Pertempuran Mactan

Pertempuran Mactan terjadi di Filipina pada tanggal 21 April 1521. Pasukan Lapu-Lapu, kepala suku Mactan, mengalahkan pasukan Spanyol di bawah pimpinan Fernando de Magelhaens, yang terbunuh dalam perang itu.

Pertempuran Mactan
Tanggal27 April 1521
LokasiPulau Mactan, Cebu, Filipina
Hasil Kematian Fernando de Magelhaens, kemenangan Lapu-Lapu dan penduduk Visayas di Mactan
Pihak terlibat
Penjelajah Spanyol penduduk asli Visayas di Mactan
Tokoh dan pemimpin
Fernao de Magalhaes Lapu-Lapu
Kekuatan
49 orang termasuk de Magelhaens di pesisir, setidaknya 11 orang lain di kapal approx. 1.500
Korban
3 terbunuh, termasuk Magelhaens Tak diketahui, mungkin lebih besar

Latar belakang sunting

Pada abad ke-15, para penjelajah Portugis telah menemukan jalan ke semua kesultanan Islam yang memegang jalur perdagangan ke Kepulauan Rempah-Rempah di Asia Tenggara, setelah melewati Tanjung Harapan di Afrika dan Samudra Hindia.

Selama masa ini, bangsa Portugis menjaga peta agar tetap rahasia, sebab geografi adalah kunci kekuasaan pada masa itu.

Fernão de Magalhães ditugaskan oleh kuasa Portugis di Goa, India untuk latihan militer di usia 20 tahun, dan segera takjub bahwa geografi adalah kunci kekayaan di Asia Tenggara. Setelah perjalanan ke sana, ia membuat surat perjanjian pada seorang pembantu Melayu, Enrique, untuk menjadi penerjemahnya selama perjalanannya keliling dunia. Enrique sebenarnya diambil dari kampung halamannya di Filipina, menjadi budak di Sumatra, dibawa ke Malaka, lalu dibaptis.

Kedatangan Spanyol sunting

Setiba di Pulau Homonhon pada tanggal 16 Maret 1521, ia bertemu dengan Rajah Calambu dari Limasawa, yang memandunya ke Cebu pada tanggal 7 April. Melaluinya penerjemahnya Enrique, Rajah Humabon dari Cebu menjadi Sekutu. Karena takjub dengan 12 meriam dan 50 panah silang milik de Magelhaens, Rajah Humabon meminta de Magelhaens untuk mengalahkan Lapu-Lapu dari Mactan.

Kekalahan Spanyol sunting

de Magelhaens menyebarkan 48 pasukan lapis baja, kurang dari separuh anak buahnya, dengan panah silang dan senapan, tetapi tak bisa mendarat di Mactan. ABK-nya harus menyeberangi ombak untuk mendarat. 8 ABK terbunuh. Antonio Pigafetta, seorang cadangan dalam perjalanan itu yang kemudian kembali ke Sevilla, Spanyol mencatat bahwa Lapu-Lapu setidaknya memiliki 1500 prajurit dalam pertempuran itu.

de Magelhaens terluka di kaki, saat masih di perairan. Saat kembali, para ABK mencatat bahwa ketuanya dikelilingi oleh para prajurit itu.