Sunan Ambu adalah sosok perempuan gaib penguasa khayangan dalam kepercayaan Sunda buhun. Namun peranannya lebih dari itu, karena sosoknya juga dianggap sebagai "ibu" dari kebudayaan Sunda. Arti Sunan Ambu sendiri berasal dari Bahasa Sunda Susuhunan Ambu, Susuhunan adalah "seseorang yang dimuliakan", sementara ambu bermakna "ibu". Maka dapat diartikan sebagai "Ibu yang dimuliakan", "Ratu Ibu" atau "Dewi Ibu", yang di dalam mitologi masyarakat Sunda yang bermakna sebagai "ibu" yang merawat tanah air serta lingkungan hidup yang harus dimuliakan.

Nama Sunan Ambu dapat ditemukan di cerita-cerita rakyat seperti "Lutung Kasarung" dan "Mundinglaya Dikusumah", yang menjelaskan bahwa penguasa kahyangan adalah sosok perempuan yang memiliki nama Sunan Ambu. Hakikat bahwa yang menjadi penguasa kahyangan adalah perempuan mungkin merupakan manifestasi dari kepercayaan asli Sunda Buhun sebelum masuknya agama-agama patriarki seperti Hindu.

Hingga zaman Hindu di tanah Sunda pun, Sunan Ambu masih memiliki tempat di hati masyarakat Sunda. Ia memiliki wilayahnya sendiri yang berbeda dari tempat tinggal manusia maupun dewa-dewi, yaitu Padang Tengah (kahyangan) dimana ia berkuasa atas para pohaci (bidadari) dan bujangga (bidadara).

Nama Sunan Ambu ini dipakai oleh ISBI Bandung sebagai nama gedung pertunjukkan milik mereka yang digunakan untuk pertunjukan seni seperti pentas tari, wayang kulit, serta teater.[1]

Referensi sunting

  1. ^ m.tribunnews.com/2012/06/12/wayang-keroncong-di-stsi-menarik-minat-penonton|accessdate=2012-06-19}}

Pranala luar sunting

  • [dongeng.org/cerita-rakyat/nusantara/lutung-kasarung.html Lutung Kasarung]