Pembodohan atau memperbodoh (Inggris: dumbing down) merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan pengurangan tingkat intelektual secara sengaja terhadap isi dari materi pelajaran & pendidikan, literatur & film, juga berita & budaya. Gagasan dan istilah dumbing down berawal pada tahun 1933, sebagai bahasa slang yang digunakan oleh penulis skenario film, yang bermakna "Disesuaikan supaya menarik bagi mereka yang kurang pendidikan atau berdaya intelektual yang rendah".[1]

Praktik pembodohan bervariasi dalam penggunaannya, sesuai dengan subyek permasalahan yang sedang dibahas dan tujuan dari pelakunya, pembodohan biasanya menggunakan penyederhanaan yang berlebihan terhadap definisi aslinya sampai kepada tingkat yang merusak konsep standar dari bahasa dan pembelajaran masyarakat. Dengan cara sederhana seperti itu pelakunya (misal: penulis atau pembicara) membenarkan metode pendangkalan standar budaya, seni, dan akademis, sebagaimana halnya yang terjadi pada budaya populer. Meskipun demikian, penggunaan istilah "pembodohan" adalah subyektif, karena apa yang diganggap sebagai pembodohan biasanya tergantung pada perasaan dan penilaian dari pembaca, pendengar, dan pemirsa.

Pembodohan oleh Media massa sunting

Tingginya tingkat persaingan Media massa, dan penggunaan metode ekonometrika mengubah praktik bisnis dari media komunikasi massa. Praktik monopoli usaha dari konsolidasi media mengurangi keluasan dan kedalaman dari jurnalisme yang dilakukan dan disediakan untuk informasi publik. Pengurangan pengeluaran dan biaya operasional, mengurangi biro berita dan wartawan luar, serta lebih mengutamakan menyiarkan publikasi (pers rilis) dari humas bisnis, pemerintah, dan partai politik yang disajikan sebagai fakta.

Referensi sunting

  1. ^ Algeo, John; Algeo, Adele (1988). "Among the New Words". American Speech. 63 (4): 235–236. doi:10.1215/00031283-78-3-331.