Confuciusornis

marga burung yang telah punah
(Dialihkan dari 孔子鸟)
Confuciusornis
Rentang fosil: Kapur Awal, 125–120 jtyl
Fosil C. sanctus yang sayap panjang dan bulu ekornya terawetkan, Natural History Museum, Vienna
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
(tanpa takson):
Famili:
Genus:
Confuciusornis

Hou et al., 1995
Spesies tipe
Confuciusornis sanctus
Hou et al., 1995
Spesies lain
  • C. dui
    Hou et al., 1999
  • C. feducciai
    Zhang et al., 2009
  • C. jianchangensis
    Li et al., 2010
Sinonim
Sinonim genus
  • Jinzhouornis Hou et al. 2002
Sinonim spesies (C. sanctus)
  • C. suniae Hou, 1997
  • C. chuonzhous Hou 1997
  • Jinzhouornis yixianensis Hou et al., 2002
  • Jinzhouornis zhangjiyingia Hou et al., 2002

Confuciusornis merupakan genus burung seukuran gagak yang hidup pada kala Kapur Akhir, pada 125 hingga 120 juta tahun lalu. Fosilnya ditemukan di Formasi Yixian dan Formasi Jiufotang. Genus burung ini dinamai bedasarkan fisluf asal Cina, Confucius.

Seperti burung moderen, Confuciusornis memiliki paruh tak bergigi. Namun kerabat dekat burung moderen seperti Hesperornis dan Ichthyornis memiliki paruh bergigi. Hal ini menandakan bahwa hilangnya paruh dalam evolusi burung terjadi sebanyak dua kali, yaitu pada Confuciusornis dan pada burung moderen. Hal ini merupakan contoh dari evolusi konvergen.

Confuciusornis merupakan burung tertua yang memiliki paruh.[1] Burung ini juga burung pertama yang mengembangkan ekor panjang seperti Archaeopteryx, juga ekor yang menyatu (pygostyle).[2]

Confuciusornis merupakan spesimen vertebrata yang paling umum ditemukan di Formasi Yixian. Hingga saat ini, sudah ada ratusan spesimen utuh dari Confuciusornis yang sudah ditemukan.[3]

Bentuk kaki Confuciusornis menunjukkan bahwa kaki tersebut digunakan untuk berjalan dan bertengger, sementara cakar besar di ibu jari dan jari ketiga digunakan untuk memanjat. Kepala Confuciusornis diperkirakan memiliki jambul atau jengger.

Warna bulu sunting

Pada awal 2010, sebuah tim yang dipimpin oleh Zhang Fucheng meneliti fosil dengan melanosom (organel yang mengandung pigmen warna) utuh. Dengan mempelajari menggunakan mikroskop elektron[4], Dapat diketahui, bahwa burung ini memiliki warna bulu abu-abu, merah/coklat, dan hitam, mirip seperti zebra finch.[5][6]

Referensi sunting

  1. ^ Ivanov M., Hrdlickova S. & Gregorova R. 2001. The complete encyclopedia of fossils. Rebo Publishers, Nederlands. p312
  2. ^ Clarke, Julia. A. Norell Mark. A. 2002. The morphology and phylogenetic position of Apsaravis ukhaana from the Late Cretaceous of Mongolia. American Museum Novitates, #3387, American Museum of Natural History, New York, NY
  3. ^ Xu X. and Norell M.A. 2006. Non-Avian dinosaur fossils from the Lower Cretaceous Jehol Group of western Liaoning, China. Geological Journal, 41: 419–437.
  4. ^ Zhang F., X. Xu, M.J. Benton, Stuart L. Kearns et al. 2010. Fossilized melanosomes and the colour of Cretaceous dinosaurs and birds. Nature, 463: 1075-1078. See the article online.
  5. ^ e!Science News: The color of dinosaur feathers discovered.
  6. ^ "ScienceNOW: The Lost World, now in colors by Sverker Lundin. January, 27 2010". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-08-13. Diakses tanggal 2010-12-24. 

Pranala luar sunting