Tari Flobamor

salah satu tarian di Indonesia


Flobamor adalah tari yang digarap dan dimasukkan unsur-unsur tarian dari tiga pulau terbesar dari Nusa Tenggana Timur yaitu Flores, Sumba dan Timor. Tarian ini digarap oleh Nyonya A. Nisnoni Amalo Jawa di tahun 1972. Rasa gerak tari dari ketiga daerah ini dipadu menjadi satu tarian masal yang dilakukan oleh penari-penari wanita. Gerak tari Tunor biasanya menggunakan tempo yang sangat lambat serta sangat halus dan gerak tari Sumba yang lebih banyak diiringi oleh instrumen pukul menggunakan tempo yang cepat. Sedangkan Flores menggunakan tempo yang sedang. Umumnya, para penari mengenakan kain tenun dan baju lengan panjang serta selendang yang agak panjang dan lebar yang dipakai melingkari pinggang. Dimana selendang dalam tari Flobamor berguna sebagai prop tari yang ikut ditarikan pula. Selain itu, tari ini diiringi oleh sasando dan gendang yang dibawa oleh beberapa penari.[1]

Tari Flobamor ini sangat unik sehingga mengundang ribuan warga yang kala itu sedang menyaksikan pawai Festival Moyo ketiga tahun 2014, spontan tertawa dan mengikuti tarian tersebut.[2]

Referensi sunting

  1. ^ Djamaludin;, SUDARSONO; Atjep. Tari-Tarian Indonesia I (dalam bahasa Indonesia). Proyek Pengembangan Media Kebudayaan. 
  2. ^ Bahanan, Hans (2014-09-29). Sankhyaadi, Aria, ed. "Bersatu Dalam Tari Flobamora di Festival Moyo". Liputan6.com. Diakses tanggal 2021-09-08.