Sido Muncul

perusahaan asal Indonesia

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (IDX: SIDO) adalah perusahaan jamu tradisional dan farmasi dengan menggunakan mesin-mesin mutakhir. Berawal pada tahun 1940 di Yogyakarta, dan dikelola oleh Ny. Rahkmat Sulistio, Sido Muncul yang semula berupa industri rumahan ini secara perlahan berkembang menjadi perusahaan besar dan terkenal seperti sekarang ini. Pada tahun 1951, Sido Muncul mulai berdiri. Pada tahun 1970 dibentuk persekutuan komanditer dengan nama CV Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul dan kemudian pada tahun 1975 diubah menjadi perseroan terbatas hingga saat ini.[1]

PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk.
Perseroan terbatas/terbuka
Kode emitenIDX: SIDO
IndustriJamu
Didirikan1951 di Yogyakarta
PendiriRachmat Soelistyo
Kantor
pusat
Tentrem Hotel Semarang, ,
Indonesia
Tokoh
kunci
David Hidayat (Presiden Direktur)
Sofyan Hidayat (Kepala Komisaris)
ProdukJamu, Minuman Kesehatan, Suplemen, Permen
MerekSido Muncul
PendapatanKenaikan Rp 3.3 triliun (2020)
Kenaikan Rp 1.2 triliun (2020)
Kenaikan Rp 934 miliar (2020)
Total asetKenaikan Rp 3.8 triliun (2020)
Total ekuitasKenaikan Rp 3.2 triliun (2020)
PemilikKeluarga Hidayat (keturunan Rachmat Soelistyo) melalui Hotel Candi Baru
Karyawan
4,500 (2020)
Anak
usaha
PT Berlico Mulia Farma
PT Semarang Herbal Indo Plant
PT Muncul Mekar
Situs webSido Muncul

Sejarah sunting

Di tengah persaingan sektor Industri jamu yang semakin ketat, Sido Muncul telah berhasil memiliki market share terluas dan reputasi yang baik sebagai industri jamu terbesar di Indonesia. Keberhasilan yang telah dicapai saat ini tentunya tidak terlepas dari peran dan pelaku pendiri industri ini.

Perusahaan yang kini sudah berhasil masuk Bursa Efek Indonesia sejak Desember 2013 itu dilalui melalui perjalanan yang cukup panjang. Berawal dari keinginan pasangan suami istri Siem Thiam Hie yang lahir pada tanggal 28 Januari 1897 dan wafat 12 April 1976 bersama istrinya Ibu Rakhmat Sulistio yang terlahir pada tanggal 13 Agustus 1897 dengan nama Go Djing Nio dan wafat 14 Februari 1983, memulai usaha pertamanya dengan membuka usaha Melkrey, yaitu usaha pemerahan susu yang besar di Ambarawa.

Pada tahun 1928, terjadi krisis Depresi Besar, yang membuat usaha Melkrey yang mereka rintis terpaksa gulung tikar dan mengharuskan mereka pindah ke Solo, pada 1930. Tanpa menyerah, pasangan ini kemudian memulai usaha toko roti dengan nama Roti Muncul. Lima tahun kemudian, berbekal kemahiran Ibu Rakhmat Sulistio (Go Djing Nio) dalam mengolah jamu dan rempah-rempah, pasangan ini memutuskan untuk membuka usaha jamu di Yogyakarta.

Tahun 1941, mereka memformulasikan Jamu Tolak Angin yang saat itu menggunakan nama Jamu Tujuh Angin. Ketika perang kolonial Belanda yang kedua pada tahun 1949, mereka mengungsi ke Semarang dan mendirikan usaha jamu dengan nama Sido Muncul, yang artinya "impian yang terwujud". Di Jalan Mlaten Trenggulun No. 104 itulah, usaha jamu rumahan dimulai dengan di bantu oleh tiga orang karyawan.

Pada tahun 1951, keluarga Ny. Rahkmat Sulistioningsih (Go Djing Nio) pindah ke Semarang, dan di sana mereka mendirikan pabrik jamu secara sederhana namun produknya diterima masyarakat secara luas. Karena semakin bersarnya usaha keluarga ini, maka modernisasi pabrik juga merupakan suatu hal yang mendesak.

Pada 1984, PT. Sido Muncul memulai modernisasi pabriknya, dengan merelokasi pabrik sederhananya ke pabrik yang representatrif dengan mesin-mesin modern.

Pada 11 November 2000, PT Sido Muncul kembali meresmikan pabrik baru di Ungaran yang lebih luas dan modern. Peresmian dilakukan oleh Menteri Kesehatan waktu itu, dan pada saat itu pula PT Sido Muncul memperoleh 2 penghargaan sekaligus, yakni Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai salah satu pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektare, lahan Agrowisata,1,5 hektare, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.

Pada 18 Agustus 2005, PT Sido Muncul dihibahkan perkebunan milik Bob Hasan seluas 7,5 ha di Jonggol, Bogor untuk dijadikan sebuah apotek hidup terbesar, serta ditempat lain bersama Bob Hasan ia juga memberdayakan para penyandang Disabilitas dengan diberi sebuah perkebunan untuk dikelola dan dinikmati mereka.

Pada tanggal 10 Februari 2010 telah dilakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik bahan baku herbal seluas 3.000 m2.

Lain-lain sunting

Logo Jamu Sido Muncul yang berupa ibu dan anaknya adalah gambar Ny. Rahkmat Sulistio, pendiri Jamu Sido Muncul beserta cucunya, Irwan Hidayat, saat itu berusia 4 tahun. Irwan Hidayat sejak tahun 1972 sampai sekarang adalah Presiden Direktur PT Sido Muncul.[2]

Produk sunting

Referensi sunting

  1. ^ "Profil Emiten: PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (IDX: SIDO)". investasimu.com. Diakses tanggal 2021-11-28. 
  2. ^ JPNN, Media (30 November 2021). "Sido Muncul Raih Peringkat Emas dari KLHK". JPNN.com. Diakses tanggal 30 November 2021. 

Pranala luar sunting