Piagam dari Strasbourg

Piagam dari Strasbourg (bahasa Prancis modern: les serments de Strasbourg, bahasa Jerman modern: die Straßburger Eide, bahasa Latin Sacramenta Argentariae) adalah nama sebuah dokumen yang berisikan sumpah kesetiaan yang diambil pada tahun 842 di Strasbourg oleh "Louis si orang Jerman", putra "Louis sang Saleh" dan penguasa kerajaan Frankia timur, dan saudaranya "Charles si Botak". Selain bersumpah setia satu sama lain, Louis dan Charles bersumpah juga melawan sang Kaisar, saudara tua mereka Lothair.[1]

Faksimile teks

Teks ini terutama penting dari sudut pandang sejarah bahasa Latin dan bahasa Roman, sebab teks ini mungkin adalah bukti pertama kalinya bahasa Roman dituliskan dan bukan bahasa Latin. Teks ini dianggap oleh pakar selain dalam bahasa Roman juga dalam moyang bahasa Prancis dan/atau bahasa Occitan modern.

Teks sunting

Teks lengkap dengan terjemahan bahasa Indonesia sunting

Arti warna

Di bawah ini, teks dalam bahasa Latin ditandai warna merah; teks bahasa Roman dengan warna biru; teks bahasa Jerman Hulu Kuno dengan warna hijau. Bahasa Indonesia disajikan dalam warna hitam.

Teks dialihaksarakan secara kritis menggunakan ejaan modern, semua singkatan ditulis lengkap.

Citra sebelah kanan adalah faksimile teks. Pada alihaksara di bawah ini, dua tanda asteris yang menandai awal dan akhir teks bisa dilihat pada citra ini.

Teks asli Alihbahasa

Ergo xvi kal. marcii Lodhuvicus et Karolus in civitate que olim Argentaria vocabatur, nunc autem Strazburg vulgo dicitur, convenerunt et sacramenta que subter notata sunt, Lodhuvicus romana, Karolus vero teudisca lingva, juraverunt. Ac sic, ante sacramentum circumfusam plebem, alter teudisca, alter romana lingua, alloquuti sunt. Lodhuvicus autem, quia major natu, prior exorsus sic coepit:

Maka, Louis dan Charles berjumpa pada tanggal 16 Februari di kota yang dulu disebut Argentaria tetapi sekarang biasa dikenal sebagai Strasbourg, dan mereka bersumpah akan isi piagam yang diberikan di bawah ini, Louis dalam bahasa Roman dan Charles dalam bahasa Jerman. Namun sebelum bersumpah janji mereka, mereka membuat pidato dalam bahasa Jerman dan bahasa Roman. Sebagai yang lebih tua, Louis memulai sebagai berikut:

“Quotiens Lodharius me et hunc fratrum meum, post obitum patris nostri, insectando usque ad internecionem delere conatus sit nostis. Cum autem nec fraternitas nec christianitas nec quodlibet ingenium, salva justicia, ut pax inter nos esset, adjuvare posset, tandem coacti rem ad juditium omnipotentis Dei detulimus, ut suo nutu quid cuique deberetur contenti essemus.

“In quo nos, sicut nostis, per misericordiam Dei victores extitimus, is autem victus una cum suis quo valuit secessit. Hinc vero, fraterno amore correpti nec non et super populum christianum conpassi, persequi atque delere illos noluimus, sed hactenus, sicut et antea, ut saltem deinde cuique sua justicia cederetur mandavimus.

“At ille post haec non contentus judicio divino, sed hostili manu iterum et me et hunc fratrem meum persequi non cessat, insuper et populum nostrum incendiis, rapinis cedibusque devastat. Quamobrem nunc, necessitate coacti, convenimus et, quoniam vos de nostra stabili fide ac firma fraternitate dubitare credimus, hoc sacramentum inter nos in conspectu vestro jurare decrevimus.

“Non qualibet iniqua cupiditate illecti hoc agimus, sed ut certiores, si Deus nobis vestro adjutorio quietem dederit, de communi profectu simus. Si autem, quod absit, sacramentum quod fratri meo juravero violare praesumpsero, a subditione mea necnon et a juramento quod mihi jurastis *unumquemque vestrum absolvo”

"Biarlah diketahui berapa kali Lothair telah – semenjak ayah kami meninggal – berusaha untuk menghancurkan saya dan saudara saya ini, melakukan pembantaian dalam mengejar kami. Namun karena rasa persaudaraan ataupun agama Kristen, ataupun kebetulan alami, kecuali keadilan, bisa membawa perdamaian antara kami, kami dipaksa untuk membawa hal ini ke keputusan Tuhan Yang Maha Agung, sehingga kami akan menerima apapun keputusan-Nya."

"Hasilnya, seperti kalian ketahui, ialah, berkat Rahmat Tuhan, kami bisa berjaya sebagai pemenang, dan bahwa ia, kalah bisa kembali ke rakyatnya di mana ia lebih kuat. Namun lalu, didorong oleh rasa kasih persaudaraan dan rasa kasih akan agama Kristen, kami memutuskan untuk tidak mengejarnya dan menghancurkan mereka; malahan sampai sekarang kami memintanya untuk paling tidak membawa hal ini supaya diputuskan oleh keadilan seperti pada masa lampau."

"Walaupun begitu, namun ia, tidak puas dengan keputusan Tuhan, tidak berhenti mengejar saya dan saudara saya dengan bala tentaranya. Terlebih lagi, ia membinasakan rakyat kami dengan membakar, menjarah dan membunuh. Oleh karena itu, kami terpaksa mengadakan pertemuan ini, dan, karena kami percaya bahwa engkau meragukan keyakinan kami yang kuat dan rasa persaudaraan, kami akan bersumpah janji ini antara kami dan kalian semua."

"Perbuatan ini bukan kami tidak percaya, namun supaya saja jika Tuhan memberikan kami damai berkat pertolonganmu, kami bisa pasti bahwa ini akan menghasilkan manfaat bersama. Jika saya – semoga Tuhan menghalangi – akan mengingkari janji yang akan saya sumpahkan ke saudara saya, saya melepaskan engkau dari kekuasaanku atas engkau dan dari janji yang telah kau sumpahkan padaku."

Cumque Karolus haec eadem verba romana lingua perorasset, Lodhuvicus, quoniam major natu erat, prior haec deinde se servaturum testatus est:

Maka ketika Charles sudah menyelesaikan pidatonya dengan kata-kata yang sama dalam bahasa Roman, Louis, karena ia yang tertua, menjadi yang pertama bersumpah:

“Pro Deo amur et pro Christian poblo et nostro commun salvament, d'ist di in avant, in quant Deus savir et podir me dunat, si salvarai eo cist meon fradre Karlo et in ajudha et in cadhuna cosa, si cum om per dreit son fradra salvar dift, in o quid il me altresi fazet, et ab Ludher nul plaid numquam prindrai, qui, meon vol, cist meon fradre Karle in damno sit.”

"Demi Kasih Tuhan dan demi agama Kristen dan keselamatan kami bersama, dari hari ini seterusnya, jika Tuhan memberi saya kebijaksanaan dan kekuatan, saya akan melindungi saudara saya ini, Charles dengan bantuan atau apapun, seperti seseorang harus melindungi saudaranya, sehingga ia bisa melakukan hal yang sama untuk sama, dan saya tidak akan dengan sadar membuat perjanjian apapun dengan Lothair yang akan mencelakakan saudaraku ini Charles."

Quod cum Lodhuvicus explesset, Karolus teudisca lingua sic hec eadem verba testatus est:

Ketika Louis sudah selesai, Charles bersumpah dengan kata-kata yang sama dalam bahasa Jerman:

“In godes minna ind in thes christiânes folches ind unsêr bêdhero gehaltnissî, fon thesemo dage frammordes, sô fram sô mir got gewizci indi mahd furgibit, sô haldih thesan mînan bruodher, sôso man mit rehtu sînan bruodher scal, in thiu thaz er mig sô sama duo, indi mit Ludheren in nohheiniu thing ne gegango, the mînan willon imo ce scadhen werdhên.”

"Demi Kasih Tuhan dan demi agama Kristen dan keselamatan kami bersama, dari hari ini seterusnya, jika Tuhan memberi saya kebijaksanaan dan kekuatan, saya akan melindungi saudara saya ini, seperti seseorang harus melindungi saudaranya, sehingga ia bisa melakukan hal yang sama untuk sama, dan saya tidak akan bersekongkol apapun dengan Lothair yang akan mencelakakan saudaraku ini [Louis]."

Sacramentum autem quod utrorumque populus, quique propria lingua, testatus est, romana lingua sic se habet:

Janji yang setiap dari dua rakyat ini disumpahkan dalam bahasanya masing-masing, dalam bahasa Roman adalah sebagai berikut:

“Si Lodhwigs sagrament que son fradre Karlo jurat conservat et Karlus, meos sendra, de suo part n lostanit, si io returnar non l'int pois, ne io ne neuls cui eo returnar int pois, in nulla ajudha contra Lodhuwig nun li iu er.”

"Jika Louis menetapi janjinya yang ia sumpahkan kepada saudaranya Charles, dan Charles, Tuanku di sisi lain mengingkarinya, dan saya tidak bisa menghindarkannya – saya atau siapapun bisa menghindarkannya – maka saya tidak akan membantunya dalam cara apapun melawan Louis."

Teudisca autem lingua:*

Dan dalam bahasa Jerman:

“Oba Karl then eid, then er sînemo bruodher Ludhuwîge gesuor, geleistit, indi Ludhuwîg mîn hêrro then er imo gesuor forbrihchit, ob ih inan es irwenden ne mag: noh ih noh thero nohhein, then ih es irwenden mag, widhar Karlo imo ce follusti ne wirdlõit.”

"Jika Charles menetapi janjinya yang ia sumpahkan kepada saudaranya Louis, dan Louis, Tuanku di sisi lain mengingkarinya, dan saya tidak bisa menghindarkannya – saya atau siapapun bisa menghindarkannya – maka saya tidak akan mengikutinya melawan Charles."

Quibus peractis Lodhuwicus Reno tenus per Spiram et Karolus iuxta Vuasagum per Vuîzzûnburg Vuarmatiam iter direxit.

Maka ketika hal ini sudah diselesaikan, Louis bertolak ke Worms, mengikuti sungai Rhein lewat Spire, dan Charles, melewati pegunungan Vosges via Wissembourg.

Detail sunting

Marilah kita fokuskan pada sebuah bagian penting teks ini: sumpah Louis dalam bahasa Roman.

Sebuah kesinambungan bisa diamati: Bahasa Latin Klasik → Bahasa Latin Akhir → Bahasa Roman Abad Pertengahan → Bahasa Prancis dan Occitan modern.

Faksimile teks Alihaksara diplomatis
 

Pro dõ amur et p xr ianpoblo & nrõ cõmun s
saluament, dist di e/i n auant, inquantdeus
savir & podir me dunat: si salvaraieo
cist meonfradre karlo, & inaiudha
& in cad huna cosa, sicú om p dreit son
fradra saluar dift. Ino quid il mi altre
si fazet. Et ab ludher nul plaid nu qua
prindrai qui meon uol cist meon fradre
karle in damnosit

Terjemahan dalam bahasa Latin Rakyat Terjemahan dalam bahasa Latin Klasik

Pro Dei amore et pro christiani populi et nostro
communi saluationis, de iste die in ab ante, in quanto Deus
sapientem et potestatem mihi dat, sic saluabo
ecc'istum meum fratrem Carolum, et in adjuuamente
et in *cata una causa, sic quomodo homo per directum suum
fratrem saluare debit, in hoc quo illoe mihi alterum
sic faciat, et ab Lotharo nullum placitum nunquam
inibo quod meam uoluntatem ecc'isto meo fratri
Carolo in damnum sit.

Per Dei amorem et per christiani populi et nostram
communem salutem, ab hac die, quantum Deus
scire et posse mihi dat, servabo
hunc meum fratrem Carolum, et ope mea
et in quacumque re, ut quilibet
fratrem suum servare iure debit, dummodo mihi
idem faciat, et cum Lothario nullam umquam
pactionem faciam, quae mea voluntate huic meo fratri
Carolo damno sit.

Terjemahan dalam bahasa Occitan modern Terjemahan dalam bahasa Prancis modern

Per l'amor de Dieus e pel pòble crestian e nòstre comun
salvament, d'aquest jorn en davant, mentre que Dieus
me dòne saber e poder, atal salvarai ieu
aquest mon fraire Carles que vaquí, e en ajuda
e caduna causa, atal com òm de dreit
deu salvar son fraire, de biais qu'el me faga
lo meteis. E del costat de Lotari jamai deguna convencion
prenerai que, de ma volontat, d'aquest mieu fraire
Carles siá damnosa.

Pour l'amour de Dieu et pour le peuple chrétien et notre salut
commun, de ce jour en avant, autant que Dieu
me donne savoir et pouvoir, je sauverai
mon frère Charles que voici, et en aide
et en toutes choses, comme de droit on doit
sauver son frère, afin qu'il me fasse autant,
et je ne prendrai jamais de la part de Lothaire
aucune convention qui, de mon gré, puisse être
au dam de mon frère Charles que voici.

Teks-teks lain dalam bahasa Prancis kuno sunting

Ada beberapa teks yang lebih kuno dalam bahasa Roman yang dipertuturkan di Prancis, seperti glosarium Cassel (kurang lebih dari abad ke-8 atau ke-9) atau glosarium Reichenau (abad ke-8) yang lebih termasyhur. Namun teks-teks ini semuanya hanyalah daftar kata-kata saja dan tidak ada kalimat-kalimat yang bisa dibaca dalam bahasa Roman. Frasa romana lingua ("bahasa Roman") baru pertama kali ditemukan mulai tahun 813: dan lalu semenjak Konsili Tours (canon 17), para pastur diminta untuk memberikan homili dalam bahasa rakyat setempat. Rakyat jelata tidak mengenal bahasa Latin lagi. Bahasa-bahasa rakyat yang ditemukan ialah "bahasa Roman pedesaan" (la rustica romana lingua) dan "bahasa Jerman" (la thiostica).

Teks lengkap kedua dalam sejarah bahasa Prancis ialah "Syair mengenai Santa Eulalia" atau dalam Prancis Séquence de sainte Eulalie (atau Cantilène de sainte Eulalie) ; yang berasal dari sekitar tahun 880 atau 881. Inilah pertama kalinya ada teks kesusastraan dalam bahasa Prancis.

Catatan kaki sunting

  1. ^ Di sini nama-nama ini sesuai ejaan dalam bahasa Inggris Modern.