Hafsa Sultan

(Dialihkan dari Ayşe Hafsa Sultan)

Hafsa Sultan (Turki Otoman: حفصه سلطان, meninggal 19 Maret 1534) atau Hafsa Valide Sultan (Turki Otoman: حفصه والدہ سلطان) adalah seorang valide sultan atau ibu suri Kesultanan Utsmaniyah sebagai ibunda dari Sultan Süleyman Al-Qanuni. Pada masa putranya naik takhta pada tahun 1520 hingga Hafsa Sultan meninggal pada tahun 1534, ia adalah salah satu tokoh paling berpengaruh di Kesultanan Utsmaniyah karena ia merupakan wali de facto putranya selama empat belas tahun tersebut.[5]

Hafsa Sultan
حفصه سلطان
Patung dada Hafsa di Manisa
Valide Sultan (Ibu Suri) Utsmani
Periode30 September 1520 – 19 Maret 1534
PenerusNurbanu Sultan
Informasi pribadi
Kelahiransekitar 1479
Kematian19 Maret 1534[1]
Konstantinopel, Kesultanan Utsmaniyah
Pemakaman
AyahDiperdebatkan. Meñli I Giray,[2] Abd'ûl-Muin,[3][4] atau Abdulhay[4]
PasanganSultan Selim I
AnakSultan Süleyman I
Hatice Sultan
Fatma Sultan
Beyhan Sultan
AgamaIslam

Latar belakang sunting

Terdapat perbedaan pendapat mengenai latar belakang Hafsa. Pendapat populer menyatakan bahwa dia adalah seorang putri Krimea, anak perempuan Meñli I Giray, Khan Krimea yang berkuasa pada 1467–1515. Pendapat ini didukung Prof. Brian Glyn Williams.[2] Reşat Kasaba menyatakan bahwa pernikahan antara Hafsa dan Sultan Selim I merupakan pernikahan terakhir antara pihak Utsmani dengan negara Muslim tetangganya.[6]

  Lukisan Rusia Айше Хафса султан мать султана Сулеймана Aisha Hafsa Sultana ibunda Sultan Suleiman.

Namun Esin Atıl menyatakan bahwa meski banyak sejarawan yang menyatakan bahwa dia seorang putri Krimea, pendapat lain menyatakan bahwa putri Krimea itu adalah Ayşe Hatun. Menurut pendapat ini, Hafsa adalah seorang budak-selir.[4] Sejarawan Alan Fisher, Leslie Peirce, dan Feridun Emecen sepakat bahwa Hafsa adalah seorang budak-selir dan bukan anak perempuan Meñli I Giray.[7]

Ibu pangeran sunting

Dalam adat Utsmani, saat şehzade (pangeran) sudah dianggap dewasa, mereka akan dikirim ke sebuah provinsi untuk belajar memerinah sebagai bekal menjadi sultan dan ibu mereka ikut serta mendampingi mereka. Sesuai tradisi, Hafsa juga turut serta tinggal di Manisa bersama Şehzade Süleyman.

Pada masa pelatihan putranya tersebut, Hafsa terserang penyakit yang tidak bisa ditangani para tabib. Süleyman kemudian meminta bantuan Merkez Muslihiddin Efendi, seorang kepala madrasah, yang kemudian membuat adonan obat bernama mesir macunu yang terdiri dari 41 jenis herbal dan rempah. Tak lama, Hafsa sembuh dari penyakitnya. Sebagai bentuk rasa syukur, Hafsa kemudian memerintahkan adonan tersebut dibagikan kepada masyarakat dalam bentuk sebuah perayaan tahunan yang dilaksanakan pada saat Nevruz. Dalam perayaan ini, adonan tersebut dibungkus kertas dan disebarkan kepada penduduk dari atas atap dan menara masjid. Perayaan tersebut tetap dilestarikan di Manisa hingga saat ini.[8][9]

Ibu suri sunting

Saat putranya naik takhta sebagai Sultan Süleyman, Hafsa berperan sebagai ibu suri. Sebelum masa Süleyman, seorang ibu suri menyandang gelar valide hatun. Namun dimulai pada masa Süleyman, gelar sultan tidak hanya khusus disandang penguasa Utsmani, tetapi juga keluarganya. Ibu suri sejak masa itu menyandang gelar valide sultan. Hafsa merupakan non-anggota Wangsa Utsmaniyah pertama yang menyandang gelar sultan. Penggunaan gelar sultan ini sebagai perlambang dalam konsep Utsmani bahwa kekuasaan merupakan "wewenang satu keluarga."[10]

Hafsa juga turut terlibat dalam urusan politik negara. Saat saudara ipar Süleyman, Ferhat Pasya, melakukan tindakan penyimpangan di wilayah pemerintahannya, Hafsa menengahi dan memintakan ampun untuknya kepada Süleyman. Namun Ferhat melakukan hal serupa di kemudian hari, sehingga Süleyman kemudian menghukum mati Ferhat pada November 1524. Saudari Süleyman dan istri Ferhat, Beyhan Sultan, yang kesetiaan pada suaminya melampaui keluarga asalnya, menolak tinggal bersama sultan dan keluarganya setelah menjanda dan mengasingkan diri di istananya di Skopje.

Pada masa Hafsa menjadi valide sultan, terdapat dua peristiwa besar yang terjadi di rumah tangga istana. Sejak masa pemerintahan Sultan Mehmed II, para wanita keluarga sultan tinggal di istana lama dan kegiatan pemerintahan dilangsungkan di Istana Topkapı. Namun terjadi kebakaran besar di istana lama sehingga keluarga sultan pindah ke Istana Topkapı. Dengan tinggal di pusat kekuasaan, keterlibatan para wanita istana dalam urusan pemerintahan semakin besar. Sekitar tahun 1531-an, Süleyman menikahi seorang selirnya, Hürrem, dan ini pertama kalinya seorang selir, dimerdekakan dan menjadi istri sultan.

Wafat sunting

Hafsa mangkat pada Maret 1534. Dia dikebumikan di Masjid Yavuz Selim tepat di belakang dinding kiblat.

Catatan kaki sunting

  1. ^ Peirce, Leslie P. (1993). The Imperial Harem: Women and Sovereignty in the Ottoman Empire. Oxford University Press. hlm. 121. ISBN 0-19-508677-5. 
  2. ^ a b Glyn Williams, Brian (2001), The Crimean Tatars: The Diaspora Experience and the Forging of a Nation, BRILL, hlm. 56, ISBN 0295801492, Ottoman princes, such as the future Ottoman Sultans Selim I (who married Mengli Giray Khan's daughter, Hafsa Hatun... 
  3. ^ Sakaoğlu, Necdet (2008). Bu mülkün kadın sultanları: Vâlide sultanlar, hâtunlar, hasekiler, kadınefendiler, sultanefendiler. Oğlak Yayıncılık. hlm. 148. ISBN 978-9-753-29623-6.  (Her name is given as "Hafsa bint-i Abdü'l-Muin" in Kitâbeler by İ. H. Uzunçarşılı. This shows that she was of non-Turkish origin, and later converted to Islam.)
  4. ^ a b c Atıl, Esin (1987), The Age of Sultan Süleyman the Magnificent, National Gallery of Art, hlm. 27, ISBN 0810918552, Some historians state that she was the daughter of Mengili Giray Han, the ruler of the Crimean Tatars. Others mention that Ayse, another wife of Selim I, was the Crimean princess and give as Hafsa's father a man named Abdulmumin or Abdulhay, and unknon person - suggesting that she was of slave origin. 
  5. ^ Pietro Bragadin, Venetian Republic's ambassador in the early years of Suleiman the Magnificent's reign notes "a very beautiful woman of 48, for whom the sultan bears great reverence and love..." Leslie Peirce (1993). The Imperial Harem : Women and Sovereignty in the Ottoman Empire p. 62 ISBN 0-19-508677-5. Oxford University Press. 
  6. ^ Kasaba, Resat (2011), A Moveable Empire: Ottoman Nomads, Migrants, and Refugees, University of Washington Press, hlm. 44, ISBN 0295801492, The last marriage between an Ottoman sultan and a member of a neighboring Muslim royal family was the one between Selim I and Hafsa Sultan, the daughter of the Crimean ruler Mengli Giray Khan. 
  7. ^ Alan Fisher (1993). "The Life and Family of Süleymân I". Dalam İnalcık, Halil; Cemal Kafadar. Süleymân The Second [i.e. the First] and His Time. Istanbul: Isis Press. hlm. 9. ISBN 975-428-052-5. 
  8. ^ "Mesir Macunu Festival". aregem.kulturturizm.gov.tr. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-10-28. Diakses tanggal 2018-12-12. 
  9. ^ "UNESCO - Mesir Macunu festival". ich.unesco.org (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-07. Diakses tanggal 2018-12-12. 
  10. ^ Peirce, Leslie P. (1993). The Imperial Harem: Women and Sovereignty in the Ottoman Empire. Oxford University Press. ISBN 0-19-508677-5. 

Bacaan lanjut sunting

  • Peirce, Leslie P., The Imperial Harem: Women and Sovereignty in the Ottoman Empire, Oxford University Press, 1993, ISBN 0-19-508677-5 (paperback).
  • Yavuz Bahadıroğlu, Resimli Osmanlı Tarihi, Nesil Yayınları (Ottoman History with Illustrations, Nesil Publications), 15th Ed., 2009, ISBN 978-975-269-299-2 (Hardcover).

Pranala luar sunting

Ottoman
Jabatan baru
Emine Gülbahar
Valide Sultan (Ibu Suri) Utsmani
30 September 1520 – 19 Maret 1534
Diteruskan oleh:
Nurbanu Sultan