Air Terjun Kedung Ombo

salah satu sungai di dunia

Air Terjun Kedung Ombo adalah air terjun yang terletak di Desa Papasan, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara 30 km dari pusat kota Jepara. Air terjun Kedung Ombo wilayahnya masih sangat asri karena jarang terjamah manusia.

Air Terjun Kedung Ombo
Air Terjun Kedung Ombo di Indonesia
Air Terjun Kedung Ombo
Lokasi di Indonesia
Informasi
Lokasi Desa Papasan, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara.
Negara  Indonesia
Koordinat 6°32′10″S 110°51′36″E / 6.536°S 110.86°E / -6.536; 110.86Koordinat: 6°32′10″S 110°51′36″E / 6.536°S 110.86°E / -6.536; 110.86
Pengelola Pemdes Papasan
Jenis objek wisata Air terjun

Lokasi sunting

Air Terjun Kedung Ombo berada di Desa Papasan, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara 30 km dari pusat kota Jepara.

Panorama sunting

Salah satu pesona[1] alam yang berupa air terjun ini memiliki keunikan yang berbeda dari air terjun pada umumnya. Selain airnya yang jernih, tebing dan bebatuan disana, merupakan tumpukan bebatuan yang bertumpuk-tumpuk rapi berbentuk persegi, layaknya buatan manusia merupakan hasil dari aktivitas alamiah tanpa campur tangan manusia sama sekali.

Karena letak kawasan ini masih merupakan kawasan lereng Gunung Muria ditambah suhu dingin di musim penghujan, sehingga banyak kabut yang masih menyelimuti pemandangan alam sekitar. Dari ketinggian tersebut, ditengah-tengah tanah lapang, terlihat hamparan lebatnya hutan yang masih hijau di selimuti kabut tipis, dengan hiasan gunung di kanan kiri yang juga berkabut, beserta aliran sungai dibawahnya yang merupakan anak sungai dari Kedung Ombo. Benar–benar memanjakan mata.

Jalur trekking[2] menuju Air terjun Kedung Ombo memiliki panjang 2Km dan selama perjalanan anda akan disuguhkan pemandangan indah yang masih alami. Dengan melewati medan persawahan, hutan dan sungai bebatuan yang masih alami serta udara yang sejuk sehingga membuat perjalanan trekking semakin menyenangkan.

Mitos sunting

Lain ladang lain belalang, begitulah ibaratnya. Setiap tempat sering kali memiliki mitosnya masing-masing. Namun di Desa Papasan ini justru bukan di Lokasi Air Terjun Kedung Ombo yang memiliki mitos, melainkan akses jalannya. Berdasarkan cerita dari Bpk Zainal, jalan menuju air terjun tepatnya sekitar 200 meter dari batas akhir perumahan warga, tidak boleh dilewati oleh orang yang baru saja menikah, tepatnya sebelum Nyelapan atau 40 hari, sebab apabila itu dilanggar maka orang tersebut akan gila atau kehilangan kesadarannya, Sehingga rumah tangganya akan berantakan, bahkan ia tak akan mengenali pasangannya.

Berdasarkan cerita, pada zaman dahulu kala terdapat seorang lelaki yang bernama Raseno tinggal diwilayah tersebut. Ia adalah seorang yang sakti dan menguasai ilmu perdukunan. Pada zaman itu ia dikenal sebagai sosok orang yang sangat jahat. Dialah yang memiliki tanah di perbatasan rumah penduduk Desa Papasan itu. Namun ketika ia akan pergi dari wilayah desa tersebut, ia tak rela bila tanahnya akan dimiliki orang lain. Sehingga ia memberi kutukan, barang siapa yang berada diwilayah tanah miliknya, dan orang tersebut baru saja menikah maka pernikahannya akan berantakan dan hancur.

Demikianlah mitos yang beredar dikalangan masyarakat dan mitos tersebut masih diakui hingga sekarang. Apalagi menurut cerita, mitos tersebut memang terbukti. Tidak hanya warga dari Desa Papasan yang mendapat tulah akibat melanggar tatanan mitos tersebut, melainkan warga dari desa lain yang tidak tahu menahu pun mengalaminya.

Masalah sunting

Air Terjun Kedung Ombo sangat indah dan asri namun masalahnya hanya saja akses jalan untuk mengunjungi desa tersebut masih sangat susah sehingga dibutuhkan perhatian pemerintah daerah dan warga sekitar untuk pengelolaannya. Untuk kondisi air terjunnya sendiri cukup indah walaupun memang ada sampah-sampah alam seperti ranting dan dedaunan kering yang jatuh sehingga perlu adanya pengelolaan lebih lanjut agar keindahan daerah tersebut dapat lebih baik lagi.

Catatan kaki sunting

  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-05. Diakses tanggal 2016-01-27. 
  2. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-02. Diakses tanggal 2016-01-27. 

Pranala luar sunting