Dalam biologi, spesies cincin adalah deretan populasi bersebelahan yang saling berhubungan yang dapat saling kawin dengan populasi terdekatnya, namun terdapat dua "ujung" populasi dalam deret tersebut yang tidak dapat saling kawin oleh karena perbedaannya yang sangat jauh. Sering kali populasi yang tidak dapat saling kawin, tetapi terhubung secara genetis berada dalam wilayah yang sama, sehingga menciptakan suatu "cincin".

Pada diagram berikut, populasi yang dapat saling kawin diwakilkan dengan berbagai blok warna. Populasi pada dua ujung deret tersebut tidak dapat saling kawin dengan satu sama lainnya

Spesies cincin merupakan bukti penting evolusi karena mengilustrasikan yang akan terjadi seiring dengan divergennya genetika populasi. Fenomena ini juga sangat istimewa karena terjadi pada populasi yang masih hidup yang normalnya terjadi seiring dengan waktu antara populasi leluhur yang telah lama mati dan populasi yang masih hidup, sementara populasi di antara keduanya telah punah.

Secara formal, permasalahannya adalah bahwa interfertilitas (kemampuan untuk saling kawin) bukan merupakan hubungan transitif - jika A dapat berkembang biak dengan B, dan B dapat berkembang biak dengan C, itu tidak berarti bahwa A dapat berkembang biak dengan C - dan dengan demikian, tidak dapat ditetapkan sebagai hubungan ekuivalen. Spesies cincin adalah spesies yang menunjukkan contoh berlawanan untuk transitivitas.[1]

Permasalahan definisi sunting

Spesies cincin juga menyebabkan masalah yang menarik bagi para ahli biologi yang berusaha mengelompokkan makhluk hidup ke dalam spesies-spesies yang berbeda. Sebenarnya pula yang membedakan spesies cincin dengan dua spesies yang berbeda adalah keberadaan populasi penghubung. Apabila populasi penghubung ini terputus, maka spesies cincin ini akan menjadi dua spesies yang berbeda.

Oleh karena itu, permasalahannya adalah menentukan keseluruhan cincin sebagai spesies tunggal (meskipun faktanya tidak semua individu dapat saling kawin) atau mengklasifikasikan setiap populasi sebagai spesies-spesies yang berbeda (meskipun faktanya populasi tersebut dapat kawin dengan populasi sekitarnya). Spesies cincin memberikan ilustrasi bahwa konsep spesies tidak semudah yang diduga.

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Brown, Rob (2007). ""Same Species" vs. "Interfertile": concise wording can avoid confusion when discussing evolution" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 03-02-2015. 
  • Alström, Per (2006): Species concepts and their application: insights from the genera Seicercus and Phylloscopus. Acta Zoologica Sinica 52(Supplement): 429-434. PDF fulltext Diarsipkan 2014-03-02 di Wayback Machine.
  • Irwin, D.E., Irwin, J.H., and Price, T.D. (2001): "Ring species as bridges between microevolution and speciation." Genetica. 112-113: 223-243. PubMed
  • Futuyma, D. (1998) Evolutionary Biology. Third edition. Sunderland, MA, Sinauer Associates.
  • Moritz, C., C. J. Schneider, et al. (1992) "Evolutionary relationships within the Ensatina eschscholtzii complex confirm the ring species interpretation." Systematic Biology 41: 273-291.
  • Adriaens, P. "Hybrid Gulls Breeding in Belgium" [2]

Pranala luar sunting