White Highlands adalah sebuah wilayah dataran tinggi di Provinsi Tengah, Kenya. Wilayah ini secara tradisional merupakan tanah air bagi komunitas asli Kenya Tengah hingga masa kolonial, yang dijadikan pusat pemukiman orang Eropa, selanjutnya antara tahun 1902-1961 secara resmi dijadikan pemukiman eksklusif bagi orang Eropa oleh pemerintah kolonial.

Nama sunting

Penjelajah dan administrator Eropa pertama menggunakan istilah Highlands untuk merujuk ke wilayah yang tingginya tidak kurang dari 1.525 mdpl, iklim wilayah paling cocok untuk ditinggali orang Eropa.[1] Selama proses pemukiman Eropa, istilah Highlands mulai digunakan untuk daerah-daerah yang belum dihuni oleh suku-suku asli Afrika.[1] Karena The Crown Lands Ordinance tahun 1902 hanya memberikan hibah tanah kepada orang Eropa, berarti hanya tanah Highlands yang bisa dimiliki dan dikelola oleh orang Eropa.

Sir Harry Johnston setelah menempuh perjalanan dengan naik Kereta Api Uganda, mencatat tentang Highlands:[1]

"Di sini kita memiliki wilayah yang sangat cocok untuk orang kulit putih, dan saya dapat mengatakan ini, tanpa memikirkan ketidakadilan bagi ras pribumi mana pun, karena negara yang bersangkutan sama sekali tidak berpenghuni sejauh bermil-mil atau paling banyak penghuninya adalah pemburu yang berkeliaran dan tidak memiliki rumah menetap atau tempat tinggal tetapnya adalah tanah di luar area yang sehat."

Referensi sunting

  1. ^ a b c Morgan, W. T. W. "The 'White Highlands' of Kenya." The Geographical Journal 129, no. 2 (1963): 140-55. DOI:10.2307/1792632.