Abdurrahman ad-Dakhil

Pendiri dan Amir pertama Keamiran Kordoba
(Dialihkan dari Abdurrahman Ad Dakhil)

Abdurrahman ad-Dakhil adalah peletak dasar bagi berdirinya Dinasti Bani Umayyah di Spanyol dan berkuasa selama 90 tahun.[1][2] Pada tahun 750 Masehi ketika Dinasti Abbasiyah melakukan pembunuhan terhadap keluarga Bani Umayyah, dia berhasil melarikan diri.[1] Ad Dakhil mengembara selama lima tahun melalui Palestina, Mesir, Afrika Utara, dan akhirnya berakhir di Spanyol. Berkali-kali ia terkepung oleh tentara dari Bani Abbas.[1]

Patung ‘Abdurrahman Ad Dakhil di Spanyol

Di mampu menguasai Spanyol setelah mengalahkan Yusuf al-Fihri, gubernur Andalusia (nama Spanyol waktu dulu) saat itu.[1] Masa pemerintahannya dikenal oleh para ahli sejarah dengan masa pembangunan besar-besaran.[1] Dia membangun kota menjadi lebih indah, membuat pipa air agar masyarakat ibu kota memperolah air bersih, kemudian mendirikan tembok yang kuat di sekeliling kota Kordoba dan istana.[1] Ad Dakhil juga membuat taman yang dinamakan Al-Rusafah di luar kawasan Kordoba, menjadikan Kordoba sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan yang paling menarik di wilayah Eropa, dan sebagai tandingan dari Baghdad yang berada di bagian Timur.[1]

Kontribusi yang diberikan olehnya dalam bidang penulisan ilmu menarik orang-orang untuk belajar ke istananya.[1] Selain itu, Ad Dakhil juga mendirikan beberapa universitas, di antaranya Universitas Cordova, Universitas Toledo dan Universitas Sevilla, juga membangun masjid Kordoba yang megah (yang pada tahun 1236 di jadikan gereja yang kini dikenal dengan nama La Mazquita.[1]

Silsilah sunting

Silsilahnya adalah Abdurrahman bin Muawiyah bin Hisyam bin Abdul-Malik bin Marwan bin al-Hakam bin Abi al-Ash bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab. Kunyahnya adalah Abu al-Mutharrif,[3] pendapat lain mengatakan Abu Zaid dan pendapat lain mengatakan Abu Sulaiman.[4] Ibunya adalah tawanan Berber dari suku Nafza yang bernama Raha[5] atau Radah.[6]

Masa muda sunting

Abdurrahman ad-Dakhil dilahirkan pada tahun 110 H atau 728 M. Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Muawiyyah bin Hisyam bin Abdul-Malik bin Marwan bin Alhakam bin Abi al-Ash bin Umayyah. Abdurrahman ad-Dakhil merupakan bagian dari Bani Umayyah. Masa remajanya berlangsung selama masa pemerintahan kakeknya yaitu Hisyam bin Abdul-Malik (724-743 M) berkuasa sebagai khalifah di Kekhalifahan Umayyah.[7]

Masa kekuasaan sunting

Kekhalifahan Umayyah mengalami keruntuhan pada tahun 750 M setelah pasukan Dinasti Abbasiyah menguasainya.[8] Dinasti Abbasiyah kemudian berkuasa menggantikan Dinasti Umayyah dan mendirikan Kekhalifahan Abbasiyah. Khalifah pertamaya adalah As-Saffah. Kebijakan As-Saffah yang paling awal adalah menghilangkan kekuasaan dari keturunan Dinasti Umayyah dengan mengutus Abdullah bin Ali untuk mencari dan membunuh mereka. Dalam pencarian ini, Abdurrahman ad-Dakhil berhasil selamat dengan pergi ke Andalusia.[9]

Abdurrahman ad-Dakhil tiba di Andalusia pada tahun 755 M. Di Andalusia masih banyak umat muslim yang setia dengan Kekhalifahan Umayyah.[10] Pada tahun 756 M, Abdurrahman ad-Dakhil akhirnya melanjutkan kembali kekuasaan Dinasti Umayyah di Spanyol. Kekuasaan baru ini bernama Keamiran Kordoba.[11] Wilayah kekuasaannya meliputi Andalusia dengan pusat pemerintahan di Kordoba.[12] Gelar kekuasaan yang digunakan oleh para penguasanya adalah amir.[13] Abdurrahman memperoleh gelar ad-Dakhil setelah menjadi amir pertama. Gelar ini berarti yang memasuki dan ditujukan bagi kedatangannya ke Spanyol. Sebutan lain yang disematkan kepadanya adalah Abdurrahman I.[14]

Abdurrahman ad-Dakhil memerintah Keamiran Kordoba sejak tahun 756 hingga 788 M. Selama masa kekuasaannya, Abdurrahman ad-Dakhil membangun peradaban Islam di Spanyol. Pada masa pemerintahannya, Masjid Kordoba dan sekolah-sekolah besar didirikan di Spanyol.[14]

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g h i Abdul Fatah, dkk (1987).Ensiklopedi Islam.Jakarta:Departemen Agama RI. Hal 25-26
  2. ^ "Abdurrahman ad Dakhil". detikcom. Detik Web. Diakses tanggal 20 Mei 2014. 
  3. ^ (Arab) Siyar A'lam an-Nubala - Juz 8: Abdurrahman bin Muawiyah bin Hisyam Diarsipkan 15 September 2016 di Wayback Machine.
  4. ^ Ibnu al-Abbar 1985, hlm. 35.
  5. ^ al-Maqqari 1968, hlm. 332.
  6. ^ Ibnu Idzari 1980, hlm. 47.
  7. ^ Handoko, M. Dini (2018). Wildaniati, Yunita, ed. I'm Moslem (PDF) (dalam bahasa Inggris). Kota Metro: CV. Iqro. hlm. 8. ISBN 978-602-5533-06-8. 
  8. ^ Zubaidah, Siti (Oktober 2016). Daulay, Nurika Khalila, ed. Sejarah Peradaban islam. Medan: Perdana Publishing. hlm. 87. ISBN 978-602-6462-15-2. 
  9. ^ Hamzani, A. I., dan Aravik, H. (Januari 2021). Khasanah, Nur, ed. Politik Islam: Sejarah dan Pemikiran (PDF). Pekalongan: PT. Nasya Expanding Management. hlm. 100–101. ISBN 978-623-6906-37-8. 
  10. ^ Kitab Sakti FoSSEI: Kumpulan Materi Ekonomi Islam (PDF). hlm. 34. 
  11. ^ Abdullah, Rachmad (Desember 2017). Tinta Emas Sejarah: Perseteruan Ahlul Haq Melawan Ahlul Bathil Sejak Nabi Adam hingga Abad 14 H. Solo: Al-Wafi Publishing. hlm. 268. ISBN 978-979-1093-48-4. 
  12. ^ Handayani, P., dan Faizah, I. (Agustus 2017). Handayani, P., dan Multazam, M. T., ed. Buku Ajar Al-Islam dan Kemuhammadiyahan - 3. Sidoarjo: UMSIDA Press. hlm. 8. ISBN 978-979-3401-77-5. 
  13. ^ Ichsan, Yazida (2020). "Kontribusi Peradaban Andalusia terhadap Barat dan Kontekstualisasi Bagi Pendidikan Islam Masa Kini". At-Taqaddum. 12 (2): 118. 
  14. ^ a b Shabir, Muslich (November 2019). Nurdin, Nazar, ed. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Press. hlm. 121. 
Gelar kebangsawanan
Jabatan baru
Amir Kordoba
756 – 788
Diteruskan oleh:
Hisyam I