Televisi Hologram adalah televisi yang menghasilkan gambar solid yang bergerak dalam bentuk tiga dimensi yang nyata. Sistem yang bekerja pada televisi ini adalah sistem holografis. Pada sistem ini, kamera stereoskopis merekam pantulan cahaya dari gambar kemudian memancarkan cahaya tersebut ke kedua mata penonton di dua sudut berbeda. Sistem holografis akan menampilkan suatu pola, yaitu pola lingkaran difraksi. Pola yang ditampilkan merupakan pola terang dan gelap di sekitar objek. Pola difraksi yang bergerak-gerak ke arah berbeda akan menampilkan gambar tiga dimensi yang nyata sehingga kacamata tiga dimensi tidak lagi dibutuhkan. Sistem itu disebut 3D Auto Streoscopic.[1]

Sejarah hologram sunting

Teknologi hologram tidak terlepas dari peran Denis Gabor, fisikawan asal Hungaria yang lahir pada tahun 1900. Gabor memulai pendidikannya di bidang fisika saat berumur 15 tahun kemudian menjadi seorang ilmuan di Inggris. Gabor membuat sebuah penelitian yang kemudian menjadi pondasi holography modern. Gabor menemukan teknologi hologram secara tidak sengaja ketika bekerja di perusahaan British Thomson Houston. Saat itu, Gabor sedang meneliti bagaimana memperbaiki mikroskop elektron. Gambar hologram statis tiga dimensi pertama kali diproduksi pada tahun 1960-an setelah sinar laser ditemukan. Hasil penelitian Gabor yang kreatif dan inovatif membuat dirinya menjadi salah satu penemu terkemuka pada abad ke-20 dan meraih Penghargaan Nobel di bidang Fisika pada tahun 1971.[2]

Generasi televisi sunting

Terdapat enam generasi dalam teknologi televisi, yaitu:[3]

Pada generasi pertama, kedua dan ketiga, pemprosesan sinyal tidak digunakan secara mendalam untuk diperhitungkan dalam pengiriman. Pada generasi keempat, sistem televisi berwarna merupakan yang pertama dalam sejarah televisi yang membutuhkan pemprosesan sinyal. Pada generasi kelima, perkembangan televisi sepuluh tahun terakhir dicirikan oleh munculnya teknologi pemprosesan sinyal yang canggih, seperti pemanfaatan frequensi tiga dimensi dan pemanfaatan pengkodean gambar digital. Pemanfaatan pengkodean televisi dimulai pada tahun 1980-an dengan munculnya standar H.261 (standar pengkodean televisi untuk telepon video dan konferensi televisi) yang lebih dikenal dengan standar Moving Pictures Experts Group. Kemudian, pada tahun 1990, fokus pada penyiaran digital. Pada generasi keenam, televisi memainkan peran yang sangat penting dalam berbagai bidang.Pada masa depan, hal yang terpenting adalah gambar dapat diproses dengan mudah, baik secara teori maupun praktik untuk berbagai kemungkinan penggunaan dari gambar televisi.

Awal mula sunting

Sebelum muncul televisi hologram, teknologi berbasis hologram telah digunakan dalam dunia perfilman, seperti pada film fiksi ilmiah Star Wars. Film ini menunjukkan sebuah karakter, yaitu Obi Wan Kenobi yang sedang berbicara dengan Putri Leila Amidala. Lalu, teknologi hologram mulai dikembangkan dalam dunia televisi oleh Uber Cool Home yang memproduksi televisi semihologram bernama UberCool Home Uber Graph. Televisi ini tidak sepenuhnya hologram karena efek tiga dimensi dihasilkan dari proyeksi cahaya yang menembus layar transparan berbahan kaca. Selain itu, terdapat juga Claro Holographic TV yang mirip UberCool Home Uber Graph. Televisi ini juga tidak sepenuhnya hologram walaupun berlabel holographic TV. Teknologi holoscreen memberikan efek tiga dimensi yang diproyeksikan ke layar transparan yang terbentang di antara sepasang speaker berbahan kaca. Televisi ini mengharuskan penonton untuk berada di depan layar supaya bisa melihat tampilan gambar. Setelah itu, pada tahun 2011 Apple meluncurkan televisi canggih, yaitu televisi hologram.Televisi ini tidak membutuhkan kacamata khusus untuk melihat tampilan gambar, cukup dengan menggunakan mata telanjang. Teknologi televisi hologram ini menghasilkan gambar yang dapat dilihat dari berbagai arah atau dari sudut 360 derajat. [1]

Konsep dasar sunting

Salah satu konsep dasar televisi hologram adalah dengan menggunakan Liquid Christal Device. Karakteristik dari Liquid Christal Device adalah resolusi dan kontras yang sangat baik sehingga dapat digunakan sebagai tampilan pola pinggiran hologram. Dengan menggunakan Liquid Christal Device, cahaya koheren dipancarkan ke objek yang dipengaruhi oleh cahaya pada kamera televisi. Kemudian,intensitas pola pinggiran diubah ke sinyal listrik. Setelah itu, sinyal ini dikirim sebagai sinyal televisi.[4]

Prinsip kerja telepresence sunting

Menurut Nasser Peyghambarian, telepresence hologram merupakan teknologi yang mampu merekam gambar tiga dimensi di satu tempat kemudian memproyeksikan gambar tersebut di tempat lain. Prinsip kerja teknologi ini yaitu:

  • Pertama, gambar direkam oleh beberapa kamera yang sekaligus diletakkan mengitari objek dan merekam gambar dari berbagai sudut pandang.
  • Kedua, hasil gambar diproyeksikan dengan menggunakan laser untuk menciptakan gambar hologram yang terdiri dari banyak pixel hologram.[YUDIRA REVIMA]

Pemanfaatan sunting

Selain dalam dunia televisi, teknologi hologram juga sudah mulai digunakan untuk menggantikan tugas karyawan di bandara, seperti yang terjadi di bandara Manchester dan bandara Luton. Selain itu, karyawan hologram juga muncul di bandara di Paris. Namun, teknologi hologram ini hanya bersifat satu arah sehingga karyawan hologram hanya bisa memberikan informasi yang telah direkam sebelumnya, tetapi tidak bisa menjawab pertanyaan penumpang dalam hal lain. Lalu, fungsi hologram pada masa depan akan digunakan dalam bidang olahraga, pendidikan, periklanan dan politik. Di bidang olahraga, seperti yang dijanjikan oleh Jepang, teknologi hologram akan digunakan untuk menonton sepak bola. Pada saat itu, semua orang dapat menyaksikan pertandingan Piala Dunia melalui televisi hologram yang dipasang di stadion negara masing-masing sehingga pertandingan yang disaksikan seolah-olah berlangsung nyata. Di bidang pendidikan, teknologi hologram digunakan untuk simulasi belajar pidato, menyetir mobil atau pesawat udara. Di bidang periklanan, teknologi hologram digunakan untuk memperkenalkan sebuah produk baru kepada konsumen sebelum produk tersebut diluncurkan. Kemudian, di bidang politik, teknologi hologram digunakan untuk melakukan dialog antara pejabat negara tanpa harus bertatap muka langsung atau untuk meninjau suatu lokasi.

Kelebihan sunting

  • Komunikasi berlangsung tanpa batas karena kendala jarak dapat diatasi dengan mudah.
  • Mempermudah media massa, khususnya media massa elektronik dalam menyampaikan informasi.
  • Lebih menarik dibandingkan dengan 3G, teleconference ataupun videoconference karena pengguna merasa seperti berkomunikasi langsung sehingga komunikasi menjadi lebih hidup.

Kekurangan sunting

Berdasarkan survei Hudson Square Research Juni 2010, menyaksikan teknologi hologram pada televisi dalam jangka waktu tertentu bisa menyebabkan mual, sakit mata, pusing dan berisiko bagi ibu hamil. Hal ini dikarenakan televisi hologram menggunakan lensa lentikular yang menyebabkan tampilan berbeda pada mata kanan dan kiri. Akan tetapi, hal ini dapat dihindari jika layar hologram tidak menggunakan lensa lentikular, melainkan menggunakan satu sistem optik saja maka tidak akan menyebabkan mual, sakit mata dan pusing karena mata kanan dan kiri menerima tampilan gambar yang sama.

Referensi sunting

  1. ^ a b "Selamat Datang, Televisi Hologram". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-22. Diakses tanggal 2012-03-26. 
  2. ^ scribd.com TV Hologram
  3. ^ (Inggris) Fukinuki, T. 1998. Television: Past, Present And Future. Volume 86 halaman 998-1004. IEEE Journals
  4. ^ (Inggris) Sato, K. Higuchi, K. Katsuma, H. 1991. Holographic Television by Liquid Crystal Device. Halaman 20-23. IEEE Journals