Terowongan Hizkia (Inggris: Hezekiah's Tunnel atau Siloam Tunnel; Ibrani: נִקְבַּת השילוח, Nikbat Ha-Shiloah) adalah sebuah terowongan saluran air yang digali di bawah daerah "Kota Daud" di Yerusalem pada zaman kuno. Terkenal karena berhubungan dengan tarikh pemerintahan Hizkia, raja Yehuda yang hidup pada akhir abad ke-8 sampai awal abad ke-7 SM dan dicatat dalam sejumlah ayat di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1][2] Menurut catatan Alkitab, raja Hizkia mempersiapkan Yerusalem dalam menghadapi ancaman pengepungan oleh Sanherib, raja Asyur, dengan "membendung aliran Gihon di sebelah hulu, dan menyalurkannya ke hilir, ke sebelah barat, ke kota Daud."[3] Pemastian kepada zaman Hizkia didasarkan atas tarikh pembuatannya yang tertera pada sebuah tulisan di dinding terowongan, yang sekarang dikenal sebagai Inskripsi Siloam, dan penelitian tarikh radiokarbon pada bahan organik di lapisan dinding aslinya.[4]

Terowongan Hizkia, tahun 2010
Inskripsi Siloam
Salinan Inskripsi Siloam, dipasang dalam terowongan Hizkia pada tahun 2010

Terowongan ini mengalirkan air dari mata air Gihon ke Kolam Siloam,[5][6][7] yang dirancang sebagai saluran air untuk memberikan cukup air bagi kota Yerusalem selama pengepungan orang Asyur, yang dipimpin oleh raja Sanherib. Terowongan yang digali dengan tangan tersebut panjangnya 533 meter (~ 1760 kaki), dan dengan gradien kemiringan 30 cm (0.6‰) beda ketinggian antara kedua ujungnya, menyalurkan air dari mata air sampai ke kolam.

Penemuan sunting

Pada tahun 1899, ditemukan sebuah saluran air kuno yang menghubungkan mata air Gihon ke daerah kolam Siloam, tetapi jalurnya lebih lurus. Saluran air ini sekarang dikenal sebagai "Saluran Zaman Perunggu Tengah" (Middle Bronze Age channel), menurut perkiraan tarikhnya. Ronny Reich memastikan pembangunannya sekitar tahun 1800 SM (dalam Zaman Perunggu Tengah). Jadi air dari mata air tersebut sudah pernah disalurkan sejumlah abad sebelum zaman Hizkia. Aslinya dibangun sebagai selokan yang digali di tanah dengan kedalaman 20 kaki (6,7 meter), ditutupi dengan lempengan batu-batu besar dan disembunyikan dengan tetumbuhan. Ukurannya lebih sempit daripada terowongan Hizkia, tetapi masih dapat dijalani orang hampir di seluruh panjangnya. Selain dari lubang ke luar setinggi 1 meter (~3 kaki) dekat kolam Siloam, saluran ini juga menyalurkan air ke sejumlah taman-taman yang menghadap lembah Kidron.[8]

Terowongan Hizkia dibangun untuk menggantikan saluran ini, karena tentara pengepung dapat dengan mudah menemukan dan menghancurkan saluran Zaman Perunggu ini. Terowongan Hizkia sendiri ditemukan pada tahun 1838 oleh pakar Alkitab Amerika Serikat, Edward Robinson, dan sekarang ini dapat dijalani orang dari ujung ke ujung.

Catatan Alkitab sunting

Ayat-ayat Alkitab yang berhubungan dengan terowongan Hizkia adalah:

"Selebihnya dari riwayat Hizkia, segala kepahlawanannya dan bagaimana ia membuat kolam dan saluran air dan mengalirkan air ke dalam kota, bukankah semuanya itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Yehuda?" 2 Raja-raja 20:20

"Ketika Hizkia mengetahui, bahwa Sanherib datang hendak memerangi Yerusalem, ia berunding dengan para panglima dan pahlawannya untuk menutup segala mata air yang terdapat di luar kota dan mereka itu bersedia membantunya. Maka berkumpullah banyak orang. Mereka menutup semua mata air dan sungai yang mengalir dari tengah-tengah negeri itu. Kata mereka: "Mengapa raja-raja Asyur harus mendapat banyak air, kalau mereka datang?"" 2 Tawarikh 32:2-4

"Hizkia ini juga telah membendung aliran Gihon di sebelah hulu, dan menyalurkannya ke hilir, ke sebelah barat, ke kota Daud. Hizkia berhasil dalam segala usahanya." 2 Tawarikh 32:30

Ukuran "Hasta" sunting

Dari Inskripsi Siloam yang mencatat sejarah pembangunan terowongan tersebut pada zamannya, diketahui bahwa panjang terowongan tersebut adalah 1200 hasta. Sekarang diketahui bahwa terowongan itu panjangnya 533 meter (~ 1760 kaki). Dengan demikian ukuran "hasta" yang digunakan pada abad ke-8 SM tersebut adalah sama dengan 44.7 cm (17.6 inci). Ini sama dengan ukuran yang dilaporkan oleh Flavius Yosefus, sejarawan Yahudi-Romawi yang hidup pada abad ke-1 Masehi, pada waktu pembangunan Bait Suci Herodes.[9]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ 2 Raja-raja 20:20; 2 Tawarikh 32:2-4, 30
  2. ^ Robb Andrew Young (2012). Hezekiah in History and Tradition. Koninlijke Brill. hlm. 35,48–50. 
  3. ^ 2 Tawarikh 32:30
  4. ^ Frumkin, Amos; Shimron, Aryeh (2006). "Tunnel engineering in the Iron Age: Geoarchaeology of the Siloam Tunnel, Jerusalem". Journal of Archaeological Science. 33 (2): 227–237. doi:10.1016/j.jas.2005.07.018. 
  5. ^ Image of exit
  6. ^ Foto-foto Holy Land
  7. ^ Image
  8. ^ Images of the Middle Bronze Age channel
  9. ^ "Inskripsi Siloam pada Bible History". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-08. Diakses tanggal 2013-06-05. 

Pustaka sunting

  • Brisco, Thomas C. (1998). Holman Bible Atlas. Nashville: Broadman & Holman Publishers. ISBN 1-55819-709-5. 
  • Frumkin, Amos; Shimron, Aryeh (2006). "Tunnel engineering in the Iron Age: Geoarchaeology of the Siloam Tunnel, Jerusalem". Journal of Archaeological Science. 33 (2): 227–237. doi:10.1016/j.jas.2005.07.018. 

Pranala luar sunting

Koordinat: 31°46′20″N 35°14′08″E / 31.772358°N 35.235673°E / 31.772358; 35.235673