STIE Muhammadiyah Bandung

universitas di Indonesia

STIE Muhammadiyah Bandung merupakan sebuah lembaga amal usaha yang bernaung di bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah, yang secara aktif dibina oleh Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (DIKTILITBANG) Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Sejarah pendirian STIE Muhammadiyah Bandung berawal dari inisiatif pengembangan amal usaha oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lengkong, yang awalnya dikenal sebagai Balai Pendidikan Dan Keterampilan Muhammadiyah (BPKM) sejak tahun 1984. Pada tahun 1992, BPKM kemudian berkembang menjadi sebuah lembaga pendidikan setara Diploma I yang diberi nama Pusat Ilmu Komputer Akuntansi Dan Manajemen Muhammadiyah (PIKAMM). Dengan berhasilnya PIKAMM meluluskan peserta didiknya hingga angkatan ke VIII, timbul pemikiran untuk mengembangkan lembaga ini menjadi perguruan tinggi.

Keputusan untuk mengembangkan PIKAMM menjadi perguruan tinggi diambil setelah melalui proses penilaian dan konsultasi dengan seorang staf kopertis wilayah IV Jabar pada tahun 1998. Melalui Rapat Kerja Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lengkong, keputusan tersebut disetujui dan diresmikan sebagai salah satu prioritas program Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lengkong.

Pendirian perguruan tinggi ini juga sejalan dengan harapan dan aspirasi warga Muhammadiyah yang telah lama mendambakan kehadiran Universitas Muhammadiyah di Kota Bandung. Universitas ini diharapkan dapat menjadi wahana dakwah melalui bidang Pendidikan Tinggi, yang bertujuan untuk mempersiapkan kader-kader yang tidak hanya berkualitas dalam IMTAQ (Ilmu Ma'rifat, Tauhid, Akhlak, dan Qaulan) namun juga mampu menguasai IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi).

Untuk mewujudkan rencana pendirian tersebut, Direktur Pusat Ilmu Komputer Akuntansi Dan Manajemen Muhammadiyah (PIKAMM) Drs. Asep Syamsul Arifin berdasarkan tugas dari PC. Muhammadiyah Lengkong Kota Bandung yang pada saat itu dipimpin oleh Drs. H. Saeful Azis, mulai melaksanakan pekerjaan pertamanya yaitu mencari bahan dan informasi mengenai prosedur dan persyaratan pendirian perguruan tinggi, melalui kegiatan silaturrahmi dengan orang-orang yang dinilai punya pengalaman mendirikan perguruan tinggi.

Dari beberapa orang yang pernah dihubungi, Dr. Ayi Kuntadi, MS. dinilai lebih memahami dan berpengalaman dalam hal mendirikan perguruan tinggi oleh karena itu Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lengkong menyetujui dia untuk ditetapkan sebagai konsultan merangkap anggota tim pendiri STIE Muhammadiyah Bandung.

Untuk mempercepat proses pendirian maka, Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lengkong menerbitkan SK. No.267/SK/I.A/I.b/1999, tanggal 9 Agustus 1999 tentang Penetapan Tim Pendiri STIE Muhammadiyah Bandung yang beranggotakan 17 orang yaitu:

Drs. Saeful Azis Drs. Endang Saefurachman Drs. H. Asep Sudrajat, MM. Moch. Mustapa, SE. Moch. Arifien Yosef Alamsyah Drs. Ayi Kuntadi, MS. Drs. Komarudin Saleh Mulyana, Lc. Drs. Asep Syamasul Arifin Rahmat Kurnia, SE. Drs. Ia Kurnia Fuadi Ali, SE. Moch. Farhan, Bsc Drs. Amir Lukman R. Soepomo Drs.Ec. Syamsudin A, SE.Ak.

Kegiatan pertama yang dilakukan tim adalah menyusun/membuat buku persyaratan yang terdiri dari Proposal, Statuta, Rencana Induk Pengembagan (RIP), Kurikulum, Tenaga pengajar/dosen dan Calon Mahasiswa, kemudian setelah persyaratan administrasi tersebut selesai dibuat, selanjutnya diserahkan kepada Kopertis Wilayah IV Jawa Barat untuk dipelajari dan kemudian diajukan kepada Dirjen Dikti DEPDIKNAS, untuk mendapatkan pertimbangan.

Kegiatan-kegiatan lain dalam upaya menunjang kelancaran proses pendirian tersebut diantaranya;

- Konsultasi secara rutin dengan Kopertis Wilayah IV Jawa Barat - Konsultasi dengan Majelis Dikti P.P. Muhammadiyah di Yogyakarta yang pada saat itu dipimpin oleh Prof. Dr. H. Umar A. Jenie, M.Sc - Kunjungan silaturrahmi kepada STIE Ahmad Dahlan dan UHAMKA di Jakarta, dalam upaya mendapatkan bantuan dan dukungan - Mengajukan permohonan rekomendasi kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat untuk penetapan Ketua dan Pembantu Ketua serta pengurus BPH STIE Muhammadiyah Bandung - Melakukan sosialisasi ke Pimpinan Cabang Muhammadiyah se-Kota Bandung

Pada tanggal 30 Nopember 1999 diterima informasi dari kopertis wilayah IV Jabar bahwa usulan pendirian STIE Muhammadiyah Bandung disetujui oleh Dirjen Dikti Depdiknas melalui surat No. 1890/D.4II/12/99 tanggal 30 Nopember 1999, yang disampaikan kepada Kopertis Wilayah IV Jawa Barat.

Untuk menindak lanjuti surat persetujuan dari Dirjen Dikti tersebut, Kopertis Wilayah IV Jabar ;

1. Mengundang Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lengkong untuk Verifikasi/Validasi data usulan pendirian STIE Muhammadiyah Bandung di kantor Kopertis pada tanggal 24 Februari 2000.

2. Menugaskan Tim Akreditasi untuk melakukan peninjauan lapangan dan verifikasi, di lokasi STIE Muhammadiyah Bandung pada tanggal 24 Maret 2000

Setelah kegiatan verifikasi/validasi dan peninjauan lapangan selesai dilaksanakan,maka pada tanggal 8 Juli 2000, Alhamdulillah SK.Mendiknas Nomor: 77/D/O/2000, tertanggal 9 Juni 2000 tentang izin pendirian STIE Muhammadiyah Bandung diterima oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lengkong yang diserahkan langsung oleh ketua Kopertis Wilayah IV Jawa Barat, Dr.Ir. Tresna Dermawan Khunaefi, dalam suatu acara di kampus STIE Muhammadiyah Jl. Karapitan No.143 Bandung

Pada saat awal pendirian STIE Muhammadiyah Bandung, secara kebetulan beberapa tokoh Pimpinan Pusat Muhammadiyah hadir di Bandung dalam rangka memenuhi undangan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lengkong untuk mengisi acara Tabligh Akbar. Pada kesempatan tersebut, dia memberikan sambutan dan dukungan terhadap rencana pendirian STIE Muhammadiyah Bandung antara lain;

- Bapak Prof. Dr. H. Amien Rais, MA., bertepatan dengan Milad Muhammadiyah pada tahun 1998 yang diselenggarakan di Aula Mesjid Raya Mujahidin. Dalam pidatonya dia menyinggung soal rencana pendirian STIE Muhammadiyah Bandung, dia menyambut baik dan berharap agar rencana tersebut dapat segera terwujud.

- Bapak Prof. Malik Fadjar, (setelah STIE Muhammadiyah berdiri) beberapa bulan sebelum dia diangkat menjadi Mendiknas, sempat berkunjung ke Kampus STIE Muhammadiyah Bandung, dan dia menyarankan agar kualitas kegiatan belajar mengajar dapat berkembang dengan baik maka untuk itu perlu perhatian yang cukup terhadap dosen, dan dia berharap STIE Muhammadiyah Bandung kelak bisa berkembang sebagaimana Universitas Muhammadiyah Malang yang telah dirintis dan dipimpin oleh dia.

- Bapak Prof. Dr. Dien Syamsudin, (setelah STIE Muhammadiyah berdiri) dia menyambut baik kehadiran STIE Muhammadiyah Bandung karena menurut dia mungkin Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lengkong adalah satu-satunya Pimpinan Cabang yang mampu mendirikan Perguruan Tinggi.

Mendirikan Perguruan Tinggi memang tidak semudah sebagaimana mendirikan sebuah lembaga kursus atau toko untuk berjualan barang/makanan, karena selain persyaratan administrasi juga sarana dan pasilitas serta tenaga kependidikan harus sesuai dengan persyaratan pendirian perguruan tinggi. Selain itu sudah dapat diperkirakan bila kita berharap dari pendirian amal usaha tersebut bisa segera mendatangkan keuntungan materi untuk kepentingan persyarikatan, belum bisa dipastikan, karena biasanya perguruan tinggi yang baru berdiri. seperti bayi yang baru lahir, dia memerlukan perhatian, perawatan, pemberian makanan yang baik dan bergiji serta vitamin agar pertumbuhan dan perkembangannya berjalan normal serta sehat, sehingga dibutuhkan biaya perawatan dan pemeliharaan yang cukup besar bila menginginkan perguruan tinggi kita berkualitas dan profesional.

Oleh karena itu pada awal pendirian sempat terjadi sedikit pro dan kontra dikalangan warga Muhammadiyah tentang rencana pendirian STIE Muhammadiyah tersebut yang menjadi permasalahan adalah adanya kekhawatiran dari sementara warga Muhammadiyah sebagai berikut:

- Pendirian STIE Muhammdiyah Bandung akan menjadi beban bagi PC. Muhammadiyah Lengkong, karena biaya untuk penyelenggaraan Perguruan Tinggi sangat besar.

- Gedung yang akan dijadikan Perguruan Tinggi sangat kecil bila dibandingkan dengan Universitas Langlang Buana yang luas dan besar dan lokasinya tepat di depan calon kampus STIE Muhammadiyah Bandung sehingga akan sulit bersaing.

- Kontribusi secara materi dari Perguran Tinggi kepada persyarikatan akan memakan waktu yangcukup lama oleh karena itu ada yang menyarankan bahwa calon Kampus STIE Muhammadiyah Bandung sebaiknya digunakan untuk kegiatan ekonomi agar dapat menunjang kegiatan persyarikatan.

Walaupun demikian Alhamdulillah STIE Muhammadiyah Bandung kini telah berdiri, sebagai Perguruan Tinggi yang baru lahir tentu harus diperjuangkan oleh kita semua warga Muhammadiyah untuk dapat menjadi perguruan tinggi yang berkualitas dan menjadi tempat tujuan setiap warga Muhammadiyah khususnya umat Islam umumnya dalam meningkatkan jenjang pendidikannya.