Kue sakura atau Sakuramochi (Jepang: 桜餅) merupakan sejenis wagashi (和菓子), (jenis kue camilan dari Jepang). Sakuramochi biasanya berwarna merah muda dan ditutupi dengan awetan daun sakura (yang telah direndam sekitar satu jam untuk menghilangkan kadar garamnya) dan di isi dengan pasta kacang merah.[1] Kue manis ini sering kali disajikan dan dimakan dalam acara Hina Matsuri pada bulan Maret tanggal 3 (bulan 3, tanggal 3). Namun, jenis kue ini bisa diperoleh di kebanyakan toko kue dan supermarket di Jepang, hampir di sepanjang tahun.

Kue Sakura

Sakuramochi muncul pada abad ke-18, sekitar masa Kesogunan Tokugawa ke-8. Pada mulanya, Tokugawa Yoshimune (berkuasa pada tahun 1716 - 1745) memerintahkan untuk menanam pohon sakura dan pohon persik agar tercipta lingkungan yang nyaman dan dapat dinikmati rakyat biasa. Namun, pada saat itu terdapat penjaga gerbang di sebuah kuil Buddha di Edo (saat ini Tokyo) yang tidak senang membersihkan daun-daun sakura yang telah berjatuhan. Kemudian muncullah sebuah ide untuk memetik daun sakura yang belum gugur dan mengawetkanya dengan garam. Daun-daun sakura yang telah di awetkan tersebut kemudian diguakan untuk membungkus kue mochi yang dijual di kedai-kedai teh. Sehingga pada akhirnya munculah hidangan sakuramochi yang merupakan mochi yang di bungkus dengan daun sakura[2]


Bahan dasar dari kue ini adalah tepung beras biasa (untuk daerah Tokyo) atau tepung beras ketan (untuk daerah Kansai).