Asupan Referensi Diet

(Dialihkan dari Angka Kecukupan Gizi)

Asupan Referensi Diet (Dietary Reference Intake, DRI) adalah sistem rekomendasi gizi dari Institute of Medicine (IOM), National Academies (United States).[1] Ini diperkenalkan pada tahun 1997 untuk memperluas pedoman yang ada yang dikenal sebagai Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA, lihat di bawah). Nilai DRI berbeda dari yang digunakan dalam pelabelan gizi pada produk makanan dan suplemen makanan di AS dan Kanada, yang menggunakan Asupan Harian yang Dianjurkan atau Reference Daily Intakes (RDI) dan Nilai Harian (%DV) yang didasarkan pada RDA usang dari tahun 1968 namun diperbarui pada 2016.[2][3]

Ilustasi diet

DRI menyediakan beberapa jenis nilai referensi yang berbeda:[1]

  • Kebutuhan Perkiraan Rata-rata atau Estimated Average Requirements (EAR), merupakan nilai yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan 50% masyarakat dalam kelompok usia tersebut berdasarkan kajian literatur ilmiah.
  • Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA), merupakan kecukupan rata-rata zat gizi sehari bagi hampir semua orang sehat (97,5%) menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh aktivitas fisik, genetik dan keadaan fisiologis untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.[4] Definisi tersebut menyiratkan bahwa tingkat asupan yang akan menyebabkan defisiensi gizi berbahaya hanya 2,5%. Ini dihitung berdasarkan EAR dan biasanya kira-kira 20% lebih tinggi dari EAR (Lihat Menghitung AKG (RDA)).
  • Asupan Adekuat atau Adequate Intake (AI), jumlah yang ditetapkan di mana tidak ada RDA yang ditetapkan, namun agak kurang diyakini memadai untuk semua orang dalam kelompok demografis.
  • Batas Atas Asupan atau Tolerable upper intake levels (UL), batas kehatihatian terhadap asupan nutrisi yang berlebihan (seperti vitamin A) yang dapat berbahaya dalam jumlah besar. Ini adalah tingkat konsumsi nutrisi harian tertinggi yang dianggap aman, dan tidak menimbulkan efek samping pada, 97,5% individu sehat menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh aktivitas fisik, genetik dan keadaan fisiologis. Definisi tersebut menyiratkan bahwa kelebihan tingkat asupan sebesar 2,5% sudah berbahaya. Otoritas Keamanan Pangan Eropa (European Food Safety Authority, EFSA) juga telah menetapkan UL yang tidak selalu sepakat dengan UL A.S. Misalnya, UL seng adalah 40 mg di A.S. dan 25 mg menurut EFSA.[5]
  • Kisaran Distribusi Makronutrien yang Dapat Diterima atau Acceptable Macronutrient Distribution Ranges (AMDR), merupakan kisaran berbagai asupan yang ditentukan sebagai persentase total asupan energi. Digunakan untuk sumber energi, seperti lemak dan karbohidrat.

DRI digunakan oleh Amerika Serikat dan Kanada dan ditujukan untuk umum dan ahli kesehatan. Aplikasi meliputi:

  • Komposisi diet untuk sekolah, penjara, rumah sakit atau panti jompo
  • Industri yang mengembangkan (bahan) pangan baru
  • Pembuat kebijakan kesehatan dan pejabat kesehatan masyarakat

Sejarah sunting

Recommended Dietary Allowance (RDA), yang di Indonesia diadopsi sebagai Angka Kecukupan Gizi (AKG), dikembangkan selama Perang Dunia II oleh Lydia J. Roberts, Hazel Stiebeling, dan Helen S. Mitchell, semua bagian dari sebuah komite yang didirikan oleh United States National Academy of Sciences untuk menyelidiki masalah gizi yang mungkin "mempengaruhi ketahanan nasional".[6]

Komite tersebut kemudian diubah namanya menjadi Food and Nutrition Board pada tahun 1941, yang kemudian mereka mulai membuat peraturan tentang rekomendasi standar kecukupan harian untuk masing-masing jenis gizi. Standar tersebut akan digunakan untuk rekomendasi gizi bagi tentara, warga sipil, dan untuk populasi di luar negeri yang mungkin memerlukan bantuan pangan. Roberts, Stiebeling, dan Mitchell melalukan survey terhadap semua data yang tersedia, membuat kumpulan sementara tentang "energi dan delapan gizi", dan menyerahkannya kepada para pakar untuk ditinjau (Nestle, 35).

Panduan final, disebut RDA yang merupakan kependekan dari Recommended Dietary Allowances, diterima pada tahun 1941. Allowances berarti menyediakan nutrisi unggul untuk warga sipil dan militer, sehingga mereka memasukkan "batas keamanan". Oleh karena rasioning [en] pangan selama perang, panduan pangan yang dibuat oleh agen pemerintah untuk mengarahkan asupan gizi masyarakat juga memperhitungkan ketersediaan pangan.

Food and Nutrition Board kemudian merevisi RDA setiap lima hinigga sepuluh tahun sekali. Pada awal 1950an, ahli gizi Departemen Pertanian Amerika Serikat membuat seperangkat panduan baru yang juga memasukkan jumlah sajian masing-masing kelompok pangan agar lebih memudahkan masyarakat dalam menerima RDA mereka untuk masing-masing nutrisi.

DRI diperkenalkan pada tahun 1997 untuk memperluan sistem RDA yang telah ada. DRI dipublikasikan selama periode 1998 sampai 2001. Pada tahun 2010, revisi DRI untuk kalsium dan vitamin D dipublikasikan.

Rekomendasi terkini sunting

Vitamin dan mineral sunting

EAR, RDA/AI dan UL untuk rata-rata pria sehat berusia 44 tahun ditunjukkan dalam tabel di bawah. Jumlah dan status "ND" untuk kelompok usia dan jenis kelamin lainnya, wanita hamil, ibu menyusui, dan bayi yang sedang menyusui dapat berbeda sangat jauh.[7]

• "NE": EAR belum ditetapkan atau belum dievaluasi.

• "ND": UL tidak dapat ditentukan, dan dianjurkan agar asupan nutrisi ini berasal dari makanan saja untuk mencegah efek samping.

Nutrisi EAR RDA/AI Tertinggi UL[8] Satuan Sumber teratas dalam ukuran umum[9]
Vitamin A 625 900 3000 µg jeroan kalkun dan ayam, hati, capsicum merah, wortel, waluh, ubi jalar
Tiamin (B1) 1,0 1,2 ND mg sereal yang difortifikasi, tepung terigu yang diperkaya, tepung roti
Riboflavin (B2) 1,1 1,3 ND mg almond, wijen, spaghetti, hati sapi, kalkun
Niasin (B3) 12 16 35 mg sereal yang difortifikasi, tuna sirip kuning, sockeye salmon, daging ayam
Asam pantotenat (B5) NE 5 ND mg sereal yang difortifikasi, hati sapi, shiitake jamur
Vitamin B6 1,1 1,3 100 mg sereal yang difortifikasi, chickpeas, sockeye salmon
Biotin (B7) NE 30 ND µg biji-bijian, almonds, kacang tanah, hati sapi, kuning telur, salmon[10]
Folat (B9) 320 400 1000 µg sayuran hijau, beras yang diperkaya, sereal yang difortifikasi, tepung jagung yang diperkaya
Sianokobalamin (B12) 2,0 2,4 ND µg sereal yang difortifikasi, kalkun, kerang, daging sapi, kuning telur, sardin, ikan tuna, ikan kembung
Vitamin C 75 90 2000 mg jambu, jeruk, grapefruit, frozen persik,[i] paprika
Vitamin D[12] 10 15 100 µg sereal yang difortifikasi, jamur, ragi, sockeye salmon, todak, rainbow trout, sardin, minyak ikan kod (juga makanan dan minuman yang diperkaya dengannya)
α-tokoferol (Vitamin E) 12 15 1000 mg sereal yang difortifikasi, saus tomat, biji bunga matahari
Vitamin K NE 120 ND µg kale, kailan, bayam, brokoli, kecambah brussel, asparagus, prem, ercis, blueberry, wortel
Kolina NE 550 3500 mg kuning telur, daging, lesitin, hati sapi, susu kental manis, kinoa, salmon, ikan kod
Mineral EAR RDA/AI UL[8] Satuan Sumber teratas dalam ukuran umum[9]
Kalsium[12] 800 1000 2500 mg sereal yang difortifikasi, kailan, almond, susu kental manis, keju, ficus, yogurt
Klorida NE 2300 3600 mg garam dapur
Kromium NE 35 ND µg brokoli, ham kalkun, aprikot yang dikeringkan, tuna, nanas, jus anggur[13]
Tembaga 700 900 10000 µg wijen, biji bunga matahari, oysters, lobster, jambu mede, cokelat hitam, jelai (barley), kacang Brazil, kenari, kacang tanah, ercis kuning, kacang Arab
Fluorida NE 4 10 mg air minum publik, di mana dilakukan fluoridasi atau terdapat fluorida alami
Iodin 95 150 1100 µg garam beriodium, kelp, ikan kod
Besi 6 8 45 mg bubuk kokoa, kacang mede, kacang putih, kalkun, cokelat hitam
Magnesium 350 420 350[ii] mg tepung gandum kuda, oat gulung, bayam, almond, cokelat hitam, bulgur, kinoa
Mangan NE 2,3 11 mg bekatul haver, tepung gandum utuh, bulgur, oat gulung, beras merah, cokelat hitam
Molibdenum 34 45 2000 µg legume, produk biji-bijian, buah geluk dan biji[15]
Fosforus 580 700 4000 mg tepung jagung, susu kental manis, tepung terigu, oat gulung, beras merah, bulgur, susu, daging
Kalium NE 4700 ND mg kentang, pisang, pasta tomat, tomat, paprika, jus jeruk, umbi bit, kinoa, oat gulung, bulgur, buncis, ercis, jambu mede, kacang pistacio
Selenium 45 55 400 µg kacang Brazil, tuna, daging, sardin, salmon, kuning telur, barley, ikan kembung
Natrium NE 1500 2300 mg sup bawang Prancis, miso, garam dapur, putih telur
Seng 9.4 11 40 mg kacang, tiram, sereal yang difortifikasi, daging, kacang panggang, oatmeal

EAR: Estimated Average Requirements; RDA: Recommended Dietary Allowances; AI: Adequate Intake; UL: Tolerable upper intake levels.

  1. ^ Vitamin C ditambahkan pada buah persik beku agar tidak menghitam.[11] Persik mentah dan persik awetan dalam sirup tidak memiliki kandungan vitamin C tinggi.[9]
  2. ^ UL magnesium mewakili asupan tambahan dari suplemen makanan. Asupan magnesium dosis tinggi dari suplemen makanan atau obat-obatan sering kali mengakibatkan diare yang disertai dengan mual dan kram perut.[14] Tidak ada bukti efek buruk dari konsumsi magnesium dari alam dari makanan.

Juga disarankan agar zat-zat berikut tidak ditambahkan ke dalam makanan atau suplemen makanan. Penelitian telah dilakukan terhadap efek sampingnya, tetapi dalam banyak kasus belum mencapai kesimpulan:

Zat RDA/AI UL satuan per hari
Arsenik ND
Silikon ND
Vanadium 1,8 mg

Makronutrien sunting

RDA/AI untuk pria dan wanita berusia 40–50 tahun ditunjukkan dalam tabel di bawah.[7]

Zat Jumlah Sumber utama[9]
Pria Wanita
Air minum[i] 3,7 L/hari 2,7 L/hari air, semangka, selada
Karbohidrat 130 g/hari 130 g/hari susu, biji-bijian, buah-buahan, sayur mayur
Protein[ii] 56 g/hari 46 g/hari daging, ikan, polong-polongan, kacang, susu, keju, telur
Serat 38 g/hari 25 g/hari barley, bulgur, oat gulung, legume, kacang, buncis, apel
Lemak 20–35% dari kalori minyak, mentega, lemak babi, kacang, biji, daging berlemak, kuning telur, keju
Asam linoleat, suatu asam lemak omega-6 (tak jenuh ganda) 17 g/hari 12 g/hari sunflower seeds and oil, safflower oil
Asam alfa-linolenat, suatu asam lemak omega-3 (tak jenuh ganda) 1,6 g/hari 1,1 g/hari Minyak biji rami (Biji rami), salmon, sardin
Kolesterol 300 miligram(mg)[16] jeroan ayam, jeroan kalkun, hati sapi, kuning telur
Asam lemak trans Serendah mungkin
Asam lemak jenuh Serendah mungkin ketika mengonsumsi diet yang cukup nutrisi[7] daging kelapa, minyak kelapa, lemak babi, keju, mentega, cokelat, kuning telur
Gula tambahan Tidak lebih dari 25% dari kalori pemanis makanan tak alami: gula-gula, kukis, kue, selai, minuman energi dan minuman bersoda, beragam makanan awetan
  1. ^ Termasuk air dari makanan, minuman, dan air minum.
  2. ^ Berdasarkan 0,8 g/kg berat badan.

Menghitung AKG (RDA) sunting

Persamaan yang digunakan untuk menghitung RDA adalah sebagai berikut:

"Jika simpangan baku (standar deviasi, SD) EAR tersedia dan persyaratan nutrisi terdistribusi simetris, maka RDA diatur pada dua SD di atas EAR:

 

Jika variabilitas data tidak mencukupi untuk menghitung SD, maka diasumsikan koefisien variasi (CV) EAR adalah 10 persen, kecuali jika data yang tersedia menunjukkan variasi yang lebih besar. Jika diasumsikan CV 10 persen, maka dua kali dari jumlah tersebut ditambahkan ke EAR yang didefinisikan sebagai sama dengan RDA. Maka persamaan akhir untuk RDA adalah:

 

Tingkat asupan ini secara statistik mewakili 97,5 persen persyaratan dari populasi."[17]

Standar bukti sunting

Pada September 2007, Institute of Medicine menyelenggarakan workshop berjudul “The Development of DRIs 1994–2004: Lessons Learned and New Challenges.”[18] Pada rapat tersebut, beberapa pembicara menyatakan bahwa Asupan Diet yang Direkomendasikan (Dietary Recommended Intakes, DRI) saat ini sebagian besar berdasar pada tingkat terendah dalam piramida mutu pembuktian, yaitu hanya berdasarkan opini, bukan berdasarkan uji klinis terkendali acak. Pembicara menyarankan untuk menggunakan standar pembuktian yang lebih tinggi ketika membuat rekomendasi diet.

Acuan sunting

Nutrien Persentase penduduk A.S. usia 2+ yang memenuhi EAR tahun 2004[19]
Protein 88,9%
Vitamin A 46,0%
Vitamin C 51,0%
Vitamin E 13,6%
Tiamin 81,6%
Riboflavin 89,1%
Niasin 87,2%
Vitamin B6 73,9%
Folat 59,7%
Vitamin B12 79,7%
Fosforus 87,2%
Magnesium 43,0%
Besi 89,5%
Selenium 91,5%
Seng 70,8%
Tembaga 84,2%
Kalsium 30,9%
Serat 8,0%
Kalium 7,6%
% kalori dari lemak total <= 35% 59,4%
% kalori dari lemak jenuh < 10% 40,8%
Asupan kolesterol < 300 mg 68,4%
Asupan natrium <= 2,300 mg 29,9%

Angka Kecukupan Gizi di Indonesia sunting

Angka Kecukupan Gizi (AKG) atau Recommended Dietary Allowances (RDA) merupakan kecukupan rata-rata zat gizi sehari bagi hampir semua orang sehat (97,5%) menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh aktivitas fisik, genetik dan keadaan fisiologis untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Di Indonesia, Angka Kecukupan Gizi (AKG) disusun dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) setiap 5 tahun sekali sejak tahun 1978. AKG ini mencerminkan asupan rata-rata sehari yang dikonsumsi oleh populasi dan bukan merupakan perorangan/individu. Berbeda dengan kebutuhan gizi (requirement), yang menggambarkan banyaknya zat gizi minimal yang diperlukan oleh masing-masing individu, sehingga ada yang rendah dan tinggi yang dipengaruhi oleh faktor genetik. Kegunaan AKG yang dianjurkan adalah:[4]

  1. untuk menilai kecukupan gizi yang telah dicapai melalui konsumsi makanan bagi penduduk,
  2. untuk perencanaan dalam pemberian makanan tambahan maupun perencanaan makanan institusi,
  3. untuk perencanaan penyediaan pangan tingkat regional maupun nasional,
  4. acuan pendidikan gizi, dan
  5. acuan label pangan yang mencantumkan informasi nilai gizi.

Nilai Angka Kecukupan Gizi (AKG) sesuai Permenkes No 75/2013 sunting

Energi, protein, lemak, karbohidrat, serat dan air sunting

Tabel 1. Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat dan Air yang dianjurkan untuk orang Indonesia (perorang perhari)[20]:5-6

Kelompok
umur
BB[i]
(kg)
TB[i]
(cm)
Energi
(kkal)
Protein
(g)
Lemak (g) Karbo-
hidrat
(g)
Serat
(g)
Air
(mL)
Total n-6 n-3
Bayi / Anak
0–6 bulan 6 61 550 12 34 4,4 0,5 58 0
7–11 bulan 9 71 725 18 36 4,4 0,5 82 10 800
1–3 tahun 13 91 1125 26 44 7,0 0,7 155 16 1200
4–6 tahun 19 112 1600 35 62 10,0 0,9 220 22 1500
7–9 tahun 27 130 1850 49 72 10,0 0,9 254 26 1900
Laki-laki
10–12 tahun 34 142 2100 56 70 12,0 1,2 289 30 1800
13–15 tahun 46 158 2475 72 83 16,0 1,6 340 35 2000
16–18 tahun 56 165 2675 66 89 16,0 1,6 368 37 2200
19–29 tahun 60 168 2725 62 91 17,0 1,6 375 38 2500
30–49 tahun 62 168 2625 65 73 17,0 1,6 394 38 2600
50–64 tahun 62 168 2325 65 65 14,0 1,6 349 33 2600
65–80 tahun 60 168 1900 62 53 14,0 1,6 309 27 1900
80+ tahun 58 168 1525 60 42 14,0 1,6 248 22 1600
Perempuan
10–12 tahun 36 145 2000 60 67 10,0 1,0 275 28 1800
13–15 tahun 46 155 2125 69 71 11,0 1,1 292 30 2000
16–18 tahun 50 158 2125 59 71 11,0 1,1 292 30 2100
19–29 tahun 54 159 2250 56 75 12,0 1,1 309 32 2300
30–49 tahun 55 159 2150 57 60 12,0 1,1 323 30 2300
50–64 tahun 55 159 1900 57 53 11,0 1,1 285 28 2300
65–80 tahun 54 159 1550 56 43 11,0 1,1 252 22 1600
80+ tahun 53 159 1425 55 40 11,0 1,1 232 20 1500
Hamil (+an)
Trimester 1 +180 +20 +6 +2,0 +0,3 +25 +3 +300
Trimester 2 +300 +20 +10 +2,0 +0,3 +40 +4 +300
Trimester 3 +300 +20 +10 +2,0 +0,3 +40 +4 +300
Menyusui (+an)
6 bln pertama +330 +20 +11 +2,0 +0,2 +45 +5 +800
6 bln kedua +400 +20 +13 +2,0 +0,2 +55 +6 +650
  1. ^ a b Nilai median berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) orang Indonesia dengan status gizi normal berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 dan 2010. Angka ini dicantumkan agar AKG dapat disesuaikan dengan kondisi berat dan tinggi badan kelompok yang bersangkutan.

Vitamin sunting

Tabel 2. Angka Kecukupan Vitamin yang dianjurkan untuk orang Indonesia (perorang perhari)[20]:7-8

Kelompok
umur
Vit. A
(μg)
Vit. D
(μg)
Vit. E
(mg)
Vit. K
(μg)
Vit. B1
(mg)
Vit. B2
(mg)
Vit. B3
(mg)
Vit. B5
(Pantotenat)
(mg)
Vit. B6
(mg)
Folat
(μg)
Vit. B12
(μg)
Biotin
(μg)
Kolin
(mg)
Vit. C
(mg)
Bayi / Anak
0–6 bulan 375 5 4 5 0,3 0,3 2 1,7 0,1 65 0,4 5 125 40
7–11 bulan 400 5 5 10 0,4 0,4 4 1,8 0,3 80 0,5 6 150 50
1–3 tahun 400 15 6 15 0,6 0,7 6 2,0 0,5 160 0,9 8 200 40
4–6 tahun 450 15 7 20 0,8 1,0 9 2,0 0,6 200 1,2 12 250 45
7–9 tahun 500 15 7 25 0,9 1,1 10 3,0 1,0 300 1,2 12 375 45
Laki-laki
10–12 tahun 600 15 11 35 1,1 1,3 12 4,0 1,3 400 1,8 20 375 50
13–15 tahun 600 15 12 55 1,2 1,5 14 5,0 1,3 400 2,4 25 550 75
16–18 tahun 600 15 15 55 1,3 1,6 15 5,0 1,3 400 2,4 30 550 90
19–29 tahun 600 15 15 65 1,4 1,6 15 5,0 1,3 400 2,4 30 550 90
30–49 tahun 600 15 15 65 1,3 1,6 14 5,0 1,3 400 2,4 30 550 90
50–64 tahun 600 15 15 65 1,2 1,4 13 5,0 1,7 400 2,4 30 550 90
65–80 tahun 600 20 15 65 1,0 1,1 10 5,0 1,7 400 2,4 30 550 90
80+ tahun 600 20 15 65 0,8 0,9 8 5,0 1,7 400 2,4 30 550 90
Perempuan
10–12 tahun 600 15 11 35 1,0 1,2 11 4,0 1,2 400 1,8 20 375 50
13–15 tahun 600 15 15 55 1,1 1,3 12 5,0 1,2 400 2,4 25 400 65
16–18 tahun 600 15 15 55 1,1 1,3 12 5,0 1,2 400 2,4 30 425 75
19–29 tahun 500 15 15 55 1,1 1,4 12 5,0 1,3 400 2,4 30 425 75
30–49 tahun 500 15 15 55 1,1 1,3 12 5,0 1,3 400 2,4 30 425 75
50–64 tahun 500 15 15 55 1.0 1,1 10 5,0 1,5 400 2,4 30 425 75
65–80 tahun 500 20 15 55 0,8 0,9 9 5,0 1,5 400 2,4 30 425 75
80+ tahun 500 20 15 55 0,7 0,9 8 5,0 1,5 400 2,4 30 425 75
Hamil (+an)
Trimester 1 +300 +0 +0 +0 +0,3 +0,3 +4 +1,0 +0,4 +200 +0,2 +0 +25 +10
Trimester 2 +300 +0 +0 +0 +0,3 +0,3 +4 +1,0 +0,4 +200 +0,2 +0 +25 +10
Trimester 3 +350 +0 +0 +0 +0,3 +0,3 +4 +1,0 +0,4 +200 +0,2 +0 +25 +10
Menyusui (+an)
6 bln pertama +350 +0 +4 +0 +0,3 +0,4 +3 +2,0 +0,5 +100 +0,4 +5 +75 +25
6 bln kedua +350 +0 +4 +0 +0,3 +0,4 +3 +2,0 +0,5 +100 +0,4 +5 +75 +25

Mineral sunting

Tabel 3. Angka Kecukupan Mineral yang dianjurkan untuk orang Indonesia (perorang perhari)[20]:9-10

Kelompok
umur
Kalsium
(mg)
Fosfor
(mg)
Magensium
(mg)
Natrium
(mg)
Kalium
(mg)
Mangan
(mg)
Tembaga
(μg)
Kromium
(μg)
Besi
(mg)
Iodium
(μg)
Seng
(mg)
Selenium
(μg)
Fluor
(mg)
Bayi / Anak
0–6 bulan 200 100 30 120 500 200 90 5
7–11 bulan 250 250 55 200 700 0,6 220 6 7 120 3 10 0,4
1–3 tahun 650 500 60 1000 3000 1,2 340 11 8 120 4 17 0,6
4–6 tahun 1000 500 95 1200 3800 1,5 440 15 9 120 5 20 0,9
7–9 tahun 1000 500 120 1200 4500 1,7 570 20 10 120 11 20 1,2
Laki-laki
10–12 tahun 1200 1200 150 1500 4500 1,9 700 25 13 120 14 20 1,7
13–15 tahun 1200 1200 200 1500 4700 2,2 800 30 19 150 18 30 2,4
16–18 tahun 1200 1200 250 1500 4700 2,3 890 35 15 150 17 30 2,7
19–29 tahun 1100 700 350 1500 4700 2,3 900 35 13 150 13 30 3,0
30–49 tahun 1000 700 350 1500 4700 2,3 900 35 13 150 13 30 3,1
50–64 tahun 1000 700 350 1300 4700 2,3 900 30 13 150 13 30 3,1
65–80 tahun 1000 700 350 1200 4700 2,3 900 30 13 150 13 30 3,1
80+ tahun 1000 700 350 1200 4700 2,3 900 30 13 150 13 30 3,1
Perempuan
10–12 tahun 1200 1200 155 1500 4500 1,6 700 21 20 120 13 20 1,9
13–15 tahun 1200 1200 200 1500 4500 1,6 800 22 26 150 16 30 2,4
16–18 tahun 1200 1200 220 1500 4700 1,6 890 24 26 150 14 30 2,5
19–29 tahun 1100 700 310 1500 4700 1,8 900 25 26 150 10 30 2,5
30–49 tahun 1000 700 320 1500 4700 1,8 900 25 26 150 10 30 2,7
50–64 tahun 1000 700 320 1300 4700 1,8 900 20 12 150 10 30 2,7
65–80 tahun 1000 700 320 1200 4700 1,8 900 20 12 150 10 30 2,7
80+ tahun 1000 700 320 1200 4700 1,8 900 20 12 150 10 30 2,7
Hamil (+an)
Trimester 1 +200 +0 +40 +0 +0 +0,2 +100 +5 +0 +70 +2 +5 +0
Trimester 2 +200 +0 +40 +0 +0 +0,2 +100 +5 +9 +70 +4 +5 +0
Trimester 3 +200 +0 +40 +0 +0 +0,2 +100 +5 +13 +70 +10 +5 +0
Menyusui (+an)
6 bln pertama +200 +0 +0 +0 +400 +0,8 +400 +20 +6 +100 +5 +10 +0
6 bln kedua +200 +0 +0 +0 +400 +0,8 +400 +20 +8 +100 +5 +10 +0

Lihat juga sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b "A Consumer's Guide to the DRIs (Dietary Reference Intakes)". Health Canada. 2010-11-29. Diakses tanggal 2017-08-29. 
  2. ^ Dietary Reference Intakes: Applications in Dietary Planning. National Academy Press. 2003. hlm. 51. ISBN 978-0-309-08853-4. 
  3. ^ "Federal Register May 27, 2016 Food Labeling: Revision of the Nutrition and Supplement Facts Labels. FR page 33982" (PDF). 
  4. ^ a b Sri Amelia (2014-09-12), "Permenkes Tentang Angka Kecukupan Gizi", Gizinet, diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-06, diakses tanggal 2017-09-04 
  5. ^ Tolerable Upper Intake Levels For Vitamins And Minerals (PDF), European Food Safety Authority, 2006 
  6. ^ Harper AE (November 2003). "Contributions of women scientists in the U.S. to the development of Recommended Dietary Allowances". J. Nutr. 133 (11): 3698–702. PMID 14608098. 
  7. ^ a b c Dietary Reference Intakes (DRIs): Recommended Intakes for Individuals (PDF), Food and Nutrition Board, Institute of Medicine, National Academies, 2004, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-06-25, diakses tanggal 2009-06-09 
  8. ^ a b Dietary Reference Intakes (DRIs): Tolerable Upper Intake Levels, Vitamins. Diarsipkan 2017-05-02 di Wayback Machine., Food and Nutrition Board, Institute of Medicine, National Academies, 1997
  9. ^ a b c d "Search by selected nutrient, USDA National Nutrient Database for Standard Reference, SR28". 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-29. Diakses tanggal 19 May 2016. 
  10. ^ "Biotin". Micronutrient Information Center, Linus Pauling Institute, Oregon State University. 
  11. ^ P. Kendall (2013). "Freezing Fruits". Colorado State University Extension. Fact Sheet No. 9.331. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-13. Diakses tanggal 2014-10-02. 
  12. ^ a b Dietary Reference Intakes for Calcium and Vitamin D. Washington DC: National Academy Press. 2011. ISBN 0-309-16394-3. RingkasanInstitute of Medicine. ..., The IOM finds that the evidence supports a role for vitamin D and calcium in bone health but not in other health conditions. Further, emerging evidence indicates that too much of these nutrients may be harmful, challenging the concept that "more is better". 
  13. ^ "Chromium". Micronutrient Information Center, Linus Pauling Institute, Oregon State University. 
  14. ^ "Magnesium". Health Professional Fact Sheet. NIH Office of Dietary Supplements. Diakses tanggal 2017-01-25. 
  15. ^ "Molybdenum". Micronutrient Information Center, Linus Pauling Institute, Oregon State University. 
  16. ^ "14. Appendix F: Calculate the Percent Daily Value for the Appropriate Nutrients". Guidance for Industry: A Food Labeling Guide. Office of Nutrition, Labeling, and Dietary Supplements, Center for Food Safety and Applied Nutrition, Food and Drug Administration, U.S. Department of Health and Human Services. October 2009. 
  17. ^ Panel on Micronutrients 2001
  18. ^ "The Development of DRIs 1994–2004: Lessons Learned and New Challenges. Workshop Summary, November 30, 2007". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-13. Diakses tanggal 2017-09-06. 
  19. ^ "California". Community Nutrition Mapping Project. USDA Agricultural Research Service. "All U.S." column. Diakses tanggal 6 Nov 2014. 
  20. ^ a b c "Lampiran" (PDF), PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2013 TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN BAGI BANGSA INDONESIA, 10 Desember 2013, diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-08-04, diakses tanggal 2017-09-04 

Bacaan lanjutan sunting

Pranala luar sunting