Taleningo adalah sejenis puisi yang berisi nasihat, bersajak dan terdiri atas empat baris dalam setiap bait. Isi ujaran-ujaran dalam puisi taleningo adalah ukuran atau pegangan hidup dalam bahasa Gorontalo.[1] Di dalam taleningo terungkap cara hidup yang baik, soal kematian, kelahiran, dan persiapan untuk akhirat.

Berbeda dengan puisi lisan Gorontalo lainnya yaitu Leningo, pada Taleningo kata-kata puisi yang disampaikan mengandung filsafat dan pandangan hidup dalam beragama antar sesama manusia.[2] Di dalam puisi taleningo Isinya mengandung ajaran-ajaran filsafat agama Islam dan renungan dari para tokoh atau ulama. Pada prinsipnya ragam ini berisi peringatan agar manusiaberbuat balk di dunia yang kelak akan menentukan corak hidup atau balasan di akhirat Ragam Taleningo, bisa menyangkut kehidupan sebelum lahir, sesudah lahir, dan sesudah mati.[3]

Referensi sunting

  1. ^ Hinta, Ellyana G (2005). Tinilo Pa'ita, Naskah Puisi Gorontalo : Sebuah Kajian Filologis. Jakarta: Djambatan. hlm. 47. ISBN 979-428-596-X. 
  2. ^ Didipu, Herman (2018-06-03). "LENINGO, SASTRA HUMANITAS DARI GORONTALO: KONKRETISASI NILAI-NILAI". MAKALAH. Vol.2 (1636): Hal. 1. 
  3. ^ Tuloli, Nani (2003). Puisi lisan Gorontalo. Bagian Proyek Pembinaan Buku Sastra Indonesia dan Daerah Jakarta, Pusat Bahasa. hlm. Hal.15. ISBN 978-979-685-347-2.