Sindrom anak tengah

Sindrom anak tengah adalah perasaan pengecualian yang muncul dari diri anak tengah.[1] Efek ini terjadi karena anak pertama lebih rentan menerima tanggung jawab, dengan demikian memiliki hak-hak istimewa (berdasarkan prinsip moral menjadi yang tertua), sedangkan anak yang paling muda dalam keluarga lebih cenderung menerima indulgensi. Anak kedua (atau anak tengah) tidak lagi memiliki status mereka sebagai bayi atau anak kecil, dan dibiarkan tanpa memiliki peran yang jelas dalam keluarga[2] atau merasa "ditinggalkan".[3] Meskipun digunakan untuk menjelaskan perilaku anak, sindrom anak tengah ini tidak benar-benar merupakan suatu gangguan klinis.[4]

Lihat juga sunting

Referensi sunting

  1. ^ Bracy, Earl E.; Alexander, Tyesha (2013). The Middle Generation Syndrome: (A Throw Away Society). Dorrance Publishing. hlm. 145–146. ISBN 978-1-4809-0008-0. 
  2. ^ Gore, Janet L.; Amend, Edward R. A Parent's Guide to Gifted Children. Great Potential Press. hlm. 197–198. ISBN 0-910707-52-9. 
  3. ^ Kotin, Joel (1995). Getting Started: An Introduction to Dynamic Psychotherapy. Rowman & Littlefield Publishers, Inc. hlm. 46. ISBN 1-56821-451-0. 
  4. ^ Guarendi, Raymond N. (1985). You're a Better Parent Than You Think!: A Guide to Common-Sense Parenting. Prentice Hall Press. hlm. 83. ISBN 0-671-76595-7.