Pareo atau pareu adalah kain persegi panjang berwarna-warni, bermotif bunga-bunga besar yang dililitkan dan ditalikan ke samping atau di pinggang bagian depan. Kain ini dipakai sebagai rok bawah sekaligus pakaian serba guna di Kepulauan Pasifik.[1] Pereo dipakai wanita, dan kadang-kadang pria, populer sejak tahun 1960-an di Polinesia Prancis dan kepulauan lain di Pasifik yang berkaitan dengan Prancis,[2] Di Samoa, kain serupa disebut lavalava.

Orang Tahiti memakai pareo

Bila dililitkan hingga ke dada dan ditalikan di belakang leher, maka pareo berfungsi sebagai gaun. Ukuran kain lebar kira-kira 100 cm, panjang kira-kira 200 cm. Pareu sebenarnya adalah penemuan abad modern, karena di Polinesia tidak mengenal kain hasil tenunan sebelum tibanya penjelajah Eropa tiba di tempat ini. Tidak ada hewan mamalia yang dapat diambil bulunya atau bahan pengganti kapas.[3]

Sebelum terjadi kontak dengan penjelajah Eropa, pria mengenakan cawat yang disebut hami, sementara wanita mengenakan kain pinggang yang disebut ka'eu. Keduanya dibuat dari tapa (kulit kayu yang dipukul-pukul hingga tipis).[4]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ Hunt, Errol (2003). Rarotonga & the Cook Island. Lonely Planet. hlm. 82. 
  2. ^ Cumming, Valerie (2010). The Dictionary of Fashion History. Berg. hlm. 150. Diakses tanggal 2012-06-29. 
  3. ^ Islands Magazine, 1996 Sep-Oct
  4. ^ Ember, Melvin (2003). Encyclopedia of Sex and Gender: Men and Women in the World's Cultures. Gale. hlm. 636.