Tujuh alat gugus mutu

Tujuh alat gugus mutu adalah perlengkapan statistis yang digunakan untuk memecahkan masalah pekerjaan dan mengusahakan perbaikan hasil dan proses kerja. Alat-alat itu dirancang sederhana hingga dapat dipakai siapa saja dengan bekal pendidikan menengah. Tujuannya adalah untuk memudahkan pelacakan secara tepat atas masalah yang mungkin terjadi (trouble shooting).

Program Perbaikan Faktual sunting

Fakta mengantar kepada kebenaran. Tanpa bersandar pada fakta, solusi permasalahan yang diberikan cenderung salah, maka malah akan merugikan. Kegiatan perbaikan berkesinambungan bukan berdasarkan opini, melainkan berdasarkan fakta dan data, sekalipun opini juga diterima sebagai interpretasi pribadi atas data. Maka bukan opini tanpa dasar.

Fakta diperoleh dari data yang dikumpulkan setiap hari mengenai proses kerja tertentu. Namun data fakta saja belum menjadi informasi yang menjelaskan mengapa sesuatu masalah (ekses, kekurangan, ketegangan) terjadi sehingga menimbulkan hasil yang tidak baik. Untuk itu dilakukan analisis data faktual dengan menggunakan alat-alat statistik.

Statistik sederhana sunting

Dalam gugus mutu penggunaan alat statistik direkayasa sedemikian agar gampang dan sederhana, dapat dilakukan oleh pekerja dengan pendidikan menengah. Alat-alat statistik ini adalah alat-alat kerja terapan, dan disajikan bukan sebagai teori.

Ke-7 alat itu adalah:

  1. Lembar Periksa
  2. Histogram
  3. Diagram Pareto
  4. Diagam Kendali
  5. Diagram Sebab-Akibat
  6. Diagram Tebar
  7. Stratifikasi (bisa digantikan oleh Diagram alir atau Run chart)

Penggunaan sunting

Lembar periksa adalah suatu formulir berisi daftar hal-hal yang perlu diperiksa dan didata dan daftar waktu pencatatan, serta jumlah kejadian yang ditemui. Berdasarkan banyaknya kejadian lalu disusun Diagram Pareto sebagai alat interpretasi untuk mengetahui urutan pentingnya masalah, dan mengantarkan perhatian lebih fokus pada masalah yang paling mendesak dan penting. Jika fokus masalah telah diketahui, lalu dipikirkan faktor-faktor utama yang memberi kontribusi pada terjadinya masalah itu, dengan menggunakan Diagram Sebab-Akibat. Dari alat itu dapat ditentukan akar penyebab dari suatu masalah, dan ide-ide untuk penanggulangannya dapat dibangkitkan melalui konsep “lima kali mengapa”, untuk mendapatkan sebab yang terdalam.

Data yang terkumpul juga dapat disusun menjadi Histogram, yang dimaksudkan untuk menemukan variasi, atau penyimpangan dari standar. Fungsinya sama dengan Diagram Pareto, sebagai alat pengenalan masalah utama, sebagai dasar untuk keputusan perbaikan berkelanjutan. Dengan maksud yang sama data juga dapat disusun menjadi stratifikasi, yang membagi keseluruhan area perhatian menjadi kategori-kategori atau subkelompok yang lebih kecil untuk identifikasi faktor masalah.

Di dalam pelaksanaan rencana penanggulangan, data dikumpulkan lagi dengan lembar periksa baru yang berisi faktor-faktor utama yang diperhatikan dalam perbaikan. Data yang diperoleh dalam rentang waktu tertentu kemudian disusun dalam Diagram Kendali (Diagram Shewhart) untuk mengenai penyimpangan (variasi) dari penyebab khusus, dengan maksud untuk menghilangkan variasi itu. Namun jika ada dua faktor variabel utama, maka untuk menentukan variabel yang paling besar pengaruhnya yang harus ditangani lebih dulu digunakan Diagram Tebar (scatter diagram).

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. Kaoru Ishikawa. David J. Lu. 1985. What Is Total Quality Control? Prentice Hall.
  2. Eko Henryanto. BN Marbun. 1987. Pengendalian Mutu Terpadu. Pustaka Binaman Pressindo.
  3. Vincent Gaspersz, (1998). Statistical Process Control. Penerapan Teknik-teknik Statistical Dalam Manajemen Bisnis Total. Gramedia.