Sungai Maros

salah satu sungai di dunia

Sungai Maros[3] (Lontara: ᨔᨘᨂᨕᨗ ᨆᨑᨚ ; Bahasa Inggris: Maros River) adalah sebuah sungai yang terletak di wilayah Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.[4] Sungai Maros merupakan sungai terpanjang di Kabupaten Maros dan salah satu sungai terpanjang di Sulawesi Selatan dengan panjang mencapai 69,90 km[1] hampir sama dengan panjang Sungai Jeneberang. Sungai Maros juga memiliki daerah tangkapan air terbesar kedua (645 km²) setelah Sungai Jeneberang. Sungai ini mengalir dari timur ke barat yang berhulu di Sungai Bantimurung yang airnya mengalir dari pegunungan bagian utara di Kawasan Pegunungan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (hulu I) dan Gunung Baturape-Cindakko di Kawasan Pegunungan Tompobulu (hulu II) menuju ke Selat Makassar. Daerah Aliran Sungai Maros melintasi 8 kecamatan yang kesemuanya tersebar di Kabupaten Maros, yakni Simbang, Bantimurung, Tompobulu, Tanralili, Mandai, Marusu, Turikale, dan Maros Baru.

Sungai Maros
ᨔᨘᨂᨕᨗ ᨆᨑᨚ Versi Indonesia
ᨔᨒᨚ ᨆᨑᨘ Versi Bugis
ᨅᨗᨊᨂ ᨆᨑᨘ Versi Makassar

Salo Maru', Sungai Maru', Salo Maros, Maros River, Binanga Maros, Binanga Maru'
Sungai Maros dilihat dari Jembatan Sungai Maros I (Jl. Andi Pangerang Pettarani), Kota Turikale, Maros
Sungai Maros di Sulawesi
Sungai Maros
Lokasi mulut sungai
Sungai Maros di Indonesia
Sungai Maros
Sungai Maros (Indonesia)
Etimologidari Bahasa Bugis Salo berarti Sungai dan Maru' berarti Maros

dari Bahasa Makassar Binanga berarti Sungai dan Maru' berarti Maros
Lokasi
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Selatan
KabupatenMaros
KecamatanSimbang, Bantimurung, Tompobulu, Tanralili, Turikale, Maros Baru, Mandai, Marusu
Ciri-ciri fisik
Hulu sungaiSungai Bantimurung
 - lokasiLingkungan Tapieng, Kelurahan Boribellaya, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros
 - elevasi350 m (1.150 ft) dpl
Hulu ke-2Gunung Baturape-Gunung Cindakko, Kawasan Pegunungan Tompobulu
 - lokasiDusun Cindakko, Desa Bonto Somba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros
 - elevasi800 m (2.600 ft) dpl
Muara sungaiSelat Makassar
 - lokasiDesa Borimasunggu, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros
Panjang69,90 km[1]
Lebar 
 - rata-rata7.600 m (24.900 ft) (permukaan)[1]
Kedalaman 
 - rata-rata217 m (712 ft)[1]
Debit air 
 - minimum0.40 m³/s[1]
 - maksimum104 m³/s[1]
Luas DASDAS: 645 km²[2]
Informasi lokal
Zona waktuWITA (UTC+8)
GeoNames1636027

Sungai ini mengalir melalui Kota Turikale setelah pertemuan dengan beberapa anak sungai utamanya, yakni Sungai Bantimurung dan Sungai Arparang, dan akhirnya bermuara di Selat Makassar. Arus utama sungai ini sangat berliku-liku menuju hilir sepanjang Kota Turikale. Kemiringan memanjang sungai di dekat hilir (dari muara hingga kira-kira 10 km ke hulu) diperkirakan sebesar 1/9.000 hingga 1/4.500. Bagian hulu Sungai Maros tertutupi oleh batu besar yang terbentuk oleh Gunung Berapi Baturape-Gunung Berapi Cindakko yang hampir tidak terkikis dan karenanya menghasilkan sedikit aliran permukaan sedimen. Meskipun adanya kondisi geologi yang baik seperti itu, tetap saja banyak aliran permukaan sedimen yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor kompleks, yakni: longsoran disepanjang daerah hulu sungai dan Penebangan pepohonan sepanjang aliran sungai oleh pemukim ilegal. Untuk mengatasi aliran permukaan sedimen, maka Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah (BRLKT) telah membangun dam sabo.[2]

Kawasan muara Sungai Maros di Desa Borimasunggu, Kecamatan Maros Baru ditumbuhi mangrove sepanjang tepi pantai dan daerah aliran sungai yang masih dipengaruhi oleh pasang surut air laut yang menjadi habitat yang cocok untuk mangrove. Daerah pesisir pantai, yang dekat dengan muara sungai menjadi kawasan pertambakan yang merupakan mata pencaharian warga, sehingga kawasan mangrove di sekitar pertambakan dapat terdegradasi atau dapat terjadi penutupan lahan. Hal ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi pemerintah sekitar untuk melindungi kawasan mangrove di daerah pesisir, muara, dan Sungai Maros.

Di wilayah bagian barat Provinsi Sulawesi Selatan yang sering terjadi banjir, yaitu Kabupaten Maros. Daerah Aliran Sungai Maros termasuk DAS besar yang melewati ibu kota Kabupaten Maros dan sekaligus jalur lintas provinsi Sulawesi Selatan. Jika terjadi banjir bukan hanya masyarakat yang bermukim di sekitaran sungai yang mengalami masalah, tetapi juga akan mempengaruhi masyarakat lain yang akan melewati wilayah itu menuju Kota Makassar. Banjir dan meluapnya Sungai Maros ini pada awal tahun 2013 dan 2019 telah menyebabkan aktivitas lumpuh sepanjang Jalan Raya Trans Sulawesi di Kabupaten Maros.

Nama sungai Maros diambil dari nama daerah Maros sehingga nama sungai yang mengalir dari Maros hingga muaranya disebut sungai Maros. Sungai Maros memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai penyuplai air baku dan air bersih untuk kebutuhan warga Kabupaten Maros. Namun demikian, potensi bencana banjir juga besar karena sebagian besar daerah yang datar dan landai rawan banjir di wilayah DAS Maros. Faktor Penyebab banjir, yaitu faktor alam: curah hujan cukup tinggi, topografi datar dan landai, jenis tanah alluvial, dan litosol, penggunaan lahan dominan tambak dan sawah. Dan faktor manusia kurang menyadari dalam hal pengelolaan sampah, karena sampah dibuang di kanal dan sungai supaya ikut aliran sungai sehingga drainase kurang lancar. Oleh karena itu pemerintah dan masyarakat perlu bekerjasama meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh bencana banjir. Pemerintah perlu memperbaiki sarana drainase dan miningkatkan kesadaran masyarakat memahami faktor penyebab banjir di DAS Maros utamanya pengelolaan sampah.

Topografi sunting

Kemiringan sunting

Wilayah DAS Maros sebagian besar kelas kemiringan lerengnya datar seluas 23.932,76 Ha (36,26%), yang landai 18.442,60 Ha (27,95%). Daerah yang datar tersebar di bagian hilir DAS hingga tengah, dan yang landai dari tengah hulu tersebar tidak merata. Berikut ini adalah klasifikasi kemiringan lereng DAS Maros:

No. Kemiringan Lereng (%) Kelas Lereng Luas (Ha) Persentase (%)
1.
0-3%
Datar 23.932,76
36,27
2.
>3-8%
Landai 18.442,60
27,95
3.
>8-25%
Miring 22.158,39
33,58
4.
>25-40%
Terjal 1.243,56
1,88
5.
>40%
Sangat terjal 227,32
0,34
Jumlah
65.978,03
100

[5]

No. Rentang jarak dari muara sungai Rata-rata Lereng Sungai
1. 0 km – 16 km
1/1.440
2. 16 km – 40 km
1/1.040
3. >40 km
-

[2]

Ketinggian sunting

DAS Maros ketinggiannya dari 0–1.400 mdpal. Di wilayah DAS Maros terdapat 12.208,01 Ha (18,50%) ketinggiannya 0–12,5 mdpal. Dan wilayah tersebut tersebar di wilayah hilir DAS. Berikut ini adalah klasifikasi ketinggian tempat di DAS Maros:

No. Ketinggian (mdpl) Luas (Ha) Persentase (%)
1.
0-12,50
12.208,01
18,50
2.
>12,50-25
5.632,81
8,54
3.
>25-50
3.692,72
5,60
4.
>50-75
2.602,64
3,94
5.
>75-100
1.935,32
2,93
6.
>100
39.906,53
60,48
Jumlah
65.978,03
100

[5]

Morfometri DAS Maros sunting

Luas DAS Maros cukup luas, yaitu seluas 659,78 km² atau 65.978,03 Ha. Gradient aliran sungai induk, yaitu 0,016 (1,16%) berarti gradient alirannya datar.[5]

Tingkat rawan banjir sunting

Tingkat rawan banjir di DAS Maros terdapat 3 kelas, yaitu tidak rawan, rawan, dan sangat rawan. Tidak rawan memiliki kriteria: tidak terlanda banjir dan penggenangan. Rawan memiliki kriteria: topografi landai-datar, material aluvial, tekstur tanah halus, struktur tanah masif, drainase lambat, terlanda banjir, penggenangan >1 hari, dan periode ulang 1-2 tahun. Sangat rawan memiliki kriteria: topografi datar-ledok, material aluvial, tekstur tanah halus, struktur tanah masif, drainase sangat lanbat, terlanda banjir, penggenangan >1 hari, dan periode ulang 1 tahun. Kelas yang tidak rawan seluas 31.708,36 Ha (48,06%), berarti lebih dari 50% wilayahnya rawan dan sangat rawan banjir. Berikut ini adalah klasifikasi daerah rentan banjir DAS Maros:

No. Tingkat Kerawanan Luas (Ha) Persentase (%)
1. Tidak Rawan 31.708,36
48,06
2. Rawan 18.541,25
28,10
3. Sangat Rawan 15.728,42
23,84
Jumlah
65.978,03
100

[5]

Kelas sangat rawan tersebar di wilayah hilir sampai tengah DAS meliputi Kecamatan Maros Baru bagian selatan, Marusu bagian utara, Turikale, Mandai bagian utara, Tanralili bagian utara, Bantimurung bagian selatan, dan Simbang bagian barat. Kelas rawan tersebar tidak merata didominasi bagian selatan yang berbatasan dengan DAS Tallo. Yang tidak rawan tersebar dari tengah DAS hingga hulu didominasi wilayah bagian utara DAS Maros yang berbatasan dengan DAS Walanae-Cenrana dan DAS Sangkarae. Daerah yang sangat rawan topografinya datar, ketinggiannya rendah, didominasi tanah alluvial, dan didekat sungai induk. Daerah yang rawan didominasi oleh kemiringan landai, curah hujan tinggi, tanah tipis karena dominan tanah litosol.

Curah hujan sunting

Curah hujan di wilayah DAS Maros cukup tinggi karena curah hujan berkisar 2.000 hingga 4.000 mm/tahun. Curah hujan diatas 3.500 mm/tahun meliputi wilayah yang paling luas, yaitu 29.645,30 Ha (44,93%). Curah hujan tersebut tersebar di bagian tengah hingga hulu DAS Maros, meliputi wilayah Kecamatan Bantimurung bagian selatan, Simbang bagian timur, dan Tompobulu. Berikut ini adalah klasifikasi curah hujan DAS Maros:

No. Curah Hujan (mm/tahun) Luas (Ha) Persentase (%)
1.
2.000-2.500
2.693,30
4,08
2.
>2.500-3.000
7.532,70
11,42
3.
>3.000-3.500
26.106,71
39,57
4.
>3.500
29.645,30
44,93
Jumlah
65.978,03
100

[5]

Kedalaman Curah Hujan dan Aliran Air Permukaan Tahunan:

Kedalaman Curah Hujan (mm/tahun) Kedalaman Aliran Air Permukaan (mm/tahun) Persentase Aliran Air Permukaan (%) Stasiun Ukur
Curah Hujan Aliran Air Permukaan
3.673
2.404
65
Pakalli
Pucak (277 km²)

[2]

Hidrologi sunting

Sungai Maros membelah pusat Kota Turikale (ibu kota Kabuaten Maros) menjadi dua bagian.

Mata airnya bersumber di dua daerah hulu, yakni pada Air Terjun Bantimurung wilayah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Simbang, Maros dan hulu kedua berada di daerah Pegunungan Tompobulu, Tompobulu, Maros. Sungai Maros disebut juga "Salo Maru'" yang bermuara di Selat Makassar. Daerah Aliran Sungai Maros terhubung dengan sungai-sungai lainnya:

  1. Sungai Bantimurung
  2. Sungai Batubassi
  3. Sungai Lekopancing
  4. Sungai Pattunuang
  5. Sungai Pucak
  6. Sungai Marusu[6]

Sungai Maros dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga dan kegiatan pertanian.

Geologi sunting

Jenis tanah sunting

Jenis tanah di wilayah DAS Maros di dominasi oleh tanah litosol seluas 18.897,48 Ha (28,64%). Tanah litosol tersebut tersebar di bagian tengah hingga hulu DAS. Berikut ini adalah klasifikasi jenis tanah DAS Maros:

No. Jenis Tanah Luas (Ha) Persentase (%)
1. Aluvial Kelabu 8.153,77
12,36
2. Aluvial Hidromorf 194,61
0,29
3. Aluvial Hidromorf (Daerah Kering) 2.007,23
3,04
4. Mediteran Cokelat Kemerahan 4.440,60
6,73
5. Komponen Mediteran Cokelat-Regosol-Litosol 278,03
0,42
6. Litosol 18.897,48
28,64
7. Regosol Kelabu Kekuningan 5.182,34
7,85
8. Komponen Latosol Cokelat Kemerahan-Litosol 14.598,69
22,13
9. Latosol Cokelat Kekuningan 5.332,62
8,08
10. Podsolik Merah 3.085,59
4,68
11. Andosol Cokelat 3.807,01
5,77
Jumlah
65.978,03
100

[5]

Jenis batuan sunting

Formasi geologi wilayah sepanjang sumbu utara-selatan terdiri batuan sedimen formasi Camba berada pada batu tua formasi Tonasa. Endapan aluvial berada di sepanjang garis pantai dan dataran banjir Sungai Maros. Batuan tertua adalah formasi Tonasa yang terdiri dari batu kapur dan napal, yang terbentuk pada zaman Eosen sampai Miosen tengah. Hal ini pernah diamati dan diteliti oleh para ahli di sekitar anak sungai yang ada di sebelah kanan dan sebagian daerah tengah Sungai Maros. Formasi Tonasa tersebar secara luas di bawah formasi lainnya yang terbentuk setelah zaman Miosen tengah. Dalam keadaan segar dan utuh, batu kapur biasanya padat, tidak berpori dan kuat serta memiliki daya serap yang rendah. Banyak rongga terbatas pada batu kapur yang tersebar di sekitar anak sungai di sebelah kanan Sungai Maros.[2]

Pengunaan lahan sunting

Penggunaan lahan tambak tersebar di hilir dan lahan sawah, permukiman dan lahan terbuka tersebar dari hilir hingga tengah DAS Maros. Penggunaan lahan di wilayah DAS Maros terdiri atas 9 jenis. Penggunaan lahan yang paling luas adalah sawah seluas 18.965,65 atau 28,75% kemudian diikuti oleh hutan lahan kering sekunder seluas 18.677,66 Ha atau 28,75%. Berikut ini adalah klasifikasi penggunaan lahan DAS Maros:

No. Jenis Tanah Luas (Ha) Persentase (%)
1. Hutan Lahan Kering Sekunder 18.677,66
28,31
2. Kebun Campuran 2.468,16
3,74
3. Semak-Belukar 9.511,26
14,42
4. Pertanian Lahan Kering-Semak 9.787,25
14,83
5. Savana 307,05
0,47
6. Lahan Terbuka 192,42
0,29
7. Permukiman 2.535,30
3,84
8. Sawah 18.965,65
28,75
9. Tambak 3.533,27
5,36
Jumlah
65.978,03
100

[5]

Fauna sunting

Sungai Maros merupakan salah satu sungai yang dikenal memiliki keanekaragaman jenis ikan yang cukup tinggi di Sulawesi Selatan. Informasi dari masyarakat menunjukkan bahwa hasil tangkapan ikan di Sungai Maros telah mengalami penurunan baik dari jumlah maupun jenis ikan hasil tangkapannya.

Spesies endemik sunting

No. Famili Spesies Nama Lokal Nama Indonesia
1. Terapontidae Lagusia micracanthus Piri-piri Ikan Pirik
2. Melanotaeniidae Marostherina ladigesi Beseng/Beseng-beseng Ikan Pelangi Sulawesi
3. Adrianichthyoidei Oryzias celebensis Binisi Ikan Medaka
4. Hemiramphidae Nomorhamphus liemi Ancculung Julung-julung

[7]

Spesies non endemik sunting

No. Famili Spesies Nama Lokal Nama Indonesia
1. Hemiramphidae Dermogenys orientalis Ancculung Ikan Julung-julung
2. Gobiidae Glossogobius giuris Bocci Ikan Gobi
3. Gobiidae Stiphodon sp. Bocci Ikan Gobi
4. Aplocheilinae Aplocheilus panchax Kepala timah Ikan Kepala timah
5. Cyprinidae Osteochilus vittatus Pai-pai Ikan Nilem
6. Cyprinidae Barbonymus gonionotus Bukku/Kandea Ikan Tawes
7. Cyprinidae Cyprinus carpio Mas/Ulaweng/Bulaeng Ikan Mas
8. Cyprinidae Anabas testudineus Balang/Oseng Ikan Betok
9. Cichlidae Oreochromis mossambicus Mujair/Jabire' Ikan Mujair
10. Cichlidae Oreochromis niloticus Nila Ikan Nila
11. Osphronemidae Trichogaster trichopterus Cambang Ikan Sepat Siam
12. Osphronemidae Trichogaster pectoralis Cambang Ikan Sepat Rawa
13. Channidae Channa striata Salo Ikan Gabus
14. Clariidae Clarias batrachus Lele Ikan Lele
15. TBA TBA Massapi/Masapi Ikan Sidat
16. TBA TBA Bale Ulaweng/Juku Bulaeng Ikan Mas

[7]

Stasiun sungai sunting

Berikut ini adalah stasiun sungai yang terdapat di DAS Maros:

  • Stasiun Sungai Bantimurung
  • Stasiun Sungai Batubassi
  • Stasiun Sungai Bontibonti
  • Stasiun Sungai Bontokappong
  • Stasiun Sungai Manrimisi
  • Stasiun Sungai Pakalli Lompo
  • Stasiun Sungai Panjalingan
  • Stasiun Sungai Pattunuang
  • Stasiun Sungai Pucak/Puca
  • Stasiun Sungai Salojirang

Kualitas air sungai sunting

Data kualitas air di Sungai Maros

Bulan Agustus 2014

Nama Lokasi Nama Titik Sampling Derajat Lintang Menit Lintang Detik Lintang Derajat Bujur Timur Menit Bujur Timur Detik Bujur Timur Temperatur (°C) Debit Air (m3/s) pH DHL (μS/cm TDS (mg/L)
Udara Air
Hulu Sungai Maros Titik Hulu 1
05⁰
24'
48,7"
120⁰
01'
48,7"
27
25
-
7,7
87
46
Tengah Sungai Maros Titik Tengah 1
05⁰
33'
5"
120⁰
11'
03,2"
28
26
-
1,7
91
46
Hilir Sungai Maros Titik Hilir 1
05⁰
33'
34,5"
120⁰
12'
02,2"
29
27
-
7,7
721
346

[1]

Bulan Agustus 2014

Nama Lokasi Nama Titik Sampling TSS (mg/L) DO (mg/L) BOD (mg/L) COD (mg/L) NO2 (mg/L) NO3 (mg/L) NH3 (mg/L) Klorida (mg/L) T-P (mg/l) Fenol (μg/L) Minyak & Lemak MBAS (detergen) Fecal Coli (jml/10
Hulu Sungai Maros Titik Hulu 1
44
6,3
1,5
8,0
0,0007
0,11
0,1
<0,6
-
-
<494>
-
3500
Tengah Sungai Maros Titik Tengah 1
43
6,1
2,1
36
<0,0025
0,05
0,02
<0,6
-
-
<494
-
5400
Hilir Sungai Maros Titik Hilir 1
36
5,9
2,9
32
0,004
0,01
0,02
100,4
-
-
<494>
-
3500

[1]

Bulan Agustus 2014

Nama Lokasi Nama Titik Sampling Fecal Coli Total Coli H2S (mg/L) Sulfat (SO4) (mg/L) Seng (Zn) (mg/L) Besi (Fe) (mg/L) Mangan (Mn) (mg/L) Cadmium (Cd) Tembaga (Cu) (mg/l)
Hulu Sungai Maros Titik Hulu 1
3500
3500
-
9,0
-
-
-
-
-
Tengah Sungai Maros Titik Tengah 1
5400
5400
-
0,02
-
-
-
-
-
Hilir Sungai Maros Titik Hilir 1
3500
330
-
36
-
-
-
-
-

[1]

Bulan September 2014

Nama Lokasi Nama Titik Sampling Derajat Lintang Menit Lintang Detik Lintang Derajat Bujur Timur Menit Bujur Timur Detik Bujur Timur Temperatur (°C) Debit Air (m3/s) pH DHL (μS/cm TDS (mg/L)
Udara Air
Hulu Sungai Maros Titik Hulu 2
05⁰
08'
873"
119⁰
40'
284"
27
26
-
8,2
5
195
Tengah Sungai Maros Titik Tengah 2
05⁰
33'
33,3"
120⁰
11'
02,1"
27
26
-
8,2
6
190
Hilir Sungai Maros Titik Hilir 2
05⁰
05'
549"
119⁰
36'
344"
27
26
-
7,5
1830
794

[1]

Bulan September 2014

Nama Lokasi Nama Titik Sampling TSS (mg/L) DO (mg/L) BOD (mg/L) COD (mg/L) NO2 (mg/L) NO3 (mg/L) NH3 (mg/L) Klorida (mg/L) T-P (mg/l) Fenol (μg/L) Minyak & Lemak MBAS (detergen) Fecal Coli (jml/10
Hulu Sungai Maros Titik Hulu 2
103
6,9
2,4
38,2
0,0004
0,5
0,8
1
-
-
250
-
3500
Tengah Sungai Maros Titik Tengah 2
107
6,8
2,6
22,3
<0,08
0,5
0,06
1
-
-
250
-
5400
Hilir Sungai Maros Titik Hilir 2
10
6,4
1,4
24,0
0,06
<0,02
0,04
620,3
-
-
<494>
-
1200

[1]

Bulan September 2014

Nama Lokasi Nama Titik Sampling Fecal Coli Total Coli H2S (mg/L) Sulfat (SO4) (mg/L) Seng (Zn) (mg/L) Besi (Fe) (mg/L) Mangan (Mn) (mg/L) Cadmium (Cd) Tembaga (Cu) (mg/l)
Hulu Sungai Maros Titik Hulu 2
3500
3500
-
1,0
-
-
-
-
-
Tengah Sungai Maros Titik Tengah 2
5400
5400
-
1,7
-
-
-
-
-
Hilir Sungai Maros Titik Hilir 2
1200
92
-
135,5
-
-
-
-
-

[1]

Keterangan :
( - ) Tidak Dilakukan Pengukuran Untuk Parameter Tersebut
Titik Hulu : Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros
Titik Tengah : Desa Lekopancing, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros
Titik Hilir : Desa Bonto Tallasa, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros

Galeri foto sunting

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e f g h i j k l Dr. Maming, M.Si.Buku Data Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 Diarsipkan 2021-01-16 di Wayback Machine.. Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Provinsi Sulawesi Selatan, 2015. Hlm. 24, 46, 47
  2. ^ a b c d e "Laporan Akhir Studi Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Arteri Di Pulau Sulawesi dan Studi Kelayakan Pengembangan Jalan Arteri Prioritas Di Propinsi Sulawesi Selatan" (PDF). openjicareport.jica.go.jp. Maret 2008. hlm. 4-12. Diakses tanggal 19 Januari 2021. 
  3. ^ "Kabupaten Maros". sulselprov.go.id. Diakses tanggal 6 Januari 2021. 
  4. ^ Sungai Maros at Geonames.org (cc-by); Database dump downloaded 2021-1-6
  5. ^ a b c d e f g Nasiah Badwi, et al.Pemetaan Tingkat Rawan Bencana Banjir Di Daerah Aliran Sungai Maros. Universitas Negeri Makassar, 2020. Hlm. 309–322
  6. ^ Bakrie, Moehammad (9 Juli 2018). "Buaya Bermunculan di Sungai Maros, Warga Ketakutan". detikcom. Diakses tanggal 6 Januari 2021. 
  7. ^ a b Muhammad Nur, et al.IKTIOFAUNA DI DAERAH ALIRAN SUNGAI MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, 2019. Hlm. 44
  8. ^ a b Laporan Akhir (Ringkasan) Studi Rencana Pengembangan Jaringan Jalan Arteri Di Pulau Sulawesi dan Studi Kelayakan Pengembangan Jalan Arteri Prioritas Di Propinsi Sulawesi Selatan. Maret 2008. Hlm. 35

Koordinat: 4°59′57″S 119°29′11″E / 4.9993°S 119.4865°E / -4.9993; 119.4865