namamu?
  • Me’ chhu naav…… = Nama saya…..
  • Khuda Hafiz! = Sampai jumpa

Apa kabar

ReferensiSunting

  1. ^ Persia Kashmir di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
  2. ^ a b c Sociolinguistics. Mouton de Gruyter. Diakses tanggal 2009-08-30. 
  3. ^ "Kashmiri: A language of India". Ethnologue. Diakses tanggal 2007-06-02. 
  4. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2019). "Kashmiri". Glottolog 4.1. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.