Proxenia atau Proxeny (Yunani: προξενία) adalah pengaturan di zaman Yunani kuno, di mana seorang warga negara (yang dipilih oleh kota) menjadi tuan rumah duta besar asing di rumahnya dengan biaya sendiri, sebagai imbalan untuk gelar kehormatan yang dianugerahkan oleh negara. Warga yang terpilih tersebut dinamakan proxenos (πρόξενος; jamak: proxenoi atau proxeni, yang berarti "bukan sebagai orang asing") atau proxeinos (πρόξεινος). Dekret Proxenia, yang berisi sejumlah surat paten dan resolusi penghargaan dikeluarkan oleh satu negara bagian kepada seorang warga negara yang bertindak sebagai proxenos, semacam konsul kehormatan yang menjaga kepentingan warga negara lain. Istilah klisenya adalah euergetes (dermawan) dan proxenos (πρόξεινος τε ειη και ευεργέτης).

Tulisan untuk menghormati Straton, Raja Sidon, sewaktu pemberian gelar sebagai 'Proxenos': "Juga kepada Straton, raja Sidon akan menjadi proxenos dari Rakyat Athena, baik untuk dirinya sendiri maupun kepada keturunannya".[1] Akropolis, Athena. Ini menunjukkan bahwa hubungan Proxeny tidak hanya ada di antara kota-kota Yunani tetapi juga dengan non-Yunani (dalam hal ini bangsa Fenisia).

Seorang Proxenos akan menggunakan pengaruh yang dimilikinya di kotanya sendiri untuk mempromosikan kebijakan persahabatan atau aliansi dengan kota yang diwakilinya secara sukarela. Kimon misalnya, ia adalah proksi Sparta di Athena dan selama periode ketenarannya dalam politik Athena, sebelum meletusnya Perang Peloponnesos Pertama, ia sangat menganjurkan kebijakan kerja sama kedua negara tersebut. Kimon dikenal sangat menyukai Sparta sehingga ia menamai salah satu putranya Lacedaemonius.[2][3]

Menjadi proxenos kota lain tidak menghalanginya untuk mengambil bagian dalam perang melawan kota itu jika terjadi perang, karena kesetiaan utama proxenos adalah untuk kotanya sendiri. Namun, proxenos secara alami akan mencoba yang terbaik untuk mencegah meletusnya perang semacam itu dan untuk menyatukan perbedaan apa pun yang akan mengancam terjadinya perang. Ketika negosiasi damai sedang berlangsung, kontak dan niat baik proxenos di kota musuh dapat secara menguntungkan digunakan oleh kotanya.

Posisi sebagai proxenos untuk kota tertentu sering berlaku secara turun temurun bagi keluarga tertentu.

Referensi sunting

  1. ^ IGII2 141 Honours for Straton king of Sidon (dalam bahasa Inggris). 
  2. ^ The History of the Peloponnesian War by Thucydides, Donald Lateiner, Richard Crawley, page 33. ISBN 0-486-43762-0
  3. ^ Who's Who in the Greek World by John Hazel, page 56. ISBN 0-415-12497-2

Daftar pustaka sunting

  • Monceaux, P., Les Proxénies Grecques (Paris, 1885).
  • Walbank, M., Athenian Proxenies of the Fifth Century B.C. (Toronto, 1978).
  • Marek, C., Die Proxenie (Frankfurt am Main, 1984) (Europäische Hochschulschriften: Reihe 3, Geschichte und ihre Hilfswissenschaften, 213).
  • Gerolymatos, A., Espionage and Treason: A Study of the Proxeny in Political and Military Intelligence Gathering in Classical Greece (Amsterdam, 1986).
  • Knoepfler, D., Décrets Érétrians de Proxénie et de Citoyenneté (Lausanne, 2001) (Eretria Fouilles et Researches, 11).
  • Gastaldi, Enrica Culasso, Le prossenie ateniesi del IV secolo a.C.: gli onorati asiatici (Alessandria: Edizioni dell'Orso, 2004) (Fonti e studi di storia antica, 10).
  • Encyclopædia Britannica

Pranala luar sunting

  •   Media terkait Proxenoi di Wikimedia Commons