Takeichi Nishi (12 Juli 1902 – 22 Maret 1945) adalah seorang perwira tentara Jepang yang berpangkat terakhir letnan kolonel yang setelah kematiannya dinaikkan menjadi kolonel. Dia seorang peraih medali emas dalam Olimpiade pada tahun 1932 dalam kejuaraan lompat kuda. Dia komandan pasukan tank dalam pertempuran di pulau Iwo Jima dan ia tewas di pulau tersebut.

Takeichi Nishi
Nama asli西 竹一
JulukanBaron Nishi
Lahir(1902-07-12)12 Juli 1902
Azabu, Tokyo, Jepang
Meninggal22 Maret 1945(1945-03-22) (umur 42)
Iwo Jima, Jepang
Pengabdian Empire of Japan
Dinas/cabang Angkatan Darat Kekaisaran Jepang
Lama dinas1924-1945
PangkatKolonel
KomandanResimen Tank XXVI, Mudanjiang
Perang/pertempuran
HubunganAnak laki-laki dari Nishi Tokujirō

Kehidupan awal sunting

Nishi dilahirkan di distrik Azabu, Tokyo. Dia adalah anak ketiga dan anak tidak sah dari Tokujirō Nishi, seorang Danshaku (baron dalam sistem kazoku). Ibunya tidak menikah dengan Tokujirō dan dipaksa untuk meninggalkan rumah segera setelah melahirkan. Ayahnya memiliki berbagai posisi tingkat tinggi di Kementerian Luar Negeri dan Dewan Penasihat Kerajaan, Duta besar untuk kerajaan Tiongkok (Dinasti Qing) pada waktu kerajaan China dilanda Pemberontakan Boxer.

Pada tahun 1912, pada usia 10, ia mendapat gelar kebangsawanan setelah kematian ayahnya. Pada tahun 1915, ia memasuki Sekolah Menengah Pertama Tokyo (sekarang SMA Hibiya) sesuai dengan wasiat ayahnya.

Pada September 1917, Nishi memasuki Akademi Calon Perwira Angkatan Darat di Hiroshima, sebuah sekolah persiapan militer yang didirikan berdasarkan model Prusia, dan pada tahun 1920 mengambil kursus di Pusat Pendidikan Calon Perwira di Tokyo. Ia menyelesaikan kursusnya dengan singkat dalam enam bulan pada April 1920, karena reorganisasi sekolah militer, dan ia mulai kuliah di Akademi Angkatan Darat Kekaisaran Jepang. Sebagai siswa calon perwira, ia di tempatkan di Resimen Kavaleri Pertama berbasis di Setagaya, Tokyo. Pada tahun 1924, ia lulus dari akademi tersebut dengan peringkat ke-13 dari 19 murid di kelasnya dan mendapat pangkat Letnan Dua. Ia dipromosikan menjadi Letnan Satu pada bulan Oktober 1927.

Uranus dan kompetisi olimpiade sunting

 
Nishi bersama dengan kuda olimpiade, Uranus
Takeichi Nishi
Rekam medali
Equestrian
  1932 Los Angeles Show jumping individual
 
Takeichi Nishi bersama Uranus pada Olimpiade Musim Panas 1936

Pada tahun 1930, Nishi bertemu pertama kali dengan kuda yang nantinya akan menjadi kesayangannya, Uranus, saat berada di Italia. Tentu saja pihak tentara tidak mau membelikan kuda terebut, Nishi pun membeli Uranus dengan uang pribadinya. Nishi dan Uranus berkompetisi dalam kompetisi di Eropa dan melakukannya dengan baik.

Setelah Olimpiade, ia dipindahkan ke Resimen Kavaleri ke-16 Narashino dan dipromosikan menjadi instruktur kavaleri di sekolah resimen tersebut dengan pangkat kapten (dipromosikan pada Agustus 1933).

Nishi dan Uranus berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Panas 1936 di Berlin, Jerman tapi Nishi terjatuh dari kudanya di tengah pertandingan dan hanya menempati peringkat ke 20. Ada spekulasi bahwa hal ini sengaja dilakukan untuk kepentingan negara tuan rumah Nazi Jerman, negara yang bersama Jepang akan menandatangani Pakta Tripartit 1940 lalu membentuk Blok Poros. Pertandingan ini akhirnya dimenangkan oleh atlet dari Jerman.

Setelah ini, Nishi ditugaskan di Subdivisi Tokachi, sebuah departemen yang bertanggung jawab untuk memasok kuda militer. Ia dipromosikan menjadi mayor pada Maret 1939.

Dinas perang sunting

Pada periode ini, Jepang sedang menghapus pasukan kavaleri berkuda dan mulai membentuk resimen tank. Nishi ditugaskan sebagai komandan Resimen Tank ke-26, yang berbasis di Mudanjiang, Manchukuo Utara sebagai pasukan pertahanan. Dia akhirnya mendapat pangkat letnan kolonel pada bulan Agustus 1943.

Pada tahun 1944, Resimen Tank-26 ditugaskan kembali ke pertahanan Iwo Jima di bawah komando Letnan Jenderal Tadamichi Kuribayashi. Pada tanggal 18 Juli 1944, saat dalam perjalanan ke Iwo Jima, kapal Nisshu Maru yang mengangkut resimen itu ditorpedo kapal selam Amerika USS Cobia (SS-245). Walau hanya dua tentara Jepang tewas, tetapi semua tank di resimen itu hilang (28 buah tank).

Nishi kembali ke Tokyo untuk mendapatkan tank pengganti, dan akhirnya menerima 22 buah tank. Selagi ia berada di sana, ia menyempatkan dirinya mengunjungi kudanya Uranus, yang ia titipkan di kandang kuda Bajikōen, di Setagaya.

Pertempuran Iwo Jima sunting

 
Nishi saat masih menjadi Opsir Tentara muda

Di Iwo Jima pada tahun 1945, Nishi membawahi Resimen Tank-26 dibawah Korps Ogasawara (Divisi ke-109) di bawah jenderal Tadamichi Kuribayashi. Markas resimen, yang terletak dekat desa Maruman, dipindahkan ke bagian timur pulau ketika pertempuran dimulai. Karena topografi pulau, beberapa tank medium tipe 97 Chi-Ha dan tank ringan tipe 95 Ha-Go dimasukkan ke dalam parit (terkubur hingga yang kelihatan hanya kubah/turet tank tersebut) dan digunakan sebagai benteng pertahanan, khususnya dalam melawan tank Amerika seperti M4 Sherman.

Pasukan Amerika, yang tahu bahwa Nishi menjadi salah satu komandan musuh di pulau ini, tiap hari terutama pada saat-saat pertempuran mendekati akhir, berusaha membujuknya melalui pengeras suara agar ia menyerahkan diri.

Pihak Amerika menyatakan bahwa dunia akan menyesal kehilangan "Baron Nishi" sang juara olimpiade. Tetapi Nishi tak pernah menanggapi himbauan tersebut. Perwira intelijen yang bertanggung jawab untuk upaya ini adalah Sy Bartlett dari Sayap Pengebom 315 Guam, yang kemudian hari akan menulis novel yang terkenal Twelve O'Clock High. Pada tahun 1966, Bartlett mengunjungi istri Nishi di Tokyo dan memberi penghormatan di Kuil Yasukuni.

Kematian sunting

Seputar kematian baron Nishi tidak diketahui dengan pasti dan banyak dijadikan subyek dari orang-orang yang suka berteori. Salah satu teori adalah bahwa ia terkepung di tengah-tengah pasukan musuh pada pagi hari tanggal 21 dan terbunuh oleh tembakan senapan mesin saat bergerak ke markas resimen. Lainnya mengatakan bahwa ia dan ajudannya bunuh diri dengan pistol mereka dekat Ginmyōsui atau Futagoiwa. Atau ia dibakar sampai mati oleh pelontar api pada 22 Maret, atau ia dan beberapa bawahan melakukan serangan terakhir dan tewas dalam aksi tersebut.

John C. Shively, dalam novelnya The Last Lieutenant, menceritakan kembali sebuah kisah yang diceritakan oleh pamannya dimana peletonnya melakukan baku tembak melawan tentara Jepang pada suatu malam. Di pagi hari, ada sebuah mayat yang mengenakan sepatu bot berkuda dan celana berkuda. Paman Shively tahu pasti bahwa ini adalah tubuh Nishi.

Nishi berusia 42 tahun pada saat pertempuran terakhirnya.

Warisan sunting

Anaknya Yasunori Nishi (saat ini wakil presiden Asosiasi Iwo Jima), menggantikannya sebagai Baron Nishi ke-3. Gelar kebangsawannya pernah dihapuskan selama pendudukan Amerika di Jepang setelah Perang Dunia 2.

Ōno menyatakan, "Hanya sedikit orang yang memahami dirinya dan hanya Uranus yang dapat mengerti dia."

Nishi secara anumerta dipromosikan ke jenjang kolonel dan kudanya Uranus meninggal satu minggu setelah kematiannya. Pada tahun 1990, Uranus diperingati di Memorial Kuda Perang di Museum Sejarah dan Legenda di Honbetsu, Hokkaido.

Dalam budaya populer sunting

Dalam film Letters From Iwo Jima yang disutradarai Clint Eastwood, Nishi diperankan oleh diperankan oleh Tsuyoshi Ihara. Film ini dirilis di Jepang dan Amerika Serikat pada Desember 2006.

Daftar pustaka sunting

  • Shiroyama Saburō, 硫黄島に死す (To die on Iwo Jima), Shinchosha, 1984, ISBN 978-4-10-113316-4 (Jepang)
  • Ōno Kaoru, オリンポスの使徒「バロン西伝説はなぜ生れたか」 (Disciple of Olympus: Why was the legend of Baron Nishi born?), Bungei Shunju, 1984, ASIN B000J74FDC (Jepang)
  • Futabashi Shingo (gambar oleh Kisaki Takashi), 風と踊れ! 時代を疾走ぬけた男 バロン西 (Dance with the Wind! Baron Nishi, the man who raced to the end of an era), komik tahun 2003 yang dipublikasikan oleh Shueisha (Jepang)
  • Zaloga, Steven J. Japanese Tanks 1939-45. (2007) Osprey. ISBN 978-1-84603-091-8.

Pranala luar sunting