Pesawat swayasa adalah pesawat terbang eksperimental yang paling sedikit 51 % bagian pesawat itu merupakan hasil swadaya sendiri dan bukan buatan pabrik. Para pemilik pesawat dapat membeli pesawat swayasa dalam bentuk kit dan merakitnya sendiri. Pesawat ini harus mendapat sertifikasi laik terbang sekaligus registrasi dari Dinas Sertifikasi Kelaikan Udara (DSKU) sebelum diterbangkan.[1]

Penggolongan sunting

Pesawat swayasa terbagi dalam beberapa kategori, yaitu kelompok:

  • homebuild (swayasa)
  • kitplane (pesawat yang dibeli dalam bentuk kit)
  • pesawat restore (pesawat dem-deman yang dibangun kembali sesuai dengan rancangan aslinya).

Pesawat swayasa di Indonesia sunting

Perkembangan olahraga pesawat swayasa di Indonesia semakin hari semakin pesat. Melihat meningkatnya minat masyarakat pada cabang olahraga ini, maka FASI merasa perlu mewadahi dan membinanya. Pada tanggal 31 Januari 1987, cabang olahraga pesawat swayasa secara resmi berada dalam pembinaan FASI.

Tercatat beberapa perkumpulan olahraga pesawat swayasa telah berhasil membuat pesawat sendiri, serta mampu menyelenggarakan pameran pesawat swayasa pada tahun 1987 di Jakarta. Beberapa jenis pesawat yang ikut serta dalam pameran itu, antara lain jenis KR-2 karya Djubair Oemar Djaya, jenis Moni karya Dr. Sukarto. Hadir juga dalam pameran tersebut sebuah pesawat helikopter karya Soelarto serta beberapa dari hasil kerja kelompok mahasiswa UI dan ITB.

Beberapa jenis pesawat terbang yang digunakan di Indonesia meliputi jenis-jenis Star-Lite SL-1, Christen Eagle II, Zodiac CH¬601 HD, dan VAN'S RV-4, RV-6A, Jabiru J¬400, Piper L-4J. Selain itu masih terdapat jenis lain yaitu Pelican PL-2, Vixen, VariEzez, Lancair, Searey, Pulsar, Si Walet, Gyrocopter, Windrose, dan lain-Iain.

Referensi sunting

  1. ^ http://www.fasi.or.id/content.asp?contentid=642[pranala nonaktif permanen]

Pranala luar sunting