The Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara

museum di Indonesia
(Dialihkan dari Museum MACAN)

The Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara (bahasa Indonesia: Museum Seni Modern dan Kontemporer di Nusantara) atau Museum MACAN adalah museum seni yang terletak di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Museum ini adalah yang pertama di Indonesia yang memiliki koleksi seni modern dan kontemporer Indonesia dan internasional.[1][2] Museum ini memiliki luas lantai 7.107 meter persegi dengan area tampilan sekitar 4.000 meter persegi.[3] Museum ini termasuk dalam daftar 100 Tempat Terbaik Dunia 2018 yang dirilis oleh majalah Time.[4] Museum Macan dibuka pada November 2017.[5] Pada Februari 2024, Venus Lau ditunjuk sebagai direktur baru menggantikan Aaron Seeto.[6]

Museum MACAN (Modern and Contemporary Art in Nusantara)
The Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara di Jakarta
The Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara
Location within Jakarta
Didirikan07 November 2017 (2017-11-07)
LokasiAKR Tower Level MM, Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, Jakarta
Koordinat6°11′27″S 106°46′04″E / 6.1909071°S 106.767875°E / -6.1909071; 106.767875Koordinat: 6°11′27″S 106°46′04″E / 6.1909071°S 106.767875°E / -6.1909071; 106.767875
JenisMuseum seni
PendiriHaryanto Adikoesoemo
DirekturVenus Lau
Situs webhttps://www.museummacan.org/

Pendirian sunting

Museum Macan didirikan oleh Haryanto Adikoesoemo, seorang kolektor seni yang dikenal sebagai bos PT AKR Corporindo Tbk, sebuah perusahaan di bidang bisnis bahan kimia.[7] Ia memiliki lebih dari 800 karya seni modern dan kontemporer. Setengahnya merupakan karya seniman Indonesia, sedangkan sisanya dari seniman Asia, Amerika, dan Eropa.[8]

Haryanto mengumpulkan karya seni modern dan kontemporer selama lebih dari 25 tahun. Mulanya, ia membeli karya-karya seniman dalam negeri. Belakangan, ia mulai tertarik membeli karya-karya seniman luar negeri setelah melakukan riset serta berdiskusi dengan pemilik galeri dan museum di luar negeri. Ia membeli karya-karya itu dengan membeli langsung dari seniman atau melalui lelang.[9]

Hobi mengoleksi karya seni kemudian mendorong Haryanto mendirikan museum pribadi yang terbuka untuk umum. Rencana itu muncul pada pertengahan 2008, tetapi baru dibahas serius sejak 2012.[10] Ia kemudian menyiapkan tim manajemen museum, yang memiliki tugas utama mengatur agar misi pendidikan yang digagas Haryanto tersampaikan kepada para pengunjung. Awalnya, tim manajemen dipimpin oleh Thomas J. Berghuis, tetapi kemudian digantikan oleh Aaron Seeto pada November 2016.[11][12] Aaron Seeto sebelumnya pernah menjabat sebagai Manajer Kurator Seni Asia dan Pasifik di Queensland Art Gallery and Gallery of Modern Art (QAGOMA) di Australia. Di samping Aaron, juga ada Charles Esche—mantan Direktur Abbemuseum, Belanda—dan Agung Hujatnika, mantan kepala kurator Selasar Sunaryo Art Space, Bandung, sebagai kurator pendamping.[12]

Pembukaan sunting

 
Lukisan karya Raden Saleh yang ada di pameran inaugurasi Museum Macan.

Museum Macan diresmikan pada 3 November 2017 oleh Haryanto Adiekoesoemo.[13] Ketika resmi dibuka, museum ini mengangkat tema spesifik melalui pameran inaugurasi bertajuk “Seni Berubah. Dunia Berubah. Menjelajahi Koleksi Museum of Modern and Contemporary Art in Nusantara”. Pameran tersebut diadakan sepanjang November 2017 hingga Maret 2018. Menampilkan 90 dari 800 koleksi seni milik Haryanto yang dianggap mewakili lintasan sejarah seni Indonesia dari periode sebelum kemerdekaan, setelah kemerdekaan, transisi, hingga globalisasi.[14] Dua lukisan karya Raden Saleh tentang imaji Jalan Raya Pos atau Jalan Daendels juga tampil dalam pameran tersebut.[15] Pameran inaugurasi dengan tema spesifik merupakan bagian dari program museum. Salah satu tujuannya adalah merotasi koleksi seni Haryanto yang ditampilkan di Museum Macan. Selain itu, menurut Fenessa Adiekoesoemo, ketua Yayasan Museum Macan, rotasi itu dilakukan agar para pengunjung tidak cepat bosan.[16]

Sebelum dibuka untuk umum, museum ini menggelar dua kali program First Sight, yakni pada 12 Agustus dan 9 September 2017. Dalam dua kesempatan itu, museum menghadirkan performance art dari seniman dalam dan luar negeri, antara lain Tisna Sanjaya, F. X. Harsono, Melati Suryodarmo, Yin Xiuzhen, Mella Jaarsma, Arahmaiani, Justin Shoulder, dan Herman Chong. Program tersebut digelar tim manajemen untuk memperkenalkan museum kepada publik.[17]

Karya seni sunting

Museum ini menampilkan sekitar 90 karya dari koleksi berjumlah 800 karya seni Indonesia dan kontemporer modern dari seluruh dunia termasuk 'Infinity Mirrored Room' oleh seniman Jepang Yayoi Kusama.[18][19]

Lukisan sunting

Museum ini menampung koleksi lukisan seperti:[20]

  • Great Criticism: Coca-Cola, Wang Guangyi
  • Baguio Market, Fernando C. Amasolo
  • Peta Bali dengan Mata Angin, Miguel Covarrubias
  • Wipe Out #1, FX Harsono
  • China China, Zhu Wei
  • Lanskap Hindia, Raden Saleh
  • Kantor Pos Jawa, Raden Saleh
  • Swallow's Nest, Yayoi Kusama
  • Thought and Method, Xu Bing[21]

Seni pertunjukan dan instalasi sunting

Seni kontemporer dan modern yang ditampilkan oleh museum MACAN tidak terbatas pada lukisan, tetapi juga mencakup gaya kontemporer menggunakan berbagai media, teknik, dan seni instalasi.[22][23]

Berbagai pertunjukan dan instalasi seni yang telah dilakukan di museum ini:[24][25]

  • Art Turns, World Turns, Exploring the Collection of the Museum Macan
  • Seven Stories, Lee Mingwei
  • One Million Years, On Kawara
  • The Past Has Not Passed, Arahmaiani
  • Life Heart Rainbow, Yayoi Kusama
  • Dunia Dalam Berita

Referensi sunting

Catatan kaki sunting

  1. ^ "Indonesia's First International Modern Art Museum to Open in 2017". The New York Times. Diakses tanggal 17 Juni 2019. 
  2. ^ "This New International Modern Art Museum Is A First For Indonesia". Forbes. Diakses tanggal 17 Juni 2019. 
  3. ^ "Museum Macan plans to expand on first anniversary". The Jakarta Post. Diakses tanggal 17 Juni 2019. 
  4. ^ "Museum Macan named one of world's greatest places". The Jakarta Post. Diakses tanggal 27 Agustus 2018. 
  5. ^ Dwi A, Dyah (28 Juli 2017). "Museum MACAN dibuka 4 November 2017". Antara News. Diakses tanggal 17 Mei 2024. 
  6. ^ Fathurrozak (6 Februari 2024). "Babak Baru Museum Macan Bersama Sang Direktur Venus Lau". Media Indonesia.com. Diakses tanggal 19 Mei 2024. 
  7. ^ Prihandoko 2022, hlm. 35–36.
  8. ^ Prihandoko 2022, hlm. 36.
  9. ^ Prihandoko 2022, hlm. 38.
  10. ^ Prihandoko 2022, hlm. 39.
  11. ^ Anonim 2022, hlm. 13.
  12. ^ a b Prihandoko 2022, hlm. 40.
  13. ^ Prihandoko 2022, hlm. 33, 35.
  14. ^ Prihandoko 2022, hlm. 41.
  15. ^ Yuliastuti 2022, hlm. 29.
  16. ^ Prihandoko 2022, hlm. 42, 34.
  17. ^ Prihandoko 2022, hlm. 40–41.
  18. ^ Emont, Jon (27 November 2017). "Thanks to One Man's Collection, Jakarta Now Has a World-Class Museum". Diakses tanggal 5 March 2018 – via NYTimes.com. 
  19. ^ Wang, Jennifer. "Indonesia's Richest 2017: Heir To Chemicals Fortune Brings Modern Art To Indonesia". forbes.com. Diakses tanggal 5 March 2018. 
  20. ^ HUTOMO, HENDHY. "Collection". Museum MACAN (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-12-18. 
  21. ^ "'Beautiful Pessimist' Xu Bing Gets Solo Exhibition at Museum MACAN". Jakarta Globe. Diakses tanggal 17 June 2019. 
  22. ^ "10 Fakta Museum MACAN, Museum Baru di Jakarta yang Instagramable Abis!". IDN Times. Diakses tanggal 27 August 2018. 
  23. ^ "New Modern and Contemporary Art Museum to Enter Jakarta's Art Scene in 2017". Jakarta Globe. Diakses tanggal 27 August 2018. 
  24. ^ Judah, Michael. "Museum MACAN Unveils Three Major Solo Presentations Conceptual Artists - Business Lounge" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-12-18. 
  25. ^ Judah, Michael. "Yayoi Kusama: Life Heart Rainbow - Business Lounge" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-18. Diakses tanggal 2018-12-18. 

Daftar pustaka sunting

  • Anonim (2022). "Nakhoda Baru Museum Macan". Menjelajahi Seni Kontemporer dan Modern di Museum Macan (dalam bahasa Indonesia). Tempo Publishing – via Ipusnas. 
  • Prihandoko (2022). "Tentang Dua Museum". Menjelajahi Seni Kontemporer dan Modern di Museum Macan (dalam bahasa Indonesia). Tempo Publishing – via Ipusnas. 
  • Yuliastuti (2022). "Dari Jalan Raya Pos hingga Sarang Semut". Menjelajahi Seni Kontemporer dan Modern di Museum Macan (dalam bahasa Indonesia). Tempo Publishing – via Ipusnas. 

Pranala luar sunting