Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma

museum di Indonesia

Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma adalah sebuah museum yang beralamat di Jalan Tegal Bingin Mas, Ubud, Banjar Tengkulak Tengah, Desa Kemenuh, Sukawati, Gianyar, Bali. Museum ini khusus mengoleksi topeng dan wayang dari berbagai wilayah di Indonesia dan juga mancanegara. Pendiri museum ini adalah seorang pengusaha dan pecinta budaya bernama Hadi Sunyoto, beliau dibantu oleh mendiang A. Prayitno seorang pemerhati seni budaya. Koleksi di dalam museum dikumpulkan secara bertahap mulai dari awal tahun 2000an. Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma dibuka untuk umum pada tahun 2006. Jumlah koleksinya kurang lebih berjumlah 1.300 topeng dan 5.700 wayang. Selain topeng dan wayang dari daerah-daerah di Indonesia, ada juga dari mancanegara. Wayang kulit dari Malaysia, Wayang gantung Topeng dari [[India], topeng dari Meksiko, Tiongkok, Jepang, Srilanka, Vietnam, Laos, dan beberapa negara di Afrika. Letak titik koordinatnya di: 8°32’01.9” Lintang Selatan dan 115°16’46.2” Bujur Timur. Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma dapat diakses dari Bandar Udara Ngurah Rai dengan jarak tempuh sejauh 36 kilometer.[1]

Tata ruang sunting

Tata ruang di Museum Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma berbentuk JogIo dan rumah Iimasan. Tiap rumah ditempati oleh berbagai macam jenis topeng dan wayang dari lndonesia dan mancanegara. Pemakaian Joglo sebagai bentuk peralihan fungsinya dari rumah tinggal menjadi rumah pamer. Masing-masing Joglo memiliki asal-usul dan usia yang berbeda. Nama-namanya dinamakan dari nama-nama daerah di Jawa seperti Rumah Joglo Boma, Rumah Joglo Plumpang, Rumah Joglo Senori, Rumah Joglo Keben, Rumah Joglo Bojonegoro, , Paviliun Jepang dan Rumah Joglo Blora.[2]

Referensi sunting

  1. ^ Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid II (PDF). Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 258. ISBN 978-979-8250-67-5. 
  2. ^ Saptiari, dkk. (2021). "Pemberdayaan Budaya Lokal dalam Pengelolaan Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma". Jurnal Ilmiah Sosiologi (Sorot). 1 (1): 5–6.