Rejoagung, Ploso, Jombang

desa di Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur

Rejoagung adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur.Dengan batas letak geografis sebelah utara berbatasan dengan Desa Losari, Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tanggungkramat, Sebelah Tmur berbatasan dengan Desa Ploso, Sebelah barat berbatasan dengan Desa Purisemanding-Plandaan.

Rejoagung
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenJombang
KecamatanPloso
Kode Kemendagri35.17.14.2002
Luas-
Jumlah penduduk-
Kepadatan-

Dusun sunting

  1. Rejagung, dulu disebut Ngelo
  2. Kopensari, dulu disebut Jagong
  3. Sidomulyo, dulu disebut Gabus
  4. Ngelom

Perekonomian sunting

Pertanian sunting

Kebanyakan lahan di Desa Rejoagung digunakan sebagai area persawahan.. di Desa Rejoagung ini ditanamai tanaman padi serta palawija seperti jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan ubi kayu. Komoditas andalan tanaman pangan Kabupaten Jombang di tingkat provinsi adalah padi, jagung, kacang kedelai dan ubi kayu.

Pendidikan sunting

Di Desa Rejoagung terdapat beberapa sekolah, atau bisa dikatakan pusat pendidikan di kecamatan Ploso, di Desa Rejoagung ada

  1. SDN REJOAGUNG (SD Unggulan)
  2. MI Nizhamiyah
  3. SDI Khadijah
  4. MTs Nizhamiyah
  5. SMPI Al-Ghofar
  6. MA Nizhamiyah
  7. SMA Diponegoro
  8. SMK Diponegoro Ploso
  9. Ponpes Al-Ghofar

serta beberapa TK, PAUD, TPQ/ TPA

Transportasi sunting

  • Angkutan Umum menjadi layanan transportasi antar desa dan antar kabupaten di rejoagung
  • Dahulu zaman penjajahan belanda di ploso terdapat stasiun kereta api nonaktif yaitu Stasiun Ploso yang menjadi moda transportasi pada zamannya. Dalam sejarahnya, stasiun ini dibangun bersamaan dengan pembangunan jalur kereta api Babat–Jombang oleh Babat–Djombang Stoomtram Maatschappij (BDSM). BDSM tercatat mendapat konsesi izin dari Pemerintah Kolonial Hindia Belanda dan dicatatkan dalam besluit tertanggal 14 Mei 1896 dan dilanjut dengan besluit kedua tertanggal 12 Maret 1898.[1] Stasiun ini dibuka bersamaan dengan selesainya segmen Dolok–Ploso pada tanggal 24 Desember 1899 dan dilanjut menuju Kabuh pada tanggal 1 Januari 1900.[2] Sejak tanggal 1 Desember 1916, karena utang BDSM yang membengkak, Staatsspoorwegen mengakuisisi seluruh aset BDSM, termasuk jalur, stasiun, dan seluruh layanannya. Selanjutnya dari Stasiun Krian, dibangun jalur kereta api menuju Gempolkerep dan dilanjut ke stasiun ini.[3][4]

Referensi sunting

  1. ^ Boudewijnse, J.; van Soest, G.H. (1902). De Indo-Nederlandsche wetgeving. Elsevier. 
  2. ^ van Dirxland, Baron van der Goes; Martens, C.L.J. (1907). Gedenkboek samengesteld ter gelegenheid van het Vijf en Twintig-Jarig Bestaan der Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij. Den Haag: Koninklijke Nederlandse-Boek en Kunsthandel van M.M. Couvee. 
  3. ^ Reitsma, S.A. (1925). Gedenkboek der staatsspoor- en tramwegen in Nederlandsch- Indië 1875-1925. Landsdrukkerij. 
  4. ^ Nusantara, Tim Telaga Bakti; Asosiasi Pakar Perkeretaapian, (APKA) (1997). Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid 1. Bandung: CV. Angkasa. hlm. 64. ISBN 9796651688.