Agatha Yi Kan-nan (1813-1846) adalah seorang martir Katolik Korea yang menjadi salah seorang dari empat wanita yang ditangkap di rumah Karolus Hyon pada tanggal 10 Juli 1846. Agatha lahir dari orang tua pagan pada tahun 1813. Pada usia 18 tahun, dia menikah namun suaminya meninggal dua tahun kemudian.

Pada tahun 1834, dia mendengar tentang agama Katolik. Dia menolak untuk menikah lagi dan meminta ibunya untuk mempertemukan dia dengan seorang Katolik. Tidak begitu sulit karena ada seorang Katolik di antara kerabatnya. Kerabat Katoliknya itu mengajarkan Agatha, ibunya dan saudaranya. Mereka semua dibaptis oleh Pastor Pasifikus Yu (seorang imam dari Tiongkok). Ayah Agatha adalah seorang pagan yang keras kepala. Dia marah karena mengetahui bahwa keluarganya telah dibaptis dan dia diusir ke rumah suaminya yang sudah meninggal. Dia juga mengusir istrinya dan putranya ke provinsi Gyeongsang. Agatha menaati ayahnya dan pergi ke rumah suaminya yang sudah meninggal dan dia bersikap baik kepada seluruh keluarganya. Anggota keluarga itu sangat senang bahwa salah seorang saudari iparnya menjadi seorang Katolik.

Agatha menabung dan kemudian membeli sebuah rumah, dan tinggal di sana bersama dengan teman-temannya. Dia sangat taat dan sering berpuasa. Umat Katolik mengaguminya dan mengatakan bahwa dia itu sebening cermin dan semurni salju.

Agatha ditangkap bersama dengan ketiga wanita lainnya pada tanggal 20 Juli 1846. Berdasarkan dokumen pemerintah (Catatan Harian Sungjeongwon), mereka dipenjarakan lebih dari dua bulan dan diinterogasi dan disiksa dengan kejam, namun mereka tidak menyangkal iman mereka.

Agatha dan delapan orang martir dipukuli atau dicekik sampai mati pada tanggal 10 September 1846 pada usia 33 tahun.[1]

Referensi sunting