Tigmonasti adalah gerak nasti akibat sentuhan (bahasa Yunani, thigma, artinya sentuhan).[1] Gerak ini terutama terlihat jelas pada beberapa anggota tertentu anak-suku Mimosoideae dari suku Fabaceae (Leguminosae)[2] Contoh yang paling jelas adalah Mimosa pudica atau lebih dikenal sebagai putri malu.[1] Selain disebut tigmonasti, gerak ini juga dikenal dengan nama seismonasti. Seismo berarti getaran, meski secara khusus pada putri malu getarannya berasal dari sentuhan.

Mimosa pudica atau putra malu dalam keadaan normal dan tersentuh.

Mekanisme sunting

Pada kondisi normal, semua sel-sel pulvinus pada daun putri malu menggembung, dan tetap tegak akibat pengaruh tekanan turgor[3]. Dengan disentuh, digoyang, dipanasi, didinginkan dengan cepat, atau diberi rangsangan listrik, anak-daun dan daun akan mengatup serempak dengan cepat.[1] Jika hanya satu anak-daun yang dirangsang, rangsangan itu diteruskan ke seluruh tumbuhan, sehingga anak-daun lain ikut mengatup.[1] Pelipatan terjadi karena air diangkut keluar dari sel motorik pada pulvinus , kejadian yang berhubungan dengan keluarnya kation K+ (Kalium). Penyusutan bagian bawah pulvinus secara tiba-tiba menyebabkan penyusutan turgor dan mendorong keseluruhan daun mengatup[3].Kegunaan respon ini bagi tumbuhan diduga bahwa pelipatan anak-daun akan mengagetkan dan mengusir serangga sebelum mereka sempat memakan daunnya.[1]

Cara sentuhan yang berbeda dapat menimbulkan kecepatan menutup daun yang berbeda pada putri malu. Bila diberikan sentuhan yang keras maka kecepatan menutup daunnya akan makin cepat pula. Sebaliknya, bila diberikan sentuhan dengan pelan, maka daun putri malu akan menutup dengan lambat. Selain itu, kecepatan gerak tigmonasti oleh putri malu juga dipengaruhi oleh luas bidang sentuh. Makin luas bidang sentuh, maka akan makin besar gaya yang timbul dan makin cepat gerak yang dilakukan oleh putri malu. Sebaliknya, bila luas permukaan bidang sentuh kecil, maka gaya yang dihasilkan kecil dan putri malu akan menutup daunnya dengan lebih lambat[4]

Gerakan layu dengan sendirinya lantaran adanya rangsangan seperti yang dilakukan oleh putri malu ini bersifat hanya sementara. Tak lama kemudian, keadaan tumbuhan ini akan tegak lagi, seperti semula. Tak hanya pada sentuhan, putri malu juga bereaksi dengan bergerak ketika ditiup angin yang keras, dipanasi, didinginkan dengan cepat, bahkan juga saat disengat arus listrik. Tumbuhan putri malu merupakan tumbuhan asli dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan, namun telah menyebar ke berbagai penjuru dunia dengan iklim yang cocok. Indonesia adalah salah satunya. Putri malu biasanya tumbuh di bawah tumbuhan lain yang lebih besar.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e Salisbury FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan, jilid 3. terjemahan Lukman DR, Sumaryono. Bandung: Penerbit ITB. Hal:100-102 ISBN 979-8591-37-2
  2. ^ (Inggris)Ball NG. 1969. Nastic responses. dalam Wilkins MB (editor). Physiology of Plant Growth and Development. New York: McGraw-Hill.
  3. ^ a b Hadi, Samsun (2016). Fisiologi Tumbuhan. Malang: UMM Press. 
  4. ^ Tamam, Mh Badrut (2018-04-16). "Mekanisme Gerak Tigmonasti Putri Malu (Mimosa pudica)". Generasi Biologi. Diakses tanggal 2023-12-08.