Kepulauan Andaman dan Nikobar

kepulauan di India
(Dialihkan dari Pulau Andaman dan Nikobar)

Kepulauan Andaman dan Nikobar (Inggris: Andaman and Nicobar Islands, disingkat A & N Islands atau ANI) adalah sebuah wilayah persatuan di India. Terletak di Samudra Hindia, kepulauan ini terdiri atas 2 kelompok utama — Kepulauan Andaman dan Kepulauan Nikobar — yang memisahkan Laut Andaman ke timur dari Samudra Hindia. Dua kelompok ini dipisahkan oleh 10° LU paralel, kepulauan Andaman membentang ke utara garis bujur ini, dan kepulauan Nikobar ke selatan. Ibu kota teritori ini ialah kota Port Blair di Andaman.

Kepulauan Andaman dan Nikobar
Peta India dengan letak Kepulauan Andaman dan Nikobar ditandai.
Peta India dengan letak Kepulauan Andaman dan Nikobar ditandai.
Ibu kota
 - Koordinat
Port Blair
 - 11°41′N 92°46′E / 11.68°N 92.77°E / 11.68; 92.77
Kota terbesar Port Blair
Populasi (2011)
 - Kepadatan
380.581 (Ke-32)
 - 46/km²
Area
 - Distrik
8.249 km² (Ke-27)
 - 3
Zona waktu UTC +5:30
Pembentukan
 - Letnan Gubernur
1 November 1956
 - Bhopinder Singh
Bahasa resmi Nikobar, Bengali, Inggris, Hindi, Tamil, Malayalam, Telugu, Punjabi
Singkatan (ISO) IN-AN
Situs resmi: www.and.nic.in

Berdasarkan sensus India tahun 2001, wilayah persatuan ini memiliki penduduk sebesar 356.152 jiwa,[1] sementara pada Sensus 2011 berjumlah 280.581 jiwa.[2] Luas wilayah daratan Kepulauan Andaman dan Nikobar diperkirakan sekitar 8.249 km².[3]

Etimologi

sunting

Nama Andaman berasal dari kata Hanuman, yang merupakan kata dalam bahasa Malayalam untuk dewa Hindu, Hanuman.[4] Nama Nikobar adalah kata dalam bahasa Malayalam yang berarti tanah orang.[3]

Sejarah

sunting

Penduduk pertama

sunting

Kepulauan Andaman dan Nikobar telah dihuni selama ribuan tahun. Bukti arkeologi dapat menilik kembali keberadaan manusia hingga ke abad ke-2 SM,[5] tetapi hasil kajian genetik dan linguistik menunjukkan bahwa kepulauan ini sudah dihuni 30.000 - 60.000 tahun yang lalu, pada zaman Paleolitikum Pertengahan.[5]

 
Peta Kepulauan Andaman dan Nikobar.

Di kepulauan Andaman, bangsa Andaman saat itu saling terpisah, sehingga bahasa dan budaya mereka juga menjadi berbeda. Pada tahun 1850-an, penduduk asli yang berada di Andaman adalah:[5]

Populasi kelompok-kelompok tersebut pada masa kedatangan bangsa Eropa berkisar pada angka 7.000 jiwa. Jumlah pendatang dari pulau utama meningkat (awalnya kebanyakan tahanan dan buruh, nantinya petani yang direkrut), sehingga penduduk asli kehilangan wilayah. Suku Jangil dan Andaman Besar segera punah dan hanya tersisa kira-kira 400-450 penduduk asli Andaman. Suku Jarawa dan Sentinel menjaga keberadaan mereka dengan menolak banyak usaha komunikasi.

Penduduk asli di kepulauan Nikobar (tidak berhubungan dengan penduduk Andaman) terisolasi dan memiliki hubungan yang jauh dengan kepulauan. Terdapat dua kelompok utama:

Era pra-kolonial

sunting

Kepulauan ini menjadi basis maritim sementara untuk kapal-kapal Maratha pada abad ke-17. Laksamana Kanhoji Angre yang legendaris mengganggu rute kapal kolonial dengan menggunakan basis di kepulauan ini.

Upaya kolonisasi Austria

sunting

Kekaisaran Austria berusaha menjadikan Kepulauan Nikobar sebagai koloni mereka. Koloni tersebut didirikan pada tahun 1778. Sebelumnya koloni ini merupakan koloni Denmark dan Austria mendirikannya dengan asumsi salah bahwa Denmark telah melepaskan klaimnya terhadap kepulauan ini.

Usaha dimulai oleh Maria Theresia dan Joseph II yang pada tahun 1760-an hendak mendirikan pos perdagangan di Asia untuk mendistribusikan produk Austria. Namun, Austria adalah kerajaan berbasis di daratan dan tidak memiliki cukup kekuatan laut untuk memperoleh, mempertahankan dan mengsuplai jajahan.

Pada tahun 1778, kapal "Joseph dan Maria" berhasil mencapai kepulauan Nikobar, yang baru saja ditinggalkan oleh Denmark. Denmark menyerah setelah kebanyakan warganya meninggal akibat penyakit malaria. Pada 12 Juli 1778, penduduk asli menandatangani dokumen yang menyerahkan empat pulau (Nancowry, Kamorta, Trinket dan Katchal) kepada Austria.

Pada tahun 1781, para kolonis protes akan sedikitnya air minum dan makanan, tetapi Wina mengindahkannya dan meninggalkan koloni tersebut. Ketika pemimpin koloni meninggal tahun 1783, usaha membuka koloni Austria berakhir bersamanya.

Periode kolonial Britania Raya

sunting

Setelah usaha untuk mendirikan koloni di kepulauan oleh Britania Raya ditinggalkan setelah beberapa tahun (1789-1796), usaha kedua dilakukan dari tahun 1858. Tujuan utamanya adalah untuk mendirikan koloni tahanan untuk pejuang kemerdekaan dari India.

Britania Raya menggunakan kepulauan ini sebagai penjara yang terasing untuk anggota Gerakan Kemerdekaan India. Cara penahanan disebut Kalapan. Penjara Cellular di Port Blair disebut sebagai "Siberia" Kemaharajaan Britania.

Kepulauan ini diperintah oleh Kepala Komisioner Provinsi.

Britania Raya melanjutkan pendudukannya sampai Jepang melakukan invasi dan pendudukan terhadap kepulauan Andaman selama Perang Dunia II.

Invasi dan pendudukan Jepang

sunting

Satu-satunya tujuan militer Jepang di kepulauan ini adalah kota Port Blair. Garnisiun terdiri dari 300 milisi Sikh dan 23 perwira, dan pada Januari 1942 ditambah dengan pasukan Gurkha. Dengan jatuhnya Rangoon pada tanggal 8 Maret 1942, Britania menyadari bahwa Port Blair tidak mungkin dipertahankan, dan pada 10 Maret, Britania mundur ke semenanjung Arakan. Port Blair diduduki pada tanggal 23 Maret 1942. Tentara Jepang tidak mendapat perlawanan dari milisi Sikh ketika mendarat. Jepang melucuti milisi tersebut, lalu menangkap dan mengirim perwira Britania ke Singapura sebagai tahanan perang. Kepala Komisioner Waterfall, Wakil Komisioner Mayor A.G. Bird dan perwira administratif Britania lainnya dipenjarakan. Jepang melepaskan tahanan di Penjara Cellular.

Kejadian tiga tahun berikutnya tidak mudah diketahui karena Jepang menghancurkan seluruh catatan ketika mereka meninggalkan kepulauan ini. Sumber utama adalah laporan yang tidak dipublikasi oleh penduduk asli yang bernama Rama Krishna, lalu sumber catatan yang tidak dipublikasi lainnya oleh D. McCarthy (seorang perwira Britania), bersama dengan laporan penduduk tua yang diwawancarai oleh sejarawan. Menurut mereka, Jepang melakukan kekejaman terhadap penduduk.[6][7][8]

Kekuasaan India

sunting

Kekuasaan diserahkan dari Angkatan Laut Jepang kepada pemerintahan dalam pengasingan India di Singapura, Arzi Hukumate Azad Hind. Jendral Loganathan dari Angkatan Bersenjata Nasional India menjadi gubernur kepulauan Andaman dan Nikobar selama pendudukan singkatnya dalam Perang Dunia II. Pada tanggal 22 Februari 1944, ia bersama dengan empat orang dari Angkatan Bersenjata Nasional India, yaitu perwira Mansoor Ali Alvi, Sub. Lt. Md. Iqbal, Lt. Suba Singh dan stenografer Srinivasan tiba di bandar udara Lambaline di Port Blair. Pada tanggal 21 Maret 1944, markas utama pemerintahan sipil didirikan di dekat Gurudwara di Aberdeen Bazaar. Pada tanggal 2 Oktober 1944, kolonel Loganathan menyerahkan kekuasaan kepada Mayor Alvi dan meninggalkan Port Blair. Setelah itu, ia tidak pernah kembali lagi.[9]

 
Pulau Ross, Andaman Selatan, beberapa hari sebelum terjadinya gempa bumi Samudera Hindia 2004.

India (1947) dan Burma (1948) merdeka, sehingga Britania mengumumkan keinginan mereka untuk menetapkan kembali kembali seluruh orang Anglo-India dan Anglo-Burma di kepulauan untuk membentuk negaranya sendiri, walaupun hal ini tidak pernah terwujud.[4] Kepulauan ini menjadi bagian dari teritori India pada tahun 1950.

Gempa bumi Samudera Hindia 2004

sunting

Pada tanggal 26 Desember 2004, pantai di kepulauan Andaman dan Nikobar terkena tsunami setinggi 10 meter saat terjadinya gempa bumi Samudera Hindia 2004. Sekitar 7.000 penduduk diperkirakan tewas di kepulauan Andaman dan Nikobar akibat dari bencana ini.[4]

Sementara penghuni baru kepulauan menderita dengan jumlah kematian yang besar karena tsunami, kebanyakan penduduk asli selamat karena tradisi yang terus mengalir dari generasi ke generasi yang memperingati mereka untuk mengungsi dari ombak besar yang terjadi setelah gempa bumi besar.[10]

Politik dan pemerintahan

sunting

Kepulauan Andaman dan Nikobar merupakan salah satu dari tujuh wilayah persatuan di India. Tidak seperti seperti negara bagian di India yang memiliki pemerintahan yang dipilih sendiri, wilayah persatuan diperintah secara langsung oleh pemerintahan India; presiden India menunjuk Letnan Gubernur untuk Kepulauan Andaman dan Nikobar.[11] Letnan Gubernur Andaman dan Nikobar sekarang adalah Bhopinder Singh. Sebelumnya, pada tahun 1946–1982, kepala wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar disebut Ketua Komisioner.

Wilayah ini memiliki 3 distrik, yaitu Distrik Andaman Utara dan Tengah, Distrik Andaman Selatan dan Distrik Nikobar. Administrasi distrik dikepalai oleh Wakil Komisioner.

Terdapat satu partai politik kecil dari wilayah ini, yaitu partai Swaraj Dal. Partai ini mengikuti pemilihan Lok Sabha 2004, menunjuk K Perumal sebagai kandidat mereka. Perumal menerima 298 suara (0,19% dari suara di kepulauan tersebut).

Geografi

sunting
 
Pemandangan kepulauan Andaman dari udara.

Terdapat lebih dari 570 pulau di kepulauan Andaman dan Nikobar dan 38 pulau di kepulauan tersebut dihuni. Kebanyakan kepulauan (sekitar 550) berada dalam grup Andaman, 26 pulau dihuni. Nikobar yang lebih kecil memiliki 22 pulau utama dan 12 pulau dihuni. Andaman dan Nikobar terpisah oleh selat Sepuluh Derajat dengan luas 150 km.

Luas daerah kepulauan Andaman sebesar 6.408 km², sementara kepulauan Nikobar memiliki luas sebesar 1.841 km².

Kepulauan ini adalah puncak dari pegunungan laut yang terbentang pada zona tektonik besar yang terbentang dari Himalaya timur di perbatasan Myanmar sampai Sumatra dan Sunda Kecil.[12][13] Fisiografi kepulauan ini memiliki ciri-ciri topografi yang "berombak". Terdapat beberapa pulau yang datar, seperti Car Nikobar dan Trinket.

Ekologi

sunting

Kepulauan Andaman dan Nikobar memiliki hutan hujan tropis yang unik, oleh sebab itu terdapat campuran tumbuhan yang berasal dari India, Myanmar, Malaysia. Sekitar 2200 varietas tanaman ditemuan, 200 endemik dan 1300 tidak ada di India.

Hutan di Andaman selatan berkembang dengan penanaman epifit, kebanyakan tumbuhan pakis dan anggrek. Pelabuhan Andaman tengah kebanyakan merupakan hutan basah yang berganti daun. Andaman utara dikarakterisasikan oleh tipe hutan basah yang daunnya selalu berwarna hijau. Nikobar utara (termasuk Car Nikobar dan Battimalv) ditandai oleh penuh dengan hutan yang daunnya selalu berwarna hijau, sementara bentuk hutan yang serupa di Nikobar tengah dan selatan. Padang rumput hanya ada di Nikobar, sementara hutan yang daunnya berganti warna umumnya berada di Andaman. Diklaim bahwa 86.2% dari jumlah daerah merupakan hutan.

Hutan tersebut terbagi menjadi 12 tipe:

  1. Hutan hijau abadi besar/raya
  2. Hutan hijau abadi tropis Andaman
  3. Hutan hijau abadi tropis puncak
  4. Cane brakes
  5. Wet bamboo brakes
  6. Hutan semi-hijau abadi Andaman
  7. Hutan gugur lembap Andaman
  8. Hutan gugur lembap sekunder Andaman
  9. Hutan serasah
  10. Hutan mangrove (atau hutan bakau)
  11. Hutan campuran payau
  12. Submontane hill valley swamp forest

Hutan Andaman berlimpah-limpah dan memiliki spesies kayu sebanyak 200 atau lebih, sekitar 30 varietas dianggap komersial. Spesies kayu komersial utama adalah Gurjan (Dipterocarpus spp.) dan Padauk (Pterocarpus dalbergioides). Kayu dibawah ini memiliki catatan untuk formasi butir padi:

  1. Kayu marmer (Diospyros marmorata)
  2. Padauk (Pterocarpus dalbergioides),
  3. Silver Grey
  4. Chooi (Sageraea elliptical)
  5. Kokko (Albizzia lebbeck)

Padauk secara luas digunakan untuk membuat mebel.

Formasi Burr dan Buttress terkenal di dunia untuk daya tariknya dan bentuknya yang menarik. Bagian terbesar Buttress diketahui dari Andaman adalah meja bakal 13'x 7'. Bagian terbesar Burr juga merupakan meja makan untuk deapan orang.

Rudraksha yang suci (Elaeocarps sphaericus) dan pohon Dhoop/Resin juga ada di kepulauan ini.

Hutan hujan tropis di kepulauan ini kaya akan beragam kehidupan binatang. Sekitar 50 spesies mamalia hutan dapat ditemukan di kepulauan Andaman dan Nikobar, beberapa adalah endemik, seperti Babi Hutan Andaman. Hewan pengerat adalah grup terbesar dengan 26 spesies, diikuti dengan 14 spesies kelelawar. Di antara mamalia yang lebih besar, terdapat dua spesies babi hutan yang endemik, yaitu Sus scrofa andamanensis dari Andaman dan S. s. nicobaricus dari Nikobar yang dilindungi oleh Wildlife Protection Act tahun 1972. Rusa bertotol Axis axis, Barking Deer dan Sambar diperkenalkan ke distrik Andaman, walaupun Sambar tidak selamat. Sekitar tahun 1962, terdapat usaha untuk memperkenalkan macan tutul yang tidak berhasil karena habitat yang tidak cocok. Terdapat kegiatan-kegiatan yang dapat membawa bencana bagi hewan dan tumbuhan di kepulauan tersebut. Pulau Interview (cagar alam terbesar di kepulauan Andaman dan Nikobar) di Andaman tengah memiliki populasi gajah. Gajah tersebut dibawa untuk membantu perusahaan penebangan kayu, yang akhirnya dilepas karena bangkrut. Populasi gajah ini merupakan objek untuk penelitian.

Kepulauan Andaman dan Nikobar memiliki 270 spesies burung (termasuk endemik). Kepulauan Nikobar memiliki endemik yang lebih besar daripada Andaman dan terdapat 14 spesies yang endemik terhadap kepulauan Andaman dan Nikobar. Burung negara Andaman adalah merpati kayu Andaman. Beberapa burung endemik di kepulauan Andaman dan Nikobar adalah:

Dengan sekitar 225 spesies, kepulauan Andaman dan Nikobar merupakan tempat untuk kupu-kupu yang lebih besar dan paling spektakular di dunia. Sepuluh spesies endemik terhadap kepulauan ini. Taman Nasional Gunung Harriet adalah salah satu dari daerah yang kaya akan kupu-kupu dan ngengat di kepulauan ini.

Kerang adalah objek yang paling berwarna dan mengagumkan untuk manusia selain permata karena dapat digunakan untuk mencari uang, untuk ornamen, alat musik, tempat minum dan pembuatan porselen. Kerang juga merupakan simbol pada ritual dan upacara keagamaan dan peziarah yang kembali mengenakannya sebagai simbol dari Pengampunan Ilahi.

Ekonomi

sunting

Tabel ini adalah tabel produk domestik bruto kepulauan Andaman dan Nikobar pada harga pasar yang diperkirakan oleh Departemen Statistik dan Implementasi Program dengan figur jutaan Rupee India.[14]

Tahun Produk domestik bruto
1980 530
1985 1.060
1990 1.900
1995 6.750
2000 9.560

Produk domestik bruto kepulauan Andaman dan Nikobar diperkirakan pada tahun 2004 sebesar $354 juta.[14]

Pertanian

sunting

Tanah seluas 48.675 hektar digunakan untuk pertanian. Padi, panen utama paling banyak ditanam di Andaman, sementara kelapa dan pohon pinang adalah panen utama dari Nikobar. Panen seperti kacang-kacangan, minyak sayur dan sayur-sayuran berkembang, diikuti dengan padi selama musik Rabi. Berbagai jenis buah yang berbeda seperti mangga, sawo, jeruk, pisang, pepaya, nanas dan sayuran akar-akaran tumbuh di daerah yang berbukit-bukit yang dimiliki oleh petani. Rempah-rempah, lada, cengkih, pala, dan kayu manis tumbuh di bawah sistem penanaman dua deretan bertingkat. Jumlah Karet, pohon palem dan kacang mede terbatas di kepulauan ini.

Industri

sunting

Terdapat 1.374 desa kerajinan tangan berskala kecil. Dua unit mahir dalam kegiatan pemrosesan ikan. Terpisah dari hal ini, terdapat unit kerajinan tangan kerang dan kayu, selain itu, juga terdapat empat unit industrial. Unit SSI memproduksi tas polietilena, pipa saluran PVC, cat dan pernis, gelas fiber dan penggiling tepung kecil, minuman ringan dan minuman, dan lain-lain. Unit kerajinan tangan juga membuat kerajinan kerang, produk roti, penggilingan beras, pembuatan furnitur, dan lain-lain. The Andaman and Nicobar Islands Integrated Development Corporation melebarkan sayapnya dalam bidang pariwisata, penangkapan ikan, industri dan keuangan industri dan agen untuk Alliance Air.

Demografi

sunting

Penduduk

sunting

Menurut sensus India tahun 2001, Kepulauan Andaman dan Nikobar memiliki penduduk sebesar 356.152 jiwa. Di kepulauan Andaman terdapat 314.084 penduduk, sementara di kepulauan Nikobar terdapat 42.068 penduduk. Komposisi penduduk menurut jenis kelamin adalah:

  • Pria = 192.972 jiwa
  • Wanita = 163.180 jiwa.

Populasi wilayah ini meningkat cepat karena imigrasi dari daratan India.[12] Kepadatan penduduk diperkirakan sekitar 43/km². Kebanyakan dari penduduk tersebut adalah penetap dari daratan India. Penduduk asli hanya membentuk 9.54% dari jumlah populasi Andaman dan Nikobar. Tercatat terdapat 39 individu bangsa Sentinel.[15] Dampak akibat gempa bumi dan tsunami samudra Hindia tahun 2004 masih belum diketahui, tetapi mereka dipercaya selamat.

Bahasa

sunting

Bahasa utama yang dituturkan di Andaman dan Nikobar adalah Bahasa Bengali, Hindi, Tamil, Nikobar dan Telugu. Bahasa lain termasuk Bahasa Malayalam dan Inggris.[16]

Persentasi pemeluk agama di Kepulauan Andaman dan Nikobar berdasarkan sensus tahun 2011, dengan jumlah penduduk sebanyak 380.581 jiwa, yakni:[2]

Pekerjaan

sunting

Pekerjaan utama warga Andaman dan Nikobar adalah agrikultur, peternakan, perikanan, perhutanan, perkebunan, konstruksi, transportasi, perdagangan dan perniagaan.[12] Orang asing yang ingin mengunjungi Kepulauan Andaman dan Nikobar memerlukan Izin Daerah Dibatasi; namun, sekarang tersedia pada lobi kedatangan di Bandar Udara Internasional Veer Savarkar di Port Blair.

Referensi

sunting
  1. ^ "Perkiraan populasi Kepulauan Andaman dan Nikobar". 2001. Diakses tanggal 25 Juni 2008. 
  2. ^ a b "C −1 Population by religious community – 2011". Office of the Registrar General & Census Commissioner. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 Agustus 2015. Diakses tanggal 4 Mei 2021. 
  3. ^ a b "Andaman and Nicobar Islands". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-10-07. Diakses tanggal 25 Juni. 
  4. ^ a b c "The islands of good fortune". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-17. 
  5. ^ a b c About andaman and nicobar islands Diarsipkan 2008-06-22 di Wayback Machine. di Andamantours.in
  6. ^ N. Iqbal Singh The Andaman Story (Delhi: Vikas Publ.) 1978
  7. ^ Jayant Dasgupta Japanese in Andaman & Nicobar Islands. Red Sun over Black Water (Delhi: Manas Publications) 2002 hal42, 88-91
  8. ^ L.P. Mathur Kala Pani. History of the Andaman & Nicobar Islands with a study of India's Freedom Struggle (Delhi: Eastern Book Corporation) 1985 pp247-255
  9. ^ Roychowdhury, Rabin. "Black Days in Andaman and Nicobar Islands". New Delhi: Manas Pubs.
  10. ^ Subir Bhaumik. "Tsunami folklore 'saved islanders'" (dalam bahasa daam bahasa Inggris). BBC. 
  11. ^ Union Territories Diarsipkan 2009-08-15 di Wayback Machine. at the National Portal of India
  12. ^ a b c "THE ISLANDS, Geography & Geology, Soil & Climate, Demography". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-16. Diakses tanggal 2008-06-25. 
  13. ^ Kumar, Arun. "Application of RS and GIS in Damage Assessment and Rehabilitation of 26th December 2004 Great Indian Ocean Tsunami Event in Car Nicobar Island, India". Diakses tanggal 25 Juni. 
  14. ^ a b National Accounts Division: Press release & Statements
  15. ^ Census of India 2001 (pdf), A&N Islands, Number of Households, Total Population and Population of Scheduled Castes and Scheduled Tribes.
  16. ^ INDAX - A comprehensive guide to India

Pranala luar

sunting