Pengawatintaan

proses industri menghilangkan tinta cetakan dari serat daur ulang kertas untuk membuat pulp awatintaan.

Pengawatintaan atau penghilangan tinta (Inggris: Deinking) adalah proses industri menghilangkan tinta cetakan dari serat daur ulang kertas untuk membuat pulp awatintaan.

Kunci dalam proses pengawatintaan adalah kemampuan melepaskan tinta dari serat. Hal ini dilakukan dengan menggabungkan tindakan mekanis dan kimiawi. Proses yang paling umum di Eropa adalah pengapungan buih yang menghilangkan tinta.

Kertas merupakan salah satu sasaran utama untuk daur ulang. Kekhawatiran mengenai daur ulang kertas pulp kayu adalah bahwa serat akan terdegradasi dengan setiap kitaran dan setelah didaur ulang 4-6 kali serat menjadi terlalu pendek dan lemah untuk digunakan dalam pembuatan kertas.[1]

Sejarah sunting

Sebelum mesin kertas ditemukan pada tahun 1799, sumber serat yang paling umum ialah serat daur ulang dari tekstil bekas. Oleh sebab itu, dinamakan kertas kain. Kain itu dibuat dari rami, linen, dan kapas. Baru pada pengenalan pulp kayu pada tahun 1843, pengeluaran kertas tidak bergantung pada bahan daur ulang.[2]

Daur ulang kertas bekas sebelum pengindustrian pengeluaran kertas, kertas kain didaur ulang untuk membuat papan bermutu rendah. Sebuah proses untuk menghilangkan tinta cetakan dari kertas daur ulang ditemukan oleh ahli hukum Jerman Justus Claproth pada tahun 1774.[2] Ia berlatih bersama dengan pengeluar kertas Jerman Johann Engelhard Schmid. Pada saat ini, metode ini disebut pengawatintaan.

Pertama, pada tahun 1950-an dan 1960-an, penggunaan serat daur ulang dari kertas yang terbuat dari pulp kayu mulai meningkat, dan terutama digunakan dalam kertas kemasan dari kertas karton. Pada tahun 1950-an, teknik pengapungan buih diadaptasi untuk mengawatintakan kertas daur ulang.[3] Pada tahun 1970-an, penggunaan kertas yang diperoleh kembali, terutama dalam kertas grafik dan bersih mulai meningkat, dan dipercepat pada tahun 1980-an. Pertumbuhan penggunaan kertas bekas tahunan meningkat 6% antara tahun 1980 dan 1996. Penggunaan serat murni hanya meningkat 2% pada tempo yang sama. Pada tahun 1997, pengeluaran kertas yang diperoleh kembali dari jumlah pengeluaran kertas adalah 42%.[2]

Proses penghilangan tinta sunting

 
Tata letak skema pabrik pengawatintaan.

Penyortiran sunting

Kertas bekas mungkin berisi campuran berbagai-bagai jenis kertas yang dibuat dari campuran berbagai-bagai serat kertas. Ini harus disortir sebelum diproses. Kertas cacat (limbah kertas dari pengeluaran kertas) biasanya digunakan di mesin kertas secara langsung.

Kertas daur ulang dapat digunakan untuk membuat kertas dengan mutu yang sama atau lebih rendah daripada asalnya. Kertas yang disortir, dibandela dan dikirim ke pabrik kertas. Pabrik pulpa tersebut menggunakan kelas kertas bekas sesuai dengan mutu kertas yang ingin dibuat.

Rujukan sunting

  1. ^ "Paper Recycling Information Sheet". Waste Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal Oktober 18, 2007. Diakses tanggal Oktober 20, 2007. 
  2. ^ a b c Göttsching, Lothar; Pakarinen, Heikki (2000). "1". Recycled Fiber and Deinking. Papermaking Science and Technology. 7. Finland: Fapet Oy. hlm. 12–14. ISBN 978-952-5216-07-3. 
  3. ^ Sixta, Herbert, ed. (2006). Handbook of Pulp. 2. Germany: Wiley-VCH. hlm. 1174. ISBN 978-3-527-30999-3. 

Bacaan lanjut sunting