Ahmad Djuhara (22 November 1966 – 27 Maret 2020) adalah tokoh arsitek Indonesia yang menjabat sebagai ketua Ikatan Arsitek Indonesia periode tahun 2015-2018 dan periode 2018-2021. Sebelumnya, ia juga telah menjabat sebagai ketua IAI DKI Jakarta periode tahun 2006–2009 berdasarkan hasil Musda ke-8. Ia meninggal di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) terkait virus corona (Covid-19).[1]

Ahmad Djuhara
Lahir(1966-11-22)22 November 1966
Meninggal27 Maret 2020(2020-03-27) (umur 53)
KebangsaanIndonesia
AlmamaterUniversitas Katolik Parahyangan (S.T.)
PekerjaanKetua Ikatan Arsitek Indonesia
Tahun aktif2015-2020
Dikenal atasArsitek
Suami/istriWendy Djuhara

Ahmad Djuhara adalah sosok dibalik dukungan penuh atas pengadaan Undang-undang (UU) profesi arsitek. Hingga akhirnya pada 12 Juli 2017, profesi arsitek secara resmi terlindungi dalam naungan UU Arsitek nomor 6 tahun 2017.[2]

Pendidikan sunting

Karier sunting

  • Ketua Badan Sistem Informasi Arsitektur IAI Jakarta (2000-2002)
  • Ketua Badan Keprofesian (2003-2006)
  • Ketua Pokja Tatanan Kerja Arsitek di Pemprov DKI (2005)
  • Ketua IAI Jakarta (2006-2009)
  • Aktif dalam Forum Arsitek Muda Indonesia (AMI) sejak tahun 1992
  • Wakil Koordinator Modern Asian Architecture Network (MAAN) Indonesia (2005)

Sebagai arsitek, ia pernah bekerja di Pacific Adhika Internusa (PAI) pada tahun 1992-1998. Setelah itu, dia mendirikan perusahaan konsultan arsitektur Djuhara + Djuhara bersama dengan istri, yaitu arsitek Wendy Djuhara pada tahun 2001.[3]

Penghargaan sunting

  • IAI Award – Citation Award (2002)
  • Penghargaan III - Maket Terbaik dari International Architecture Biennale Rotterdam 2005 untuk Maket Batavia 1681 (2005),
  • Penghargaan Utama IAI Award 2008 untuk Rumah Baja Wisnu. Karya rumah baja ini mengantarkan Djuhara ke jenjang popularitas dan disegani di kalangan arsitek lainnya. Hingga kini, rumah baja tersebut masih berdiri dan kerap dijadikan kajian studi mahasiswa arsitektur dan arsitek pemula.
  • Dia juga pernah diminta untuk menjadi technical reviewer untuk sejumlah ajang penghargaan seperti PAM Awards 2011 Overseas - House at Kebayoran Baru dan Overseas - House at Pondok Indah.
  • Aga Khan Award for Architeture Cycle 2013 Museum of Handcraft Paper di Yunnan, China.
  • Aga Khan Award for Architeture Cycle 2016 Hutong Children’s Library and Art Centre di Beijing, China.[3]

Pameran sunting

Beberapa pameran yang pernah ia ikuti adalah:[3]

  • Pameran Karya Arsitek Muda Indonesia di Staad Huis, Den Haag, Belanda, d'Form, desain produk Indonesia (2005)
  • Servants Right to Space pada International Architecture Biennale Rotterdam (2005)
  • Indonesia Architects Week di Tokyo, Jepang (2011)

Karya Arsitektur sunting

  • Sugiharto Steel House, masuk sebagai shortlisted project dalam Aga Khan Award for Architecture 2004. Sebuah hunian dengan low cost budget di atas tanah seluas 117 meter persegi. Agar mereduksi biaya material hingga tenaga pekerja, maka struktur besi serta papan metal zyncalum menjadi material utama dalam bangunan ini.
  • Wisnu & Ndari House atau Rumah Baja Wisnu. Karya rumah baja ini mengantarkan Djuhara ke jenjang popularitas dan disegani di kalangan arsitek lainnya. Hingga kini, rumah baja tersebut masih berdiri dan kerap dijadikan kajian studi mahasiswa arsitektur dan arsitek pemula.[2]

Referensi sunting

  1. ^ "Ketua Ikatan Arsitek Ahmad Djuhara Meninggal di RSPI". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2020-03-28. 
  2. ^ a b Indonesia, Casa. "Dunia Arsitektur Berkabung, Selamat Jalan Ahmad Djuhara". Casa Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-04-22. 
  3. ^ a b c Haryanti, Rosiana. Alexander, Hilda B, ed. "Obituari Ahmad Djuhara, dan Rumah Baja yang Abadi". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-03-28. 

Pranala luar sunting