RoboBee adalah robot kecil yang mampu terbang. Puncak dari dua belas tahun penelitian, RoboBee memecahkan dua tantangan teknis utama dari mikro-robotika. Insinyur robot berhasil menemukan robot yang terinspirasi oleh buku origami yang memungkinkan mereka untuk membangun pada skala submillimeter tepat dan efisien.[1] Untuk mencapai penerbangan, mereka menciptakan otot buatan yang mampu membuat sayap mengalahkan 120 kali per detik.

Tujuan dari proyek RoboBee adalah untuk membuat robot terbang untuk dapat digunakan dalam misi pencarian dan penyelamatan dan penyerbukan buatan. Untuk itu peneliti mencari cara untuk mendapatkan sumber tenaga bagi robot terbang dan pengambilan keputusan fungsi, yang saat ini ditangani melalui menambatkan kecil untuk robot di papan.[2]

Deskripsi sunting

Robot ini dibuat dari serat karbon, beratnya kurang dari satu gram dan memiliki "otot" elektronik super cepat sebagai penggerak sayapnya. RoboBee mempunyai rentang sayap 3 cm sehingga membuatnya menjadi perangkat buatan manusia terkecil yang mampu terbang.

Dr Kevin Ma dari Universitas Harvard dan timnya, yang dipimpin oleh Dr Robert Wood, mengatakan mereka telah membuat robot terbang terkecil di dunia. Robot ini memiliki kelincahan terbang seperti lalat, yang memungkinkan untuk menghindari usaha paling cepat manusia untuk memukulnya. Hal ini karena pergerakan sayap yang sangat cepat. Seperti layaknya lalat sungguhan, sayap tipis dan fleksibel robot ini bergetar sekitar 120 kali per detik. Dengan terus-menerus menyesuaikan efek dari daya angkat dan dorong yang bekerja pada tubuhnya pada kecepatan yang sangat tinggi, sayap pada serangga (dan robot) memungkinkannya untuk bisa terbang dan melakukan manuver mengelak secara mendadak.[3]

Kecepatan sayap ini dapat dicapai dengan menggunakan zat khusus yaitu bahan piezoelektrik yang berkontraksi setiap kali ada tegangan. Para ilmuwan mampu membuat bahan ini bekerja seperti seperti otot-otot kecil yang membuat sayap lalat bergerak sangat cepat

Tujuan sunting

Tujuan awal dari penelitian ini adalah untuk memahami bagaimana sistem penerbangan serangga, bukan untuk membuat sebuah robot yang berguna. Namun ia menambahkan bahwa robot ini dapat memiliki banyak kegunaan, misalnya dalam operasi pencarian dan penyelamatan.

RoboBee bisa digunakan untuk pemantauan lingkungan, disebarkan ke alam untuk mendeteksi jejak bahan kimia atau faktor lainnya. Robot ini bisa juga berperilaku seperti layaknya serangga asli dan membantu penyerbukan tanaman. Model RoboBee saat ini masih memerlukan sumber tenaga off-board, tetapi akan mengembangkan teknologi untuk membuat robot terbang yang sepenuhnya nirkabel. Sampai saat itu tiba, proyek penelitian ini akan terus menjadi perkerjaan yang sangat menarik karena mirip dengan serangga alami. Ini menunjukkan seberapa jauh pencapaian kecerdikan rekayasa manusia untuk meniru sistem alam.

Referensi sunting

  1. ^ Amina Khan (May 2, 2013). "Meet RoboBee, a bug-sized, bio-inspired flying robot". Los Angeles Times. Diakses tanggal May 2, 2013. 
  2. ^ Rachel Ross (July 19, 2007). "Robotic Insect Takes Off". Technology Review. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-04-29. Diakses tanggal May 3, 2013. 
  3. ^ Davis, Shoshana (May 2, 2013). ""RoboBees" take first flight". CBS News. Diakses tanggal May 3, 2013. 

Pranala luar sunting