Bahasa Kao

bahasa daerah di Indonesia

Bahasa Kao adalah sebuah bahasa dalam rumpun bahasa non-Austronesia yang dikategorikan sebagai bahasa yang terancam punah. Bahasa ini dituturkan di Kabupaten Halmahera Utara, Maluku Utara.

Bahasa Kao
Dituturkan di
Wilayah
Penutur bahasa
1.250 (2014) (tidak tercantum tanggal)[1]
(tentukan rumpun bahasa dalam 'fam1')
Kode bahasa
ISO 639-3kao
L • B • PW
Info templat
Pemberitahuan
Templat ini mendeteksi bahwa artikel bahasa ini masih belum dinilai kualitasnya oleh ProyekWiki Bahasa dan ProyekWiki terkait dengan subjek.

Apa tujuan penilaian artikel?

Sistem penilaian memungkinkan ProyekWiki memantau kualitas artikel dalam bidang subjeknya, dan memprioritaskan pengerjaan artikel ini

Siapa yang dapat menilai artikel?

Secara umum, siapa pun dapat menambah atau mengubah peringkat artikel. Namun, menilai sebuah artikel sebagai "Kelas-A" umumnya membutuhkan persetujuan dari setidaknya dua penyunting, dan label "AB" dan "AP" hanya boleh digunakan pada artikel yang telah diulas dan saat ini ditetapkan sebagai artikel bagus atau artikel pilihan.

15.37, Minggu, 4 Juni, 2023 (UTC) • hapus singgahan

Survei terakhir pada tahun 2008 yang dilakukan oleh Tim Peneliti dari Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Khairun menyebutkan, Bahasa Kao hanya digunakan dalam ranah keluarga oleh mereka yang berusia di atas 40 tahun. Dalam acara adat, sosial atau keseharian, maupun upacara keagamaan, bahasa Kao tidak lagi digunakan.[2]

Sejarah dan PenyebaranSunting

Bahasa Kao lahir dari sejarah panjang mayarakat Kao dalam bidang perdagangan. Terbukanya pengaruh kebudayaan yang dibawa oleh para pendatang melahirkan akulturasi dan inkulturasi sesuai dengan nilai yang dianggap luhur oleh masyarakat. Produk dari hal tersebut salah satunya adalah bahasa. Namun, seiring berkembangnya zaman, berbagai perpindahan yang dilakukan oleh masyarakat Kao untuk mencukup kebutuhan turut mempengaruhi penggunaan bahasa.

Saat ini bahasa Kao hidup di antara para penutur bahasa Melayu Ternate dan terancam oleh hegemoni para pendatang. Akan tetapi, upaya pelestarian ini masih dilakukan dengan pagelaran kesenian, misalnya Gala Kao yang dilakukan dengan memperdengarkan pantun-pantun berbahasa Kao. Meskipun penggunaannya dalam keseharian sudah tidak lagi digunakan, tetapi masyarakat Kao masih mengakui bahwa bahasa tersebut adalah bahasa asli mereka.

Persebaran bahasa Kao saat ini terdapat di pedalaman Halmahera Utara, muara Sungai Kao, dan wilayah ibu kota Kao (Desa Kao).[3]

Penutur BahasaSunting

Dilihat dari penuturnya, diketahui semakin tua penutur bahasa, semakin fasih juga bahasanya. Berikut adalah rentang usia penutur bahasa Kao.

  1. 60 tahun ke atas: sangat fasih. Mengerti kata-kata lama yang kompleks.
  2. 50–59 tahun: fasih. Tidak memahami pembendaharaan kata yang kompleks.
  3. 40–49 tahun: kurang fasih. Mereka mengerti dan berkomunikasi dalam bahasa Kao dengan cukup fasih.

ReferensiSunting

  1. ^ Bahasa Kao di Ethnologue (ed. ke-18, 2015)
  2. ^ Retnowati, Endang (2016). Identitas Bahasa dan Kebudayaan Etnik Minoritas Kao (PDF). Jakarta: LIPI Press. hlm. 252. ISBN 978-979-799-778-6. 
  3. ^ Lewis, M., Paul (2009). Ethnologue: Languages of The World (Edisi Keenam). Dallas, Texas: SIL International. 

Retnowati, Endang. (2016). Identitas Bahasa dan Kebudayaan Etnik Minoritas Kao. Jakarta: LIPI Press.

Lewis, M., Paul. (2009). Ethnologue: Languages of The World (Edisi Keenam). Dallas, Texas: SIL International.