Singa yang menua terhitung sebagai Fabel Aesop dan diberi nomor 481 dalam Perry Index.[1] Cerita tersebut dipakai dalam ilustrasi dari hujatan yang membuat orang lengser dari kekuasaan dan memiliki moral yang sama dengan fabel para anjing dan kulit singa.

Ilustrasi Ernest Griset dari fabel Aesop dari tahun 1869

Fabel sunting

Dalam fabel tersebut seperti yang dikisahkan oleh Phaedrus, setelah singa berusia lanjut dan sekarat, seekor babi dan seekor kerbau membalas serangan-serangan masa lampaunya dengan melukainya. Namun, saat seekor keledai bergabung dan menendangnya, singa meratapi hujatan menyakitkan dari makhluk rendah semacam itu seperti kematian kedua. Figur hewan berbeda kemudian ditambahkan. Oleh Marie de France pada abad ke-12, kerbauyang menanduk singa dan keledai yang menendangnya bergabung dengan rubah yang menggigit telinganya. Dalam versinya juga, mereka tak langsung melenyapkan kekuatannya namun beberapa bawahannya sekarang melupakan masa lampaunya.[2] Dalam versi La Fontaine tahun 1668, serangan datang dari kuda, rubah dan kerbau, serta keledai, namun berakhir dengan sentiman yang sama seperti Phaedrus.[3] Pilihan hewan La Fontaine dipengaruhi oleh sebuah gambar yang dibuat oleh Horace, suatu sumber yang giat ia dipakai.

Referensi sunting

  1. ^ Aesopica
  2. ^ Poésies de Marie de France, vol.2, Fable 15
  3. ^ Fables, 3.14

Pranala luar sunting