Ulkus mole (Chancroid)

Ulkus mole (Chancroid) atau chancroid atau soft chancre atau soft sore adalah penyakit infeksi pada alat kelamin yang akut, setempat, disebabkan oleh Streptobacillus ducrey (Haemophilus ducreyi) dengan gejala klinis yang khas berupa ulkus nekrotik yang nyeri pada tempat inokulasi, dan sering disertai pernanahan kelenjar getah bening regional.[1]

Ulkus mole (Chancroid)
Photomicrograph of H. ducreyi
Informasi umum

Gejala sunting

Gejala infeksi Chancroid adalah:

  1. Pengembangan borok menyakitkan pada alat kelamin (penis atau vagina).
  2. Chancroid juga dapat menyebabkan kelenjar getah bening di daerah pangkal paha membengkak.
  3. Ulkus chancroid Nyeri biasanya berkembang 3-10 hari setelah terinfeksi.
  4. Pada wanita, borok yang mungkin terjadi di dalam vagina dan tidak segera terlihat tanpa pemeriksaan panggul.
  5. Wanita dengan Chancroid juga mungkin mengalami gejala seperti nyeri saat buang air kecil, keputihan, nyeri saat menggerakan perut, atau perdarahan rektum.
  6. Baik pria maupun wanita bisa mengalami demam dan kelelahan umum dengan penyakit.[2]

Patofisiologi sunting

Penyakit ini ditularkan secara langsung melalui hubungan seksual, selain di daerah genitalia dapat juga terjadi inokulasi H. ducreyi di jari mulut dan dada. Pada tempat masuknya mikro organisme terbentuk ulkus yang khas.

Pemeriksaan Laboratorium sunting

  1. Pemeriksaan langsung bahan ulkus yang diambil dengan mengorek tepi ulkus yang diberi pewarnaan gram. Pada sediaan yang positif ditemukan kelompok basil yang tersusun seperti barisan ikan.
  2. Kultur pada media agar coklat, agar Muller Hinton atau media yang mengandung serum dengan vancomysin. Positif bila kuman tumbuh dalam waktu 2-4 hari (dapat sampai 7 hari).
  3. Tes serologi ito-Reenstierna, caranya 0,1 ml antigen disuntikkan intradermal pada kulit lengan bawah. Positif bila setelah 24 jam atau lebih timbul indurasi yang berdiameter 5 mm. Hasil positif setelah infeksi berlangsung 2 minggu akan terus positif seumur hidup.
  4. Tes ELISA dengan menggunakan whole lysed H. ducreyi.
  5. Tes lain yang dapat digunakan adalah tes fiksasi komplemen, presipitin, dan agglutinin.

Referensi sunting

  1. ^ Judanarso, Jubianto (2008). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Balai Penerbit FKUI. ISBN 978-979-496-415-6. 
  2. ^ www.vbhcs.org[pranala nonaktif permanen], Chancroid. Diakses pada 12 Agustus 2012.

Pranala luar sunting