Ngarep merupakan salah satu istilah bahasa prokem Indonesia yang dipakai untuk mengacu pada kondisi psikologis ketika seseorang sedang berharap akan sesuatu atau memiliki harapan akan sesuatu. Dalam tingkatan yang paling sederhana, kata ngarep dapat digunakan sebagai pengganti kata kerja 'menginginkan', sementara dalam tingkatan yang ekstrem, ngarep sudah sampai pada kebutuhan atau kondisi membutuhkan sesuatu.

Sekalipun dapat ditemui dalam berbagai konteks umum, istilah non-formal ini jauh lebih kental ditemukan dalam konteks pria-wanita dan cinta, yakni secara spesifik berarti keinginan untuk pacaran. Misalkan, "Toni ngarep dengan Gina," yang berarti Toni berharap bisa menjadi pacar Gina. Ngarep lebih daripada sekadar menyukai atau perasaan afeksi. Hal yang paling mendasar dari fenomena ini (bercinta) adalah adanya persepsi akan kehampaan atau ketidaksempurnaan di dalam diri orang yang sedang dilanda perasaan ngarep itu. Jika kebutuhan itu tidak terpenuhi, maka umumnya sang penderita akan mengalami kekacauan emosi.

Secara fisik, ngarep memiliki karakteristik seperti orang kasmaran atau jatuh cinta. Bagi seorang pria yang sedang mendekati lawan jenisnya, kondisi ini dianggap dapat berakibat buruk karena membuat dirinya terlihat tidak memiliki kekuatan apa-apa, seperti tidak laku diinginkan oleh siapapun, dan bahkan melakukan hal-hal yang merugikan dirinya seperti kelewatan melankolis.[1]

Rujukan sunting

Lihat pula sunting

Pranala luar sunting

  1. Hitman System - Solusi Romansa Anda - Situs pengembangan diri khusus pria yang banyak mengupas tentang fenomena ngarep dalam percintaan.
  2. "All About Ngarep - Kesalahan Dalam Bercinta" Diarsipkan 2010-02-09 di Wayback Machine. - Filosofi dibalik ngarep dan pengaruhnya dalam kehidupan.