Najasyi

Raja Aksum
(Dialihkan dari Armah)

Aṣḥamah (Arab: أَصْحَمَة), atau yang lebih populer dengan sebutan Najasyi, adalah Negus (Arab: ٱلنَّجَاشِيّ, translit: An-Najāshī) dan penguasa Kerajaan Aksum yang memerintah dari tahun 614–630 M.[1] Para ulama sepakat bahwa Najashi memberi perlindungan kepada para emigran Muslim dari Makkah, sekitar tahun 615–616 di Aksum.[3][4]

Najashi
Negus
Ilustrasi manuskrip tahun 1314 oleh Rashid ad-Din.
Raja Aksum
Berkuasa614–630
PendahuluTidak diketahui
PenerusTidak diketahui
Informasi pribadi
KelahiranAṣḥamah[1][2]
Sekitar 560 M[butuh rujukan]
Kerajaan Aksum
Kematian630 (umur 69–70)[2]
Negash, Kerajaan Aksum
(present-day Eritrea & Ethiopia)
AyahAbjar
AgamaIslam[2]

Memerintah sunting

Najashi memerintah selama hampir 17 tahun dari tahun 614–630 M.[butuh rujukan] Tidak banyak yang diketahui tentang kehidupan pribadi dan pemerintahannya.[2] Pada masa pemerintahannya, Muslim bermigrasi ke Abyssinia dan bertemu Najasyi. Menurut cerita yang dicatat oleh penulis biografi Muslim Ibnu Ishaq (c. 704–767), Sepupu Muhammad, Ja'far bin Abi Thalib, memberi tahu Najasyi tentang penganiayaan yang mereka hadapi di tangan suku Arab Quraisy. Najasyi bertanya apakah mereka membawa sesuatu yang berasal dari Tuhan. Ja'far kemudian membacakan sebuah bagian dari Surah Maryam dalam Al-Qur'an, tentang Isa (Yesus) dan Maryam (Maria). Ketika Najasyi mendengar ayat tersebut, dia menangis dan berseru:

Sungguh, [Al-Qur'an] ini dan apa yang dibawa oleh Isa bin Maryam berasal dari sumber yang sama!

Menurut Ibnu Ishaq, Najasyi kemudian menegaskan bahwa dirinya tidak akan pernah menyerahkan umat Islam. Meskipun dikatakan bahwa Najasyi mengatakan dia tidak akan pernah meninggalkan umat Islam, namun tidak diketahui secara pasti apakah Najasyi masuk Islam atau tidak.[4]

Kematian sunting

Najasyi meninggal dunia pada tahun 630 M. Beberapa sumber Muslim menunjukkan bahwa ketika nabi Islam Muhammad mendengar kabar kematiannya, ia melakukan salat jenazah[5] di Jannatul Baqi, Madinah tanpa menghadiri pemakamannya.[2] Salat ini kemudian disebut sebagai "Salat Gaib" (Arab: صَلَاة الْغَائِب, translit: Ṣalāt al-Ġāʾib), yang dilakukan terhadap seorang muslim yang meninggal jika ia meninggal di tempat yang tidak ada umat muslim yang menyalati jenazahnya.[6]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b al-Bukhari 2013, hlm. 174,179.
  2. ^ a b c d e Öztürk 2006, hlm. 476-477.
  3. ^ M. Elfasi; Ivan Hrbek (1988). Africa from the Seventh to the Eleventh Century. UNESCO. hlm. 560. ISBN 978-9-2310-1709-4. 
  4. ^ a b Ibn Ishāq (2004). Sīratu Rasūlillāh. Oxford University Press. hlm. 150–153. 
  5. ^ Sahih Muslim, Chapter 11:The Book of Prayer - Funerals, No.951-953.
  6. ^ al-Bukhari 2013, hlm. 179.

Sumber sunting

Bacaan lanjutan sunting

  • Atkins, Brian; Juel-Jensen, Bent (1988). "The Gold Coinage of Aksum: Further Analyses of Specific Gravity, A Contribution to Chronology". Numismatic Chronicle (148). 
  • Hussein Ahmed, "Aksum In Muslim Historical Traditions", Journal of Ethiopian Studies, 29 (1996), pp. 47-66
  • W. Raven, "Some early Islamic texts on the negus of Abyssinia", Journal of Semitic Studies, 22 (1988), pp. 197-218