Pawai di Washington untuk Pekerjaan dan Kebebasan

Pawai di Washington untuk Pekerjaan dan Kebebasan (bahasa Inggris: March on Washington for Jobs and Freedom) atau Pawai Raya di Washington (The Great March on Washington)[1][2] adalah aksi unjuk rasa hak asasi manusia terbesar dalam sejarah Amerika Serikat[3] yang menyerukan hak-hak sipil dan ekonomi untuk Afrika-Amerika. Pawai dilangsungkan di Washington, D.C. pada hari Rabu, 28 Agustus 1963. Pada pawai tersebut, Martin Luther King Jr. di Memorial Lincoln untuk menyampaikan pidato bersejarah "I Have a Dream" yang menyerukan untuk mengakhiri rasisme.[4]

Pawai di Washington untuk Pekerjaan dan Kebebasan

Pawai ini diorganisir oleh A. Philip Randolph dan Bayard Rustin yang membangun aliansi kelompok hak-hak sipil, organisasi buruh dan keagamaan.[5] dengan tema "pekerjaan dan kebebasan".[3] Perkiraan jumlah peserta bervariasi dari 200.000 hingga lebih dari 300.000.[6] Para pengamat memperkirakan 75-80% dari para demonstran terdiri dari orang berkulit hitam dan sisanya berkulit putih dan minoritas lainnya.[7] Walter Reuther, presiden dari United Automobile Workers merupakan organisator kulit putih yang berpengaruh dalam mengorganisir pawai ini.[8] Pawai ini dianggap berjasa membantu meloloskan Undang-Undang Hak Sipil (1964)[9][10] yang juga mengawali gerakan Pawai Selma ke Montgomery yang meloloskan Undang-Undang Hak Pilih (1965).[11]

Latar belakang sunting

 
Bayard Rustin (kiri) dan Cleveland Robinson (kanan), penyelenggara pawai pada 7 Agustus 1963.

Meskipun warga Afrika-Amerika telah dibebaskan dari perbudakan secara resmi dengan diakui status warga negaranya serta diberikan hak memilih secara penuh pada lelaki pada akhir perang saudara Amerika. Mereka masih saja mengalami represi sosial, politik dan ekonomi selama bertahun-tahun hingga dekade 1960an. Pada awal dekade 1960an, suatu peraturan diskriminatif yang dikenal dengan Hukum Jim Crow yang meliputi daerah yang ada di Amerika Serikat Selatan memperkuat opresi yang terjadi pada mereka. Mereka juga mengalami diskriminasi di bidang bisnis dan pemerintahan serta mengalami pencegahan untuk memilih dalam bentuk kekerasan dan intimidasi di beberapa tempat.[12] Dua belas negara bagian juga melarang praktik pernikahan antarras[13]

Pawai direncanakan dan diprakarsai oleh A. Philip Randolph, ketua Persaudaraan Porter Kereta Tidur, ketua Dewan Buruh Negro Amerika, dan wakil ketua dari AFL-CIO. Randolph pernah merencanakan pawai serupa pada tahun 1941. Ancaman dari rencana pawai sebelumnya telah berhasil meyakinkan Presiden Roosevelt untuk mendirikan Komite Praktik Pekerjaan Adil dan melarang perekrutan yang diskriminatif dalam industri pertahanan.

Pawai tahun 1963 merupakan bagian penting dari Gerakan Hak-Hak Sipil yang sedang meluas dengan cepat. Pawai ini juga menandai ulang tahun ke-100 dari penandatanganan Proklamasi Emansipasi oleh Abraham Lincoln.

Dalam arti politik, pawai diselenggarakan oleh koalisi sejumlah organisasi dan para pemimpin mereka termasuk: Randolph yang dipilih sebagai kepala tituler pawai, James Farmer (ketua Kongres Ekualitas Ras), John Lewis (ketua Komite Koordinasi Siswa Antikekerasan), Martin Luther King, Jr. (ketua Konferensi Kepemimpinan Kristen Selatan), Roy Wilkins (ketua NAACP), Whitney Young (ketua National Urban League).

Mobilisasi dan logistik dari pawai sebetulnya diatur oleh Bayard Rustin yang menjabat wakil penyelenggara. Rustin adalah seorang aktivis veteran hak-hak sipil dan penyelenggara Perjalanan Rekonsiliasi (Journey of Reconciliation) pada tahun 1947. Perjalanan Rekonsiliasi adalah aksi Kebebasan Naik Bus pertama yang bertujuan menguji putusan Mahkamah Agung Amerika Serikat tentang larangan diskriminasi rasial dalam perjalanan antarnegara bagian. Rustin adalah rekan lama dari baik Randolph maupun Dr. King. Sementara Randolph berkonsentrasi pada penggalangan koalisi politik untuk pawai, Rustin menyusun dan memimpin sebuah tim aktivis dan organisator yang mempublikasikan pawai serta merekrut para demonstran, mengatur transportasi bus dan kereta api, menyediakan pengawalan perwira Marsekal, serta mengatur dan mengelola semua rincian logistik pawai massa.

Pawai ini tidak didukung secara universal di kalangan aktivis hak-hak sipil. Sebagian dari mereka khawatir acara ini akan berubah menjadi aksi kekerasan yang akhirnya justru merugikan RUU yang sedang dibahas dan merusak citra gerakan hak-hak sipil di dunia internasional. Pawai ini dikecam oleh Malcolm X, juru bicara Nation of Islam yang menyebutnya sebagai "farce on Washington" ("lelucon di Washington").

Penyelenggara pawai sendiri tidak sepakat tentang tujuan pawai ini. NAACP dan Urban League melihatnya sebagai isyarat dukungan untuk RUU hak-hak sipil yang diajukan pemerintahan Kennedy. Randolph, King dan Konferensi Kepemimpinan Kristen Selatan (SCLC) melihatnya bukan sekadar dukungan untuk RUU Kennedy, melainkan untuk mengangkat isu-isu ekonomi dan hak-hak sipil supaya mendapat perhatian nasional. Komite Koordinasi Siswa Antikekerasan (SNCC) dan Kongres Ekualitas Ras (CORE) melihatnya sebagai cara untuk menantang dan mengecam kelambanan pemerintahan Kennedy dan kurangnya dukungan terhadap hak-hak sipil Afrika-Amerika.[14]

Berlangsungnya pawai sunting

 
Salah seorang peserta pawai.

Pada 28 Agustus 1963, lebih dari 2.000 bus, 21 kereta api khusus, 10 pesawat carter, dan mobil yang jumlahnya tak terhitung berkumpul di Washington. Semua penerbangan berjadwal, kereta api, dan bus juga terisi penuh.[14]

Pawai dimulai di Monumen Washington dan berakhir di Lincoln Memorial tempat diadakannya pergelaran musik dan pidato. Pawai gagal dimulai tepat waktu karena para pemimpinnya mengadakan pertemuan dengan anggota-anggota Kongres. Para pemimpin pawai terkejut karena kelompok massa yang berkumpul mulai berpawai dari Monumen Washington ke Lincoln Memorial tanpa menunggu mereka.

Pembicara sunting

 
Martin Luther King, Jr. sedang menyampaikan pidato "I Have a Dream".

Perwakilan dari setiap organisasi yang mensponsori pawai berpidato di hadapan massa dari podium di Lincoln Memorial. Di antara pembicara terdapat enam pemimpin hak-hak sipil yang dijuluki "[[Enam Besar (hak-hak sipil)", pemimpin agama Katolik, Protestan, dan Yahudi; dan pemimpin buruh Walter Reuther. Di antara para pembicara terdapat seorang pembicara wanita, yakni Josephine Baker.

Floyd McKissick membacakan pidato James Farmer karena Farmer ditangkap ketika melakukan protes di Louisiana. Farmer menulis bahwa aksi protes tidak akan berhenti, "sampai anjing-anjing berhenti menggigit kita di Selatan dan tikus-tikus berhenti menggigit kita di Utara."

Penyanyi sunting

Penyanyi gospel legendaris Mahalia Jackson menyanyikan "How I Got Over", Bob Dylan membawakan beberapa lagu, termasuk "Only a Pawn in Their Game" tentang kebencian rasial di kalangan orang Selatan berkulit putih yang memicu pembunuhan Medgar Evers, dan "When the Ship Comes In". Lagu yang disebut terakhir dibawakannya bersama penyanyi folk Joan Baez yang sebelumnya membawakan lagu-lagu "We Shall Overcome" dan "Oh Freedom". Peter, Paul and Mary menyanyikan "If I Had a Hammer" dan "Blowin' In The Wind" karya Dylan.

Liputan media sunting

Media meliput acara ini secara nasional, menyiarkan pidato penyelenggara, dan komentar tentangnya. Dalam bab berjudul "Pawai di Washington dan Berita Televisi," William Thomas menulis: "Lebih dari lima ratus juru kamera, teknisi, dan koresponden dari jaringan-jaringan berita utama bersiap untuk meliput peristiwa itu. Jumlah kamera yang disiapkan jauh lebih banyak dari jumlah kamera yang dipakai untuk memfilmkan pelantikan presiden yang terakhir. Salah satu kamera diposisikan di tempat yang tinggi, di atas Monumen Washington, untuk memberikan pemandangan dramatis dari para demonstran".[15]

Kritik sunting

Tokoh hitam nasionalis Malcolm X dalam pidatonya yang berjudul Pesan untuk Akar Rumput mengkritik pawai dan menggambarkannya sebagai sebuah "piknik" dan "sirkus". Dia mengatakan pemimpin hak-hak sipil telah menodai tujuan awal pawai yang menunjukkan kekuatan dan kemarahan orang kulit hitam dengan mengizinkan orang dan organisasi kulit putih untuk membantu merencanakan dan berpartisipasi dalam pawai.[16]

Referensi sunting

Catatan kaki
  1. ^ Ward, Brian (April 1998). "Recording the Dream". History Today. Yet by the end of the year the company was promoting its Great March to Washington album, featuring `I Have A Dream' in its entirety. 
  2. ^ King III, Martin Luther (25 Agustus 2010). "Still striving for MLK's dream in the 21st century". Washington Post. ISSN 0190-8286. Diakses tanggal 29 Agustus 2020. 
  3. ^ a b "Our Documents - Official Program for the March on Washington (1963)". www.ourdocuments.gov. Diakses tanggal 2020-08-29. 
  4. ^ Suarez, Ray (28 Agustus 2003). "Martin Luther King Jr.'s "I Have a Dream" Remembered". www.pbs.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-24. Diakses tanggal 2020-08-29. 
  5. ^ "Civil Rights Movement History & Timeline, 1963 (July-December)". www.crmvet.org. Diakses tanggal 2020-08-29. 
  6. ^ "Civil Rights March on Washington, D.C.: Dr. Martin Luther King, Jr., President of the Southern Christian Leadership Conference, and Mathew Ahmann, Executive Director of the National Catholic Conference for Interracial Justice, in a Crowd". www.wdl.org. 1963-08-28. Diakses tanggal 2020-08-29. 
  7. ^ "50th Anniversary of the 1963 March on Washington for Jobs and Freedom Panel Discussion at the Black Archives of Mid-America". www.archives.gov. The U.S. National Archives and Records Administration. 7 Agustus 2013. Archived from the original on 2015-10-04. Diakses tanggal 2020-08-29. 
  8. ^ Lareau, Jamie L (10 Mei 2020). "Walter Reuther's family says of the UAW icon: 'He never sold out'". www.freep.com (dalam bahasa Inggris). Detroit Free Press. Diakses tanggal 2020-08-29. 
  9. ^ Dubrin, Doug. "The March on Washington and Its Impact". web.archive.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-09. Diakses tanggal 2020-08-29. 
  10. ^ Jenkins, Alan (2013-08-28). "An important goal of the 1963 March on Washington remains unfulfilled". TheHill (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-08-29. 
  11. ^ "Voices of the Civil Rights Movement: Reflections on the March on Washington". wsfa.com (dalam bahasa Inggris). 28 Agustus 2020. Diakses tanggal 2020-08-29. 
  12. ^ Bass, Like a Mighty Stream (2002), hal. 31, 34–36
  13. ^ Euchner, Nobody Turn Me Around (2010), hal. 128.
  14. ^ a b "March on Washington for Jobs & Freedom". Veterans of the Civil Rights Movement. 
  15. ^ "The March on Washington and Television News," by William Thomas
  16. ^ Malcolm X (1990) [1965]. Malcolm X Speaks. New York: Grove Weidenfeld. hlm. 14–17. ISBN 0-8021-3213-8. 
Bibliografi
  • Sebuah "Dream" Ingat, ini dengan Jim Lehrer NewsHour
  • Manning Marable dan Leith Mullings, Kebebasan: Sebuah Sejarah Fotografi Perjuangan Afrika Amerika, London: Phaidon, 2002.
  • Kate Tuttle, "bulan Maret di Washington, 1963", Africana: The Encyclopedia of Pengalaman Afrika Amerika dan Afrika, New York: Perseus, 1999.
  • Juan Williams, Eyes on the Prize: Hak Sipil Amerika tahun, 1954-1965 New York: Viking, 1987.

Pranala luar sunting