Ordo Salutis (Latin : "Order of Salvation"; Jerman "Heilsaneignung"; Belanda "Heilsweg" dan "Orde des Heils"; Inggris "The Way of Salvation" atau Urutan Keselamatan)[1] adalah salah satu konsep berurutan yang ada dalam Doktrin Keselamatan. Menurut Philip Schaff bahwa ordo salutis adalah "istilah dogmatik kristen menunjuk langkah-langkah berurutan oleh pekerjaan Roh Kudus dalam keselamatan."(monergism).[2] Alkitab tidak secara eksplisit memberikan kepada kita susunan yang lengkap tentang keselamatan, Alkitab memberikan kita dasar yang cukup untuk urutan seperti itu. Pendekatannya ada pada pernyataan Paulus di Roma 8:29-30.[1] Beberapa ayat yang merunjuk kepada Ordo Salutis : Roma 8:29-30; Roma 5:1-2; Roma 10:17; Yohanes 1:12; 1 Yohanes 3:9; Yohanes 10:10; dan Efesus 2:1.

Roma 8:29-30 (ITB LAI) :

Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

Pengertian sunting

Menurut Louise Berkhof, memberikan pengertian secara logis (monergism)[3] :

Ordo salutis berbicara tentang proses yang melalui karya keselamatan, yang digenapi dalam Kristus secara subyektif didasari dalam hati orang berdosa. Tujuannya adalah menjabarkan berbagai macam gerakan Roh Kudus dalam penerapan karya penebusan dalam suatu urutan logis dan juga kaitan hubungan yang ada. Tekanannya bukan pada apa yang dilakukan manusia dalam memungkikan terjadinya anugerah Allah, tetapi pada apa yang dilakukan Allah dalam melaksanakannya.[1]

Historis sunting

Menurut sejarah teologi, pada tahun 1737 Jacob Carpox, seorang teolog Lutheran, menciptakan istilah ordo salutis. Akan tetapi banyak teolog, baik Katolik Roma dan Protestan, telah mengusulkan berbagai versi "ordo keselamatan" baik sebelum maupun setelah Carpov.[3][4]

Skema sunting

Dalam Calvinisme sendiri, terdapat beberapa teolog yang menjabarkan ordo salutis ini. Misalnya G. I. Williamson, Louise Berkhof, dan Anthony A. Hoekema.

Menurut G.I. Williamson dalam telaah Pengakuan Iman Westminster(Bab X - XV). Urutannya sebagai berikut :

  1. Panggilan
  2. Lahir Baru / Ciptaan Baru / Regenerasi
  3. Pembenaran
  4. Adopsi
  5. Pengudusan
  6. Konversi (Meliputi pertobatan dan Iman)
  7. Perbuatan Baik
  8. Pemuliaan.
  9. Ketekunan Orang-Orang Kudus.[5]

Menurut Louise Berkhof, Urutan ordo salutis sebagai berikut :

  1. Panggilan
  2. Lahir Baru / Ciptaan Baru / Regenerasi
  3. Pertobatan
  4. Iman
  5. Pembenaran
  6. Penyucian.[6]

Menurut Anthony A Hoekema , Urutan ordo salutis sebagai berikut :

  1. Lahir Baru / Ciptaan Baru / Regenerasi
  2. Konversi (Meliputi Pertobatan dan Iman)
  3. Pembenaran
  4. Pengudusan.
  5. Ketekunan.[7]

Namun, dalam penekanan Hoekema,bahwa proses keselamatan harus dipahami sebagai suatu pengalaman unitaris yang meliputi berbagai aspek yang dimulai dan berlanjut secara stimultan. Hoekema tidak memasukan panggilan dan Pemuliaan, dikarenakan panggilan mendahului proses keselamatan dan pemuliaan merupakan aspek Eskatologi.[7]

Pro dan Kontra sunting

Ada 3 pendekatan yang digunakan untuk masalah "ordo keselamatan" (baik itu pro dan kontra) :

  • Ordo Salutis ada di dalam Alkitab. Pendukung dari konsep ini adalah John Murray,[8] Pengakuan Iman Westminster Bab X - XIII),[9] dan beberapa teolog lainnya.[3]
  • Ordo Salutis tidak secara ekplisit di dalam Alkitab, namun ada. Pendukung dari konsep ini adalah Louis Berkhof[1] dan Anthony A. Hoekema, dan beberapa teolog lainnya.[3]
  • Ordo Salutis tidak ada di dalam Alkitab. Pendukung dari konsep ini adalah Pelagius,[1] Karl Barth, Gerrit Berkouwer,[3] Herman Ridderbos,[10] Otto Weber, dan beberapa teolog lainnya.[11]

Lihat Pula sunting

Referensi sunting

  1. ^ a b c d e Berkhof, Louis (2010). Teologi Sistematika Doktrin Keselamatan (4). Surabaya: Momentum. hlm. 7–9. ISBN 979-8307-14-3. 
  2. ^ Schaff, Philip. "New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge, Vol. VIII: Morality - Petersen". Diakses tanggal 25 Juni 2020. 
  3. ^ a b c d e Hoekema, Anthony Andrew (2006). Diselamatkan oleh Anugerah. Surabaya: Momentum. hlm. 7–13. ISBN 978-979-8131-14-1. 
  4. ^ Ferguson, Sinclair (1988). 'Ordo Salutis,' New Dictionary of Theology. Downers Grove: IVP Academic. hlm. 480. 
  5. ^ Williamson, Gerald Irvin (2017). Pengakuan Iman Westminster. Surabaya: Momentum. hlm. vii, 135–136, 148–149. ISBN 979-8131-23-1. 
  6. ^ Berkhof, 2010. Hlm. 2 - 3
  7. ^ a b Hoekema, 2017, Hlm. vii dan 17 - 18
  8. ^ Murray, John (1999). Penggenapan dan Penerapan Penebusan. Surabaya: Momentum. hlm. 96. 
  9. ^ Letham, Robert (2009). The Westminster Assembly. Phillipsburg:: P&R Publishing. hlm. 242 – 246. 
  10. ^ Ridderbos, Herman (1975). Paul : An Outline of His Theology. Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans. hlm. 44, 205. 
  11. ^ Fesko, John V. (2012). Beyond Calvin: Union with Christ and Justification in Early Modern Reformed 1517 - 1700. Göttingen: Vandenhoeck & Ruprecht GmbH & co. kg. hlm. 53–71.