Wilayah Ramah Keluarga

Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang berinteraksi bahkan bertransaksi dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam, dan yang terdekat berada dalam satu kesatuan wilayah terkecil yang bernama kampung. Masalah dan tantangan yang dihadapi keluarga saat ini dan di masa depan, membawa kepada kesadaran semakin penting bagi keluarga untuk melakukan transaksi positif dengan lingkungan terdekatnya untuk membangun kampung yang ramah keluarga. IPB University meluncurkan salah satu inovasi sosial yaitu ‘Kampung Ramah Keluarga’ pada hari Jumat, 29/09/2023 dalam dalam acara IPB Innovation Expo dan Launching Riset Aksi Sosial, di Botani Square, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Inovasi ini digagas dan dikembangkan oleh Prof Euis Sunarti dari Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia IPB University.[1][2]

Riset Pembangunan ramah keluarga dilakukan oleh Prof Euis Sunasrti sejak 1997. Data sampai Desember 2022 baru sebanyak 25-30 Kabupaten/ Kota/ Provinsi yang memiliki Perda Pembangunan (Ketahanan) Keluarga. Kampung Ramah Keluarga diharapkan akan menciptakan lingkungan yang kondusif dan saling mendukung. Setiap orang berinteraksi secara positif sehingga menghasilkan feedback positif, merasa satu keluarga besar dan saling memperhatikan.[3][4]

Program Kampung Ramah Keluarga sunting

Program Kampung Ramah Keluarga mencakup aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan turunannya yaitu ketahanan pangan, pola nafkah, keterampilan kerja, gizi, sanitasi, juga kesehatan lingkungan. Pemberdayaan dengan ragam pendekatan dan metode seperti penyuluhan, pelatihan, aksi gotong royong, bantuan pangan dan gizi, layanan kesehatan dan konseling kepada kelompok individu, keluarga dan masyarakat rentan dan kelompok yang membutuhkan peningkatan kapasitas, menjadi aksi dari inovasi sosial ini.

Demikian halnya dengan peningkatan modal sosial dan kapasitas kelembagaan dalam masyarakat kampung. Meskipun menggunakan istilah ‘Kampung’ yang semula merujuk kepada satuan wilayah di perdesaan, tetapi Kampung Ramah Keluarga juga berlaku di wilayah perkotaan. Istilah ‘Kampung’ digunakan untuk mempertahankan ikatan sosial dan kekerabatan yang erat antar pertetanggaan yang seringkali juga merupakan keluarga besar (extended family) yang senantiasa menyediakan dukungan sosial bagi keluarga inti (nuclear family).

Kampung Ramah Keluarga bersifat holistik komprehensif, meliputi seluruh dimensi, aspek, sektor pembangunan dan pendekatan metode, teknik yang komprehensif.Dalam implementasinya menuntut sinergitas antar seluruh sektor dan stakeholder pembangunan keluarga, terutama pemberdayaan keluarga itu sendiri dan seluruh komponen dalam kesatuan kampung.

Kampung Ramah Keluarga berfokus pada sisi hulu yaitu pencegahan sebagai inti perlindungan keluarga. Namun sekaligus menangani sisi hilir yaitu penanganan masalah yang dihadapi. Model ini juga memperhatikan aspek jaminan keberlangsungan, survival, resiliensi, dan keberlanjutan (sustainability) upaya peningkatan ketahanan, kesejahteraan, kualitas keluarga, termasuk kelompok yang rentan.

Manfaat utama inovasi sosial model Kampung Ramah Keluarga yaitu keterjaminan efektivitas, percepatan, juga terobosan pembangunan dan penyelesaian masalah maupun tantangan keluarga.

Kampung Ramah Keluarga  juga bertujuan agar para keluarga bisa memperoleh mata pencaharian yang menyejahterakan. Pembangunan wilayah ramah keluarga mendorong keluarga bertransaksi (materi, energi, informasi) dengan lingkungannya (alam, sosial, dan lingkungan yang dibangun manusia) secara baik dan positif agar pada gilirannya mendatangkan hasil berupa feedback yang positif.Dengan cara itu, memungkinkan tercapainya kehidupan keluarga berkualitas dan lingkungan yang berkualitas dan berkelanjutan.Transaksi keluarga yang tidak baik dengan lingkungan menyebabkan penurunan daya tampung lingkungan dan daya dukung alam, juga daya dukung sosial.

Pengembangan inovasi sosial Kampung Ramah Keluarga di era digital dan Indonesia 4.0 menjadi aset penyiapan masyarakat menuju ‘Society 5.0’. Namun demikian, kekuatan ‘human, family and social capital’ yang menjadi spirit Kampung Ramah Keluarga hendaknya dikuatkan oleh informasi mengenai ragam perubahan sosial ekonomi dan prediksi konsekuensinya terhadap perubahan potret kehidupan keluarga. Karena itu diperlukan rekomendasi antisipasi perluasan kerentanan dan ancaman terhadap keluarga akibat perubahan global. Untuk kepentingan tersebut, pemanfaatan secara optimal sistem digital, IoT dan big data untuk memprediksi dan memberikan rekomendasi kebijakan strategis pembangunan keluarga adalah keharusan.

  1. ^ Puspaningtyas, Lida (2023-10-02). "IPB University Luncurkan Inovasi Kampung Ramah Keluarga". republika. Diakses tanggal 2024-01-17. 
  2. ^ author, Widi (2023-10-02). "IPB University Beberkan Keunggulan Inovasi 'Kampung Ramah Keluarga'". tribunnews bogor. Diakses tanggal 2024-01-17. 
  3. ^ "Guru Besar IPB University Inisiasi Kampung Ramah Keluarga, Riset Sejak Tahun 1997". Tribunnewsbogor.com. Diakses tanggal 2024-01-17. 
  4. ^ Shukri, Iqbal (2022-12-09). "Guru Besar IPB Mendorong Pembangunan Ramah Keluarga Menjadi Prioritas". Trubus (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-01-17.